Mengungkap Misi Ambisius Ekonomi China, Tahun Ini Target Tumbuh 5%

Jum'at, 08 Maret 2024 - 06:57 WIB
loading...
Mengungkap Misi Ambisius...
China memasang target pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) untuk tahun 2024 ditetapkan pada sekitar level 5% yang dinilai ambisius atau terlalu berani. Foto/Dok
A A A
BEIJING - China memasang target pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) untuk tahun 2024 ditetapkan pada sekitar level 5%. Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri China Li Qiang saat pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional di Beijing.

Saat meluncurkan program pembangunan ekonomi China pada Selasa kemarin, Ia menjanjikan langkah-langkah perbaikan model pertumbuhan nasional dan meredam risiko kebangkrutan sektor properti.



Li juga mencatat, bahwa pemerintah bakal berupaya menurunkan jumlah pengangguran di perkotaan menjadi 5,5% dan berencana untuk menciptakan 12 juta lapangan kerja baru. Ditambah serta menetapkan target inflasi konsumen sebesar 3%.

Beberapa ekonom memandang, target China pada 2024 yang mirip dengan tahun lalu dinilai agak berani mengingat Negeri berjuluk Tirai Bambu itu masih berjuang dengan deflasi, utang, serta krisis real estat yang melumpuhkan.

"Dibandingkan dengan tahun lalu, target pertumbuhan sekitar 5% masih relatif ambisius, terutama mengingat pemulihan pasca-Covid China yang belum berjalan penuh. Tantangan datang dari sektor properti, deflasi berulang, hingga berkurangnya kepercayaan bisnis dan konsumen," ungkap Neil Thomas dan Jing Qian dari Pusat Analisis China kepada South China Morning Post.



Ia juga mengakui, bahwa deretan hambatan yang dihadapi tersebut membuat China kesulitan menuju pemulihan pascapandemi. "Faktor eksternal telah berdampak negatif terhadap pembangunan negara kita," ungkapnya.

Namun Ia juga menekankan bahwa industri nasional telah membuat kemajuan, meskipun di tengah tantangan. "Misalnya manufaktur mobil China sekarang menyumbang 60% dari pasar global," katanya.

Untuk mencapai target tahun ini, Li mengatakan, bahwa pemerintah perlu mengambil sikap fiskal "proaktif" dan memberlakukan kebijakan moneter secara "hati-hati" termasuk melalui peningkatan lapangan kerja dan pendapatan serta meredakan risiko yang disebabkan oleh utang yang ada.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)