Inflasi AS Kembali Memanas, Tembus 3,4 Persen Periode Desember
loading...
A
A
A
JAKARTA - Amerika Serikat mencatatkan kenaikan inflasi sebesar 3,4% year-on-year (yoy) pada periode Desember 2023. Angka itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar 3,2% yoy sekaligus naik dari periode sebelumnya 3,1% yoy.
Data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja juga mencatat inflasi inti (core inflation) yang tidak termasuk komponen pangan dan energi juga naik menjadi 3,9% yoy, meningkat tipis dari konsensus pasar 3,8% yoy, tetapi lebih rendah dari periode November 4,0% yoy.
Secara bulanan, inflasi AS tumbuh 3,4% month-on-month (MoM), lebih tinggi dari sebelumnya 3,1% (MoM). Inflasi inti bulanan juga naik 0,3% MoM.
Salah satu penyumbang inflasi adalah kenaikan harga pangan dan sewa properti. Data malam ini memberi sinyal bahwa perjuangan bank sentral AS atau Federal Resere belum berakhir.
Sebagaimana diketahui, puncak inflasi AS terjadi sebesar 9,1% pada Juni 2022, yang notabene tertinggi dalam 40 tahun terakhir, lalu mulai mendingin sejak saat itu. Mengutip Associated Press, Kamis (11/1), The Fed telah mengerek suku bunga acuan secara agresif sejak Maret 2022, dan memutuskan berhenti pada Juli 2023.
Target Fed tetap sama, yakni inflasi harus masuk di level 2% sebelum berencana untuk memangkas suku bunga acuan. Konsensus pasar masih meyakini lembaga pimpinan Jerome Powell itu akan mulai mengurangsi 25 bps pada Maret 2024.
Data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja juga mencatat inflasi inti (core inflation) yang tidak termasuk komponen pangan dan energi juga naik menjadi 3,9% yoy, meningkat tipis dari konsensus pasar 3,8% yoy, tetapi lebih rendah dari periode November 4,0% yoy.
Secara bulanan, inflasi AS tumbuh 3,4% month-on-month (MoM), lebih tinggi dari sebelumnya 3,1% (MoM). Inflasi inti bulanan juga naik 0,3% MoM.
Salah satu penyumbang inflasi adalah kenaikan harga pangan dan sewa properti. Data malam ini memberi sinyal bahwa perjuangan bank sentral AS atau Federal Resere belum berakhir.
Sebagaimana diketahui, puncak inflasi AS terjadi sebesar 9,1% pada Juni 2022, yang notabene tertinggi dalam 40 tahun terakhir, lalu mulai mendingin sejak saat itu. Mengutip Associated Press, Kamis (11/1), The Fed telah mengerek suku bunga acuan secara agresif sejak Maret 2022, dan memutuskan berhenti pada Juli 2023.
Target Fed tetap sama, yakni inflasi harus masuk di level 2% sebelum berencana untuk memangkas suku bunga acuan. Konsensus pasar masih meyakini lembaga pimpinan Jerome Powell itu akan mulai mengurangsi 25 bps pada Maret 2024.
(nng)