Susah Maju, Menteri Teten Sebut Koperasi Berjalan Seperti Andong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untuk menjadi andalan di perekonomian nasional, koperasi di Indonesia masih memiliki banyak tantangan yang harus dilalui. Hal itu diungkap oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki dalam webinar bertema "Masihkah Koperasi Menjadi Andalan?" yang diselenggarakan oleh Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI) dan Inke Maris & Associates, Kamis (13/8/2020).
"Tantangannya, diibaratkan koperasi berjalan seperti andong, sementara korporasi berjalan seperti kereta cepat," ujar Teten di Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Terdata hingga hari ini, partisipasi masyarakat Indonesia untuk berkoperasi masih sebesar 8,41%. Menurut Teten, angka ini masihlah sangat rendah dibandingkan persentase negara lain dalam skala global yang sebesar 16,31%. ( Baca juga:Bersedia Jadi Mentor Politik Gibran, Ini Penjelasan Zulkifli Hasan )
"Secara global pun, masih sangat kecil angka partisipasinya. Proporsi pelaku UMKM Indonesia sektor pangan sebesar 51,2%, namun kelembagaan ekonomi petani yang berbentuk koperasi masih sebanyak 13.821 unit atau 11,23% dari total koperasi aktif," ungkapnya.
Dia mengatakan, untuk mendorong koperasi menjadi besar, koperasi harus bergerak dalam satu playing field dengan korporasi.
"Koperasi harus menjadi bibit usaha yang menarik untuk investor. Yang berarti, harus ada pembenahan dalam sistem manajerial koperasi juga, sehingga orang bisa tertarik untuk menaruh simpanan, berinvestasi, atau bahkan menjadi anggota koperasi," tutur Teten.
"Tantangannya, diibaratkan koperasi berjalan seperti andong, sementara korporasi berjalan seperti kereta cepat," ujar Teten di Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Terdata hingga hari ini, partisipasi masyarakat Indonesia untuk berkoperasi masih sebesar 8,41%. Menurut Teten, angka ini masihlah sangat rendah dibandingkan persentase negara lain dalam skala global yang sebesar 16,31%. ( Baca juga:Bersedia Jadi Mentor Politik Gibran, Ini Penjelasan Zulkifli Hasan )
"Secara global pun, masih sangat kecil angka partisipasinya. Proporsi pelaku UMKM Indonesia sektor pangan sebesar 51,2%, namun kelembagaan ekonomi petani yang berbentuk koperasi masih sebanyak 13.821 unit atau 11,23% dari total koperasi aktif," ungkapnya.
Dia mengatakan, untuk mendorong koperasi menjadi besar, koperasi harus bergerak dalam satu playing field dengan korporasi.
"Koperasi harus menjadi bibit usaha yang menarik untuk investor. Yang berarti, harus ada pembenahan dalam sistem manajerial koperasi juga, sehingga orang bisa tertarik untuk menaruh simpanan, berinvestasi, atau bahkan menjadi anggota koperasi," tutur Teten.
(uka)