Pastikan Keberlanjutan, Perusahaan Tambang Mutlak Terapkan ESG
loading...
A
A
A
Sementara itu, Manager Environmental PT Agincourt Recources (PTAR) Mahmud Subagya mengatakan, pihaknya sejak awal menyadari penuh akan pentingnya menerapkan ESG. Karena itu, tegas dia, ESG menjadi komitmen penuh cucu perusahaan Grup Astra tersebut dalam operasinya.
"Agincourt mengambil enam aspirasi yang difokuskan pada target 2030. Enam target adalah menurunkan emisi GRK sampai 30% pada 2030, manajemen energi yakni 50% bauran EBT di Grup Astra, manajemen air, manajemen limbah pabrik, keberagaman dan inklusivitas karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan," paparnya.
Mahmud mengatakan, upaya mencapai target tersebut memang tidak mudah. Namun, PTAR melakukannya dengan sunguh-sungguh sehingga hasil yang diperoleh cukup signifikan. Dia mencontohkan, perusahaan menekan sumber emisi gas rumah kaca yang paling besar, yakni 20 generator dengan konsumsi 3 juta liter bakar solar dengan listrik dari PLN.
"PTAR membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang kapasitasnya mencapai 2,1 MWp. Kami juga mulai menerapkan smart building sehingga penggunaan energi makin efisien. Untuk operasional, kami juga mencoba menggunakan ekskavator listrik, sambil kita lihat efisiensinya ke depan seerti apa," paparnya.
Mahmud mengakui, upaya-upaya untuk menerapkan ESG tersebut tidak murah. Namun, tegas dia, PTAR memandang hal itu sebagai investasi yang perlu dilakukan untuk keberlanjutan perusahaan ke depan, meski tidak ada benefit secara langsung bagi perusahaan.
"Semuanya memang masih bersifat voluntarily, tidak ada kompensasi secara langsung yang didapatkan. Tapi, benefit yang pasti adalah kami di mata stakeholders adalah perusahaan yang bertanggung jawab serta peduli dengan lingkungan. Dan ini komitmen kami untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan," tegasnya.
"Agincourt mengambil enam aspirasi yang difokuskan pada target 2030. Enam target adalah menurunkan emisi GRK sampai 30% pada 2030, manajemen energi yakni 50% bauran EBT di Grup Astra, manajemen air, manajemen limbah pabrik, keberagaman dan inklusivitas karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan," paparnya.
Mahmud mengatakan, upaya mencapai target tersebut memang tidak mudah. Namun, PTAR melakukannya dengan sunguh-sungguh sehingga hasil yang diperoleh cukup signifikan. Dia mencontohkan, perusahaan menekan sumber emisi gas rumah kaca yang paling besar, yakni 20 generator dengan konsumsi 3 juta liter bakar solar dengan listrik dari PLN.
"PTAR membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang kapasitasnya mencapai 2,1 MWp. Kami juga mulai menerapkan smart building sehingga penggunaan energi makin efisien. Untuk operasional, kami juga mencoba menggunakan ekskavator listrik, sambil kita lihat efisiensinya ke depan seerti apa," paparnya.
Mahmud mengakui, upaya-upaya untuk menerapkan ESG tersebut tidak murah. Namun, tegas dia, PTAR memandang hal itu sebagai investasi yang perlu dilakukan untuk keberlanjutan perusahaan ke depan, meski tidak ada benefit secara langsung bagi perusahaan.
"Semuanya memang masih bersifat voluntarily, tidak ada kompensasi secara langsung yang didapatkan. Tapi, benefit yang pasti adalah kami di mata stakeholders adalah perusahaan yang bertanggung jawab serta peduli dengan lingkungan. Dan ini komitmen kami untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan," tegasnya.
(fjo)