Simak!, Ini Lima Program Strategis Dalam Pidato Kenegaraan Jokowi

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 10:30 WIB
loading...
A A A
Pertamina sudah bekerja sama dengan para peneliti dan berhasil menciptakan katalis untuk pembuatan D100, yaitu bahan bakar diesel yang 100 persen dibuat dari minyak kelapa sawit, yang kini sedang diuji produksi di dua kilang milik Indonesia. Hal itu, lanjut Jokowi, akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari.

Hilirisasi bahan mentah yang lain pun terus dilakukan secara besar-besaran. Batu bara diolah menjadi methanol dan gas. Beberapa kilang dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, dan sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang memasok produk industri hilir bernilai tinggi.

Bahkan, bijih nikel telah bisa diolah menjadi ferro nikel, stainless steel slab, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium. Hal ini akan memperbaiki defisit transaksi berjalan, meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil. Hal ini akan membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium, mobil listrik dunia, dan produsen teknologi di masa depan.

Kelima, Kawasan Industri

Jokowi menyebut, prinsip penguatan digunakan untuk membangun kawasan-kawasan industri lainnya, seperti pembangunan super koridor ekonomi pantai Utara Jawa. Dia bilang, kawasan Industri Batang, Subang, dan Majalengka sedang dikembangkan dalam waktu singkat, dirancang untuk mampu mengundang investasi berkualitas, yang bersinergi dengan UMKM agar dapat memberikan nilai tambah signifikan untuk perekonomian nasional, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

"Kawasan industri serupa juga akan dibangun di berbagai daerah di seluruh Indonesia, yang selalu bersinergi dengan kewirausahaan masyarakat dan UMKM, untuk menyediakan kesempatan kerja bagi generasi muda yang belum bekerja, dan meningkatkan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri," kata dia.

Oleh karena itu, ekosistem nasional yang kondusif bagi perluasan kesempatan kerja yang berkualitas akan dibangun pihaknya. Bahkan, penataan regulasi harus dilakukan. Regulasi yang tumpang tindih, yang merumitkan, yang menjebak semua pihak dalam risiko akan disudahi pemerintah.
(akr)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2244 seconds (0.1#10.140)