Bank Sentral Israel Tahan Suku Bunga di 4,5% Saat Ekonomi Melemah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Bank of Israel mempertahankan suku bunga stabil pada hari, Senin (26/2) kemarin waktu setempat setelah sebelumnya memangkas seperempat poin pada bulan Januari. Bank sental mengambil pendekatan hati-hati, bahkan ketika ekonomi Israel melemah sebagai akibat dari perang melawan kelompok militan Palestina Hamas.
Analis yang disurvei oleh Reuters terpecah menjadi dua menjelang keputusan tersebut, dimana tujuh di antaranya memproyeksikan tidak ada perubahan dan tujuh lainnya memprediksi pengurangan 25 basis poin.
Bank sentral memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di 4,5%.
Sebelum pemotongan pada Januari, bank sentral telah menaikkan suku bunga 10 kali berturut-turut dalam siklus pengetatan agresif dari level terendah sepanjang masa 0,1% pada April 2022, sebelum berhenti Juli lalu.
Sementara itu inflasi Israel turun menjadi 2,6% pada bulan Januari, untuk masih berada dalam kisaran target tahunan 1%-3%.
Ekonomi Israel diketahui mengalami kontraksi sebesar 19,4% secara tahunan pada kuartal IV, mencerminkan efek dari perang berkepanjangan. Penurunan tajam melebihi perkiraan didorong oleh merosotnya konsumsi swasta sebesar 26,9% seiring kepercayaan yang anjlok setelah serangan 7 Oktober dan sektor rumah tangga mengurangi pengeluaran.
Selain itu investasi bisnis anjlok 67,8% dan ekspor turun 18,3%. "Didorong oleh hampir terhentinya pembangunan tempat tinggal akibat panggilan militer dan pengurangan pekerja," menurut Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics dilansir CNN.
"Pertumbuhan PDB selama 2024 secara keseluruhan sekarang tampaknya akan menjadi salah satu tingkat terlemahnya," kata Peach dalam sebuah catatan Senin.
Tahun lalu, ekonomi Israel tumbuh 2%, menurut kantor statistik.
Shekel Israel sedikit melemah setelah rilis data diperdagangkan sekitar 3,62 terhadap dolar AS. Tetapi mata uang telah pulih sejak jatuh sangat tajam setelah serangan Oktober, sebagian berkat dukungan dari bank sentral.
Analis yang disurvei oleh Reuters terpecah menjadi dua menjelang keputusan tersebut, dimana tujuh di antaranya memproyeksikan tidak ada perubahan dan tujuh lainnya memprediksi pengurangan 25 basis poin.
Bank sentral memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di 4,5%.
Sebelum pemotongan pada Januari, bank sentral telah menaikkan suku bunga 10 kali berturut-turut dalam siklus pengetatan agresif dari level terendah sepanjang masa 0,1% pada April 2022, sebelum berhenti Juli lalu.
Sementara itu inflasi Israel turun menjadi 2,6% pada bulan Januari, untuk masih berada dalam kisaran target tahunan 1%-3%.
Ekonomi Israel diketahui mengalami kontraksi sebesar 19,4% secara tahunan pada kuartal IV, mencerminkan efek dari perang berkepanjangan. Penurunan tajam melebihi perkiraan didorong oleh merosotnya konsumsi swasta sebesar 26,9% seiring kepercayaan yang anjlok setelah serangan 7 Oktober dan sektor rumah tangga mengurangi pengeluaran.
Selain itu investasi bisnis anjlok 67,8% dan ekspor turun 18,3%. "Didorong oleh hampir terhentinya pembangunan tempat tinggal akibat panggilan militer dan pengurangan pekerja," menurut Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics dilansir CNN.
"Pertumbuhan PDB selama 2024 secara keseluruhan sekarang tampaknya akan menjadi salah satu tingkat terlemahnya," kata Peach dalam sebuah catatan Senin.
Tahun lalu, ekonomi Israel tumbuh 2%, menurut kantor statistik.
Shekel Israel sedikit melemah setelah rilis data diperdagangkan sekitar 3,62 terhadap dolar AS. Tetapi mata uang telah pulih sejak jatuh sangat tajam setelah serangan Oktober, sebagian berkat dukungan dari bank sentral.
(akr)