Gunakan Risha, Rehabilitasi Rumah di Lombok Tuntas 1-2 Tahun

Selasa, 21 Agustus 2018 - 20:01 WIB
Gunakan Risha, Rehabilitasi Rumah di Lombok Tuntas 1-2 Tahun
Gunakan Risha, Rehabilitasi Rumah di Lombok Tuntas 1-2 Tahun
A A A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan, rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga yang rusak akibat gempa di Lombok akan selesai dalam waktu satu tahun.

Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang akan digunakan memungkinkan proses rekonstruksi berlangsung lebih cepat.

Teknologi Risha menggunakan sistem modular sehingga mudah dipasang dan lebih cepat penyelesaiannya dibandingkan konstruksi rumah konvensional. Biayanya juga terjangkau, mudah dipindahkan karena knock down, tahan gempa dan dapat dimodifikasi menjadi bangunan kantor, puskesmas, rumah sakit, sekolah, dan lainnya.

"Dengan ukuran tipe 36 dan biaya tiap 1 m2 sekitar Rp1,5 juta maka biaya yang dibutuhkan sekitar Rp50 juta per unit rumah. Untuk komponen paling mahalnya yakni besi dan semen, akan dipasok oleh BUMN untuk memastikan harga pembangunannya sama. Kami pasti instruksikan untuk gunakan komponen dari dalam negeri," ujar Danis dalam keterangan resmi, Selasa (21/8/2018).

Menurut dia, sudah dimulai pembangunan 20 unit Risha dan empat Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN) yang akan digunakan sebagai rumah petugas, mushala dan rumah sakit yang sifatnya sementara. Dari hasil identifikasi sementara sekitar 78 fasilitas publik dan 36.000 rumah mengalami rusak berat dan diperlukan waktu untuk rekonstruksi bangunan permanennya sekitar dua tahun.

Danis menambahkan, sebagai prioritas utama untuk membantu kebutuhan dasar masyarakat, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 - Ditjen Sumber Daya Air telah memfungsikan sebanyak 44 titik sumur bor dan pompa air tanah (PAT) dengan kapasitas 15-20 liter/detik yang tersebar di 5 titik di Kabupaten Lombok Timur dan 39 titik di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
"Sistem transmisi dan distribusi air perpipaan PDAM di Kecamatan Tanjung sampai Senggigi juga sudah hidup dan dimanfaatkan masyarakat," ujarnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6205 seconds (0.1#10.140)