Brexit Tanpa Kesepakatan, Harga Rumah di Inggris Terancam Jatuh

Minggu, 16 September 2018 - 17:02 WIB
Brexit Tanpa Kesepakatan, Harga Rumah di Inggris Terancam Jatuh
Brexit Tanpa Kesepakatan, Harga Rumah di Inggris Terancam Jatuh
A A A
LONDON - Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney memperingatkan kabinet Inggris bahwa apabila Brexit tidak mencapai kata sepakat, maka efeknya bisa menghantam harga rumah. Bahkan imbasnya terang dia, kemungkinan besar menjalar ke sektor keuangan lainnya seiring kondisi perekonomian.

Dilansir BBC, hal ini disampaikan saat Mark Carney bertemu para menteri senior pada tengah pekan kemarin untuk membahas seputar risiko serta dampak negosiasi berkepanjangan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) alias Brexit. Skenario terburuk yakni harga rumah bisa jatuh sebesar 35% selama tiga tahun, menurut seorang sumber kepada BBC.
(Baca Juga: Mark Carney Tetap Jabat Gubernur Bank of England Hingga 2020Peringatan itu seperti menguatkan beberapa komentar sebelumnya dari Bank Dunia. Sementara itu Bank of England secara rutin melakukan "stress test" untuk memeriksa apakah sistem perbankan dapat menahan guncangan keuangan yang ekstrim. Terbaru akan dilakukan pada bulan November, saat dikatakan penurunan rumah bisa mencapai 33% sebagai bagian dalam skenario terburuk.

Beberapa laporan mengatakan, bahwa Gubernur Bank Sentral juga menerangkan pada pertemuan Downing Street bahwa suku bunga hipotek bisa berputar, mata uang pounds bisa ambruk diikuti kenaikan inflasi, serta pemilik rumah yang tak terhitung jumlahnya dalam ekuitas negatif. Berbicara di Dublin, Carney mengutarakan, stress test bertujuan untuk memastikan bank-bank terbesar Inggris bisa terus memenuhi kebutuhan negara bahwa ketika Brexit berimbas buruk.

"Tugas kami, bagaimanapun mengharapkan yang terbaik. Tetapi kami juga harus bersiap dengan yang terburuk," tambahnya. Seperti diketahui Carney, baru saja setuju untuk tetap menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Inggris sampai dengan 2020, meski sempat mendapatkan kritikan keras sebelumnya.

Sementara Pakar properti independen Henry Pryor juga memperingatkan, harga rumah kemungkinan akan jatuh pada paruh pertama tahun 2019. Pasalnya banyak orang menunda pembelian di tengah ketidakpastian Brexit, sementara jumlah penjual, "didorong oleh kematian, utang dan perceraian" akan tetap hampir sama.

Setelah pertemuan Downing Street, juru bicara resmi Perdana Menteri mengatakan para menteri tetap yakin dengan tercapainya kesepakatan Brexit. Akan tetapi mereka juga setuju untuk mempersiapkan atau "meningkatkan" perencanaan di luar skenario. "Pemerintah sebagai yang bertanggung jawab, perlu merencanakan setiap kemungkinan. Kabinet setuju bahwa tidak ada kesepakatan tetap merupakan skenario bisa saja atau tidak dalam waktu enam bulan," kata juru bicara itu.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7363 seconds (0.1#10.140)