Produk Digital Dongkrak 40% Pendapatan Perusahaan di 2026, Suplai Talenta Perlu DiGenjot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan fenomena penangguhan rekrutmen pegawai masih membayangi berbagai sektor usaha secara global termasuk industri teknologi dan digital. Di sisi lain, berdasarkan riset McKinsey dan Bank Dunia, antara 2015-2030 Indonesia butuh 600.000 talenta digital per tahun.
Binar Impact Report 2023 mengungkapkan, produk digital akan meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 40% pada 2026. Namun, kesenjangan keterampilan digital akan membatasinya antara lain akibat kurangnya investasi pelatihan di tempat kerja, kekurangan lulusan teknik informatika berkualitas dan minimnya peluang peningkatan keterampilan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Di era teknologi dan kecerdasan buatan (AI) saat ini, perubahan cepat dalam pasar tenaga kerja, dampak perubahan iklim, dan transisi demografi, membuat pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) kian krusial," tulis laporan ini.
Dalam tujuh tahun terakhir, Binar telah memfasilitasi lifelong learning bagi para profesional Indonesia dan masyarakat luas agar mampu lebih bersaing di era digital melalui platform diklat online. Hingga 2023, lebih dari 180.000 talenta digital telah mengikuti program dari berbagai produk Binar antara lain kursus dan pelatihan lewat website maupun aplikasi.
"Artinya, setiap tahun dari kami lahir 30.000 talenta digital berkualitas yang siap membantu perekonomian Indonesia. Itu 5% dari kebutuhan talenta digital Indonesia per tahun," ungkap CEO BINAR Alamanda Shantika dalam laporan tersebut. Sekitar 80% lulusan terserap dunia kerja dengan masa tunggu rata-rata 60 hari. Beberapa di antaranya berkarir di mancanegara.
Hingga kini, dalam agenda mengubah dan mempercepat berbagai sektor ke era digital, Binar telah memiliki lebih dari 1.100 mitra dari kalangan pemerintahan, perguruan tinggi maupun perusahaan swasta berbagai sektor seperti keuangan-perbankan, ritel hingga telekomunikasi.
Binar Impact Report 2023 mengungkapkan, produk digital akan meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 40% pada 2026. Namun, kesenjangan keterampilan digital akan membatasinya antara lain akibat kurangnya investasi pelatihan di tempat kerja, kekurangan lulusan teknik informatika berkualitas dan minimnya peluang peningkatan keterampilan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Di era teknologi dan kecerdasan buatan (AI) saat ini, perubahan cepat dalam pasar tenaga kerja, dampak perubahan iklim, dan transisi demografi, membuat pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) kian krusial," tulis laporan ini.
Dalam tujuh tahun terakhir, Binar telah memfasilitasi lifelong learning bagi para profesional Indonesia dan masyarakat luas agar mampu lebih bersaing di era digital melalui platform diklat online. Hingga 2023, lebih dari 180.000 talenta digital telah mengikuti program dari berbagai produk Binar antara lain kursus dan pelatihan lewat website maupun aplikasi.
"Artinya, setiap tahun dari kami lahir 30.000 talenta digital berkualitas yang siap membantu perekonomian Indonesia. Itu 5% dari kebutuhan talenta digital Indonesia per tahun," ungkap CEO BINAR Alamanda Shantika dalam laporan tersebut. Sekitar 80% lulusan terserap dunia kerja dengan masa tunggu rata-rata 60 hari. Beberapa di antaranya berkarir di mancanegara.
Hingga kini, dalam agenda mengubah dan mempercepat berbagai sektor ke era digital, Binar telah memiliki lebih dari 1.100 mitra dari kalangan pemerintahan, perguruan tinggi maupun perusahaan swasta berbagai sektor seperti keuangan-perbankan, ritel hingga telekomunikasi.
(fjo)