Ratusan Ibu-ibu Antusias Ikut Edukasi Pasar Modal di Kota Malang
loading...
A
A
A
MALANG - Ratusan ibu-ibu dan perempuan di Kota Malang mendapat materi investasi pasar modal. Para perempuan ini mendapatkan sosialisasi dari beberapa stakeholder mulai dari Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) dari Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan Halimatus Sa'diyah, Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur Cita Meilisa dan Dewan Eksekutif Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) Mauldy R. Makmur.
Tampak para antusiasme dari para ibu-ibu mengikuti materi mengenai 'Sosialisasi Perempuan Malang Cerdas Berinvestasi di Pasar Modal'. Mereka hadir dari berbagai kalangan mulai dari ibu rumah tangga, beberapa pelaku usaha kecil menengah (UMM), dan karyawan.
MNC Asset Management sebagai bagian dari pelaku investasi dan reksa dana juga turut membuka stan atau booth dalam acara sosialisasi di Kantor OJK, Malang, Kamis sore (29/2/2024). MNC Asset terpanggil memenuhi undangan dari APRDI, demi memberikan edukasi ke para ibu-ibu di Malang.
Jeffrey Hendrik, selaku Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia menyebut, bursa saham Indonesia menjadi yang terbesar di kawasan ASEAN, sudah waktunya orang Indonesia yang ikut banyak lagi. Maka perlu adanya sosialisasi dan edukasi pengetahuan mengenai pasar modal, investasi dan segala jenisnya, termasuk kepada para ibu-ibu perempuan di Malang.
"Bursa saham Indonesia terbesar di kawasan ASEAN, sudah waktunya orang Indonesia yang ikut banyak lagi. Supaya selesai kegiatan ini bisa melindungi diri dan keluarga, bisa jadi investor, dan ikut menikmati pertumbuhan pasar modal kita. Nanti yang ada di sini menyampaikan ke ibu-ibu yang ada di Malang lainnya mengedukasi," ujar Jeffrey Hendrik, saat memberikan sambutan, pada Kamis sore (29/2/2024).
Sosialisasi ini juga disebut Jeffrey, memberikan perlindungan ke masyarakat karena saat ini marak adanya penipuan berkedok investasi. Di tengah mulai potensi pasar modal Indonesia yang bisa tumbuh dari Rp 7 triliun hingga triliunan rupiah.
"Banyak penipuan berkedok investasi. Waktu awal covid, tiap hari ngangkatin penipu, tapi korban tetap berjatuhan, agar ibu-ibu punya cara sendiri investasi benar dan investasi yang bodong seperti apa, melindungi keuangan keluarga, supaya keuangan menjadi bertumbuh dan jadi sejahtera," jelasnya.
Sementara itu, Winarti ibu asal Kelurahan Lowokwaru, Kota Malang menyatakan, tertarik mengikuti sosialisasi investasi di pasar modal karena banyaknya isu perihal penipuan dan kerugian, akibat investasi dari pihak-pihak tak bertanggungjawab.
"Dari sana (adanya penipuan - penipuan) membuat kami itu tertarik pengen tahu, kayak apa sih itu investasi, bagaimana resikonya, kalau untuk ibu-ibu rumah tangga kayak saya, apa bisa ikut," ujar Winarti.
Hal serupa disampaikan Endang yang mengaku memang beberapa kali mendengar investasi, tapi masih agak ragu mendengar adanya beberapa berita dan informasi perihal penipuan. Sebab sebagai perempuan karier, ia tak ingin uang yang dikumpulkan dan diinvestasikan raib begitu saja.
"Sekarang ini kan banyak investasi-investasi bodong, penipuan berkedok investasi. Pengen tahu lebih dalam kayak apa sih cara membedakan yang legal dan ilegal itu," ucap Endang.
Tampak para antusiasme dari para ibu-ibu mengikuti materi mengenai 'Sosialisasi Perempuan Malang Cerdas Berinvestasi di Pasar Modal'. Mereka hadir dari berbagai kalangan mulai dari ibu rumah tangga, beberapa pelaku usaha kecil menengah (UMM), dan karyawan.
MNC Asset Management sebagai bagian dari pelaku investasi dan reksa dana juga turut membuka stan atau booth dalam acara sosialisasi di Kantor OJK, Malang, Kamis sore (29/2/2024). MNC Asset terpanggil memenuhi undangan dari APRDI, demi memberikan edukasi ke para ibu-ibu di Malang.
Jeffrey Hendrik, selaku Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia menyebut, bursa saham Indonesia menjadi yang terbesar di kawasan ASEAN, sudah waktunya orang Indonesia yang ikut banyak lagi. Maka perlu adanya sosialisasi dan edukasi pengetahuan mengenai pasar modal, investasi dan segala jenisnya, termasuk kepada para ibu-ibu perempuan di Malang.
"Bursa saham Indonesia terbesar di kawasan ASEAN, sudah waktunya orang Indonesia yang ikut banyak lagi. Supaya selesai kegiatan ini bisa melindungi diri dan keluarga, bisa jadi investor, dan ikut menikmati pertumbuhan pasar modal kita. Nanti yang ada di sini menyampaikan ke ibu-ibu yang ada di Malang lainnya mengedukasi," ujar Jeffrey Hendrik, saat memberikan sambutan, pada Kamis sore (29/2/2024).
Sosialisasi ini juga disebut Jeffrey, memberikan perlindungan ke masyarakat karena saat ini marak adanya penipuan berkedok investasi. Di tengah mulai potensi pasar modal Indonesia yang bisa tumbuh dari Rp 7 triliun hingga triliunan rupiah.
"Banyak penipuan berkedok investasi. Waktu awal covid, tiap hari ngangkatin penipu, tapi korban tetap berjatuhan, agar ibu-ibu punya cara sendiri investasi benar dan investasi yang bodong seperti apa, melindungi keuangan keluarga, supaya keuangan menjadi bertumbuh dan jadi sejahtera," jelasnya.
Sementara itu, Winarti ibu asal Kelurahan Lowokwaru, Kota Malang menyatakan, tertarik mengikuti sosialisasi investasi di pasar modal karena banyaknya isu perihal penipuan dan kerugian, akibat investasi dari pihak-pihak tak bertanggungjawab.
"Dari sana (adanya penipuan - penipuan) membuat kami itu tertarik pengen tahu, kayak apa sih itu investasi, bagaimana resikonya, kalau untuk ibu-ibu rumah tangga kayak saya, apa bisa ikut," ujar Winarti.
Hal serupa disampaikan Endang yang mengaku memang beberapa kali mendengar investasi, tapi masih agak ragu mendengar adanya beberapa berita dan informasi perihal penipuan. Sebab sebagai perempuan karier, ia tak ingin uang yang dikumpulkan dan diinvestasikan raib begitu saja.
"Sekarang ini kan banyak investasi-investasi bodong, penipuan berkedok investasi. Pengen tahu lebih dalam kayak apa sih cara membedakan yang legal dan ilegal itu," ucap Endang.
(nng)