BPDPKS Menjaring Minat Peneliti Lewat Program Grant Riset Sawit

Jum'at, 02 Februari 2024 - 22:59 WIB
loading...
BPDPKS Menjaring Minat...
Call for Proposal Grant Riset Sawit 2024 dibuka oleh Plt. Direktur Penyaluran Dana, Zaid Burhan Ibrahim yang menyampaikan pentingnya dukungan riset untuk keberlanjutan industri Sawit. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar webinar bertajuk 'Call for Proposal Grant Riset Sawit 2024' dalam rangka sosialisasi Program Grant Riset Sawit yang menjadi salah satu program layanan yang berasal dari dana sawit .

Webinar ini bertujuan sebagai sarana penyebaran informasi bahwa Program Grant Riset Sawit telah dibuka kembali oleh BPDPKS untuk menjaring usulan riset sawit dari Lembaga Litbang seluruh Indonesia. Call for Proposal dibuka oleh BPDPKS selama hampir tiga bulan sampai dengan tanggal 17 Maret 2024.



Kegiatan Webinar dihadiri oleh 1.611 peserta dari seluruh wilayah di Indonesia terutama dari universitas dan perguruan tinggi. Antusias peserta yang ikut Webinar ini menunjukkan tingginya minat para peneliti di Indonesia untuk mengikuti Program Pendanaan Riset dari BPDPKS.

Call for Proposal Grant Riset Sawit 2024 dibuka oleh Plt. Direktur Penyaluran Dana, Zaid Burhan Ibrahim yang menyampaikan pentingnya dukungan riset untuk keberlanjutan industri Sawit.

"Penelitian dan Pengembangan harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri Kelapa Sawit saat ini, seperti peningkatan produktivitas/efisiensi, peningkatan aspek sustainability dan awareness terhadap lingkungan dan isu-isu global, dan mendorong penemuan/inovasi produk/pasar baru," terangnya.



Program Penelitian dan Pengembangan Sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir, demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

Disampaikan oleh Zaid bahwa selama berjalannya program penelitian dan pengembangan dari tahun 2015 hingga saat ini, terdapat 329 kontrak perjanjian kerja sama dengan 88 lembaga litbang yang melibatkan 1.202 orang peneliti dan telah menghasilkan 50 paten dan 243 publikasi.

Pada kegitan Webinar ini BPDPKS menghadirkan 2 (dua) orang narasumber, yaitu Prof (Ris) Didiek Hadjar Goenadi yang menyampaikan tentang “Peluang dan Tantangan Riset Kelapa Sawit untuk Mendukung Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan” dan Arfie Thahar, STP., MM., yang menyampaikan tentang “Gambaran Pelaksanaan Program Grant Riset Sawit dan Tata Cara Submit Usulan Riset”.

Sebagai pengantar, Didiek H. Goenadi mengingatkan, kembali betapa pentingnya kelapa sawit Indonesia yang perannya sangat strategis sebagai komoditas pengungkit nilai ekonomi nasional. Sebenarnya, tantangan dan kendala dalam mewujudkan kinerja industri kelapa sawit yang berkelanjutan merupakan sebuah peluang bagi periset/peneliti untuk memberikan solusi.

Dalam pemaparannya, Didiek H. Goenadi menyampaikan bahwa kemajuan riset dan pengembangan di Indonesia memerlukan support system yang baik sehingga hasil riset dapat melewati the valley of death, misalnya dengan bantuan riset pasar (market research) untuk mendapatkan feedback dari pengguna atau calon pengguna.

Oleh karena itu, riset-riset yang didukung oleh BPDPKS adalah sebuah applied research yang sebelumnya telah memiliki proof of concept. “Selain aspek ilmiah dari kegiatan riset tersebut, juga mengedepankan aspek manfaat bagi para pelaku industri kelapa sawit nasional termasuk rekomendasi kebijakan kepada pemerintah yang based on research," imbuhnya.

Selanjutnya, Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar menyampaikan, bahwa BPDPKS telah mengumumkan pembukaan Program Grant Riset Sawit 2024 di laman website resmi BPDPKS. Dalam Pengumuman tersebut, disertakan pula topik-topik riset prioritas yang harapannya dapat menjawab kebutuhan industri kelapa sawit melalui pendekatan yang terdiri dari berbagai bidang yaitu Bioenergi, Biomaterial, Budidaya, Pasca Panen, Lingkungan, Pangan dan Sosial Ekonomi/ICT.

Disampaikan oleh Arfie bahwa penyeleksian proposal dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu seleksi administrasi, seleksi substandi dan seleksi presentasi. Adapun dalam proses penyeleksian ini BPDPKS dibantu oleh Komite Litbang yang bertugas memberikan rekomendasi riset-riset yang akan didanai oleh BPDPKS.

Ditambahkan oleh Arfie bahwa penyampaian usulan riset harus berdasarkan riset-riset prioritas untuk setiap bidang yang telah ditetapkan oleh BPDPKS pada pengumuman. Terdapat beberapa kriteria penilaian proposal oleh Komite Litbang yaitu pernyataan masalah, analisis kesenjangan (ketepatan pendekatan analitik/teknik), program dan kegiatan riset serta dan hasil dan manfaat yang memiliki bobot tertinggi dari semua kriteria penilaian.

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Goenadi di awal, bahwa BPDPKS mengedepankan aspek manfaat berlandaskan hasil ilmiah agar para pemangku kepentingan sawit di berbagai sektor (pemerintah, swasta, industri, asosiasi dan rakyat) dapat memanfaatkan hasil riset program ini.

“BPDPKS berharap hasil webinar ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peserta tentang kelapa sawit dan pentingnya kegiatan riset serta para calon pengusul mendapatkan informasi yang diperlukan sehingga akan didapatkan usulan-usulan riset yang berkualitas sesuai target untuk menjawab kebutuhan industri sawit guna mendukung sustainable palm oil dalam menjawab tantangan-tantangan dalam kebijakan internasional terhadap kelapa sawit," terangnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1629 seconds (0.1#10.140)