Shell Jadi Korban Baru Konflik Laut Merah, Pengiriman Dihentikan Sementara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan raksasa minyak asal Inggris, Shell telah menghentikan, pengiriman melalui rute Laut Merah , tanpa batas waktu yang ditentukan. Dilaporkan oleh Wall Street Journal, keputusan itu diambil menyusul munculnya kekhawatiran menyusul serangan udara AS dan Inggris baru-baru ini terhadap pemberontak Houthi Yaman .
Menurut Wall Street Journal, mengutip dari sumber yang mengetahui tentang masalah tersebut mengungkapkan, perusahaan pada pekan lalu mengambil langkah menghentikan semua pengiriman karena adanya ketakutan bahwa serangan itu bisa memicu tumpahan minyak secara besar-besaran di wilayah tersebut, serta mengancam keselamatan awak kapal.
WSJ juga mengutip pejabat pengiriman yang mengatakan, bahwa pada bulan Desember sebuah kapal tanker yang disewa oleh Shell untuk memindahkan bahan bakar jet India menjadi sasaran pesawat tak berawak (drone) di Laut Merah dan mendapatkan gangguan dari kapal-kapal Houthi.
Keputusan Shell mengikuti jejak banyak perusahaan yang mulai mengalihkan rute pengiriman dari Laut Merah, meski perjalanan menjadi jauh lebih lama. Sebelumnya BP mengumumkan, pada bulan lalu akan menghentikan sementara semua pengiriman melalui Laut Merah, sementara eksportir LNG QatarEnergy melakukan hal serupa minggu lalu.
Seperti diketahui Houthi telah menyerang kapal-kapal yang diduga terkait dengan Israel, sebagai bentuk menunjukkan solidaritas dengan Palestina menyusul eskalasi permusuhan di Gaza.
Namun setelah serangan oleh AS dan Inggris di berbagai situs di Yaman pada akhir pekan kemarin, kelompok militan menyatakan, semua yang terkait dengan AS dan Inggris menjadi "target yang sah,". Mereka juga mengklaim "siapa pun yang berusaha menghalangi kami untuk melakukannya akan gagal."
Sementara itu para ekonom telah memperingatkan bahwa serangan Laut Merah bakal memberikan dampak besar terhadap perdagangan global. Menurut laporan terbaru Kiel Institute, perdagangan dunia anjlok 1,3% dari November hingga Desember 2023 sebagai akibat dari serangan terhadap kapal dagang.
Menurut Wall Street Journal, mengutip dari sumber yang mengetahui tentang masalah tersebut mengungkapkan, perusahaan pada pekan lalu mengambil langkah menghentikan semua pengiriman karena adanya ketakutan bahwa serangan itu bisa memicu tumpahan minyak secara besar-besaran di wilayah tersebut, serta mengancam keselamatan awak kapal.
WSJ juga mengutip pejabat pengiriman yang mengatakan, bahwa pada bulan Desember sebuah kapal tanker yang disewa oleh Shell untuk memindahkan bahan bakar jet India menjadi sasaran pesawat tak berawak (drone) di Laut Merah dan mendapatkan gangguan dari kapal-kapal Houthi.
Keputusan Shell mengikuti jejak banyak perusahaan yang mulai mengalihkan rute pengiriman dari Laut Merah, meski perjalanan menjadi jauh lebih lama. Sebelumnya BP mengumumkan, pada bulan lalu akan menghentikan sementara semua pengiriman melalui Laut Merah, sementara eksportir LNG QatarEnergy melakukan hal serupa minggu lalu.
Seperti diketahui Houthi telah menyerang kapal-kapal yang diduga terkait dengan Israel, sebagai bentuk menunjukkan solidaritas dengan Palestina menyusul eskalasi permusuhan di Gaza.
Namun setelah serangan oleh AS dan Inggris di berbagai situs di Yaman pada akhir pekan kemarin, kelompok militan menyatakan, semua yang terkait dengan AS dan Inggris menjadi "target yang sah,". Mereka juga mengklaim "siapa pun yang berusaha menghalangi kami untuk melakukannya akan gagal."
Sementara itu para ekonom telah memperingatkan bahwa serangan Laut Merah bakal memberikan dampak besar terhadap perdagangan global. Menurut laporan terbaru Kiel Institute, perdagangan dunia anjlok 1,3% dari November hingga Desember 2023 sebagai akibat dari serangan terhadap kapal dagang.
(akr)