AS Terpukul Imbas Serangan di Laut Merah, Ekspor Anjlok Sampai 1,5%

Sabtu, 13 Januari 2024 - 10:49 WIB
loading...
AS Terpukul Imbas Serangan di Laut Merah, Ekspor Anjlok Sampai 1,5%
Perdagangan global turun dari November hingga Desember 2023 terdampak serangan Laut Merah. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Perdagangan global turun 1,3% dari November hingga Desember 2023 karena serangan militan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah menyebabkan anjloknya volume kargo yang diangkut di wilayah utama tersebut. Hal itu dilaporkan sebuah lembaga ekonomi Jerman.

Saat ini sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari, turun dari sekitar 500.000 per hari di bulan November, kata lembaga IfW Kiel.

"Pengalihan dalam menanggapi serangan tersebut telah menyebabkan perjalanan antara pusat-pusat produksi Asia dan konsumen Eropa memakan waktu hingga 20 hari lebih lama," ujar Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Perdagangan IfW Kiel Julian Hinz, dikutip Reuters, Sabtu (13/1/2024).



Hal ini juga tercermin dalam penurunan angka perdagangan Jerman dan Uni Eropa karena barang-barang yang diangkut masih berada di laut dan belum dibongkar di pelabuhan seperti yang direncanakan.

Raksasa pelayaran seperti Maersk (MAERSKb.CO) dan Hapag-Lloyd (HLAG.DE) telah mengirimkan kapal-kapal mereka dalam perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Tanjung Harapan Afrika Selatan. Militan Houthi yang didukung Iran di Yaman telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di wilayah Teluk dalam beberapa bulan terakhir untuk menunjukkan dukungan mereka kepada militan Hamas yang memerangi Israel di Gaza.



Berdasarkan wilayah, indikator perdagangan IfW Kiel untuk bulan Desember menunjukkan ekspor dari dan impor ke Uni Eropa masing-masing turun 2% dan 3,1%. Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan ekspor sebesar 1,5% dan penurunan impor sebesar 1%, meskipun jalur perdagangan Laut Merah tidak terlalu penting bagi negara tersebut.

Perdagangan China melawan tren ini, dengan ekspor naik 1,3% dan impor naik 3,1%. Lembaga ini mengatakan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh Tahun Baru Imlek.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1396 seconds (0.1#10.140)