Dari Jualan Kopi di Gerobak, Kini Yuni Punya Warung Kelontong karena KUR BRI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wajah Yuni semringah. Kini dia tak hanya berjualan kopi, indomie dan minuman ringan dari gerobak di depan rumahnya. Memanfaatkan sepetak ruangan di samping rumahnya di kawasan Tebet Jakarta Selatan, Yuni kini bisa sedikit menepuk dada karena sudah bisa membuka usaha warung kelontong.
Meski sederhana, warung sekaligus toko kelontong Yuni saat ini sudah banayak menjadi pilihan para tetangganya untuk berbelanja. Yuni mengakui, peningkatan usahanya dari sekadar menjajakan kopi, indomie dan minuman ringan menjadi usaha toko kelontong semuanya karena pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI. Tepatnya dua tahun lalu, dia memberanikan dirinya mengajukan pinjaman KUR Mikro .
“Saya khan kebetulan sudah lama menjadi nasabah BRI. Saat itu pas ngobrol-ngobrol dengan orang BRI saya ditawari untuk pinjaman KUR Mikro. Kebetulan saat itu memang saya lagi butuh modal buat ngembangin usaha warung kopi dan minuman gerobak saya,” tutur perempuan bernama lengkap Nurwahyuni kepada Sindonews di warungnya Jalan Bukit Duri Pangkalan, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet Jakarta Selatan, Senin (18/3/2024).
Menurut Yuni saat itu dirinya mengajukan pinjaman KUR Mikro sebesar Rp15 juta. Berbekal KTP dan surat keterangan usaha, proses pengajuan KUR Mikro Yuni di BRI berjalan lancar dan hanya butuh waktu sehari.
Kemudahan dan kelancaran proses pengajuan KUR Mikro tersebut juga didukung karena Yuni bersatus sebagai Agen BRILink sehingga data-data tentang dirinya sudah terkoneksi di semua unit BRI dan tidak butuh waktu proses verifikasi yang lama.
Sebagian besar dana pinjaman tersebut digunakannya untuk mendirikan warung kelontong lengkap dengan isinya antara lain rokok, berbagai jenis makanan ringan, minuman dingin dan sejumlah kebutuhan rumah tangga dari plastik.
Lokasi warung kelontong Yuni yang berada di pinggir jalan dan bersebelahan dengaan deretan usaha rumahan mebel membuat warung kelontongnya tak pernah sepi pembeli.
Sesekali terlihat buruh mebel yang menyambangi warungnya untuk sekadar membeli kopi ataupun rokok. Meski telah memiliki warung kelontong, Yuni juga tetap mempertahankan usaha jualan kopi dan indomie rebus di gerobak.
Dirinya beralasan usaha berjualan kopi dan juga indomie selama ini sudah memiliki pelanggan yakni para buruh usaha rumahan mebel.
Meski sederhana, warung sekaligus toko kelontong Yuni saat ini sudah banayak menjadi pilihan para tetangganya untuk berbelanja. Yuni mengakui, peningkatan usahanya dari sekadar menjajakan kopi, indomie dan minuman ringan menjadi usaha toko kelontong semuanya karena pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI. Tepatnya dua tahun lalu, dia memberanikan dirinya mengajukan pinjaman KUR Mikro .
“Saya khan kebetulan sudah lama menjadi nasabah BRI. Saat itu pas ngobrol-ngobrol dengan orang BRI saya ditawari untuk pinjaman KUR Mikro. Kebetulan saat itu memang saya lagi butuh modal buat ngembangin usaha warung kopi dan minuman gerobak saya,” tutur perempuan bernama lengkap Nurwahyuni kepada Sindonews di warungnya Jalan Bukit Duri Pangkalan, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet Jakarta Selatan, Senin (18/3/2024).
Menurut Yuni saat itu dirinya mengajukan pinjaman KUR Mikro sebesar Rp15 juta. Berbekal KTP dan surat keterangan usaha, proses pengajuan KUR Mikro Yuni di BRI berjalan lancar dan hanya butuh waktu sehari.
Kemudahan dan kelancaran proses pengajuan KUR Mikro tersebut juga didukung karena Yuni bersatus sebagai Agen BRILink sehingga data-data tentang dirinya sudah terkoneksi di semua unit BRI dan tidak butuh waktu proses verifikasi yang lama.
Sebagian besar dana pinjaman tersebut digunakannya untuk mendirikan warung kelontong lengkap dengan isinya antara lain rokok, berbagai jenis makanan ringan, minuman dingin dan sejumlah kebutuhan rumah tangga dari plastik.
Lokasi warung kelontong Yuni yang berada di pinggir jalan dan bersebelahan dengaan deretan usaha rumahan mebel membuat warung kelontongnya tak pernah sepi pembeli.
Sesekali terlihat buruh mebel yang menyambangi warungnya untuk sekadar membeli kopi ataupun rokok. Meski telah memiliki warung kelontong, Yuni juga tetap mempertahankan usaha jualan kopi dan indomie rebus di gerobak.
Dirinya beralasan usaha berjualan kopi dan juga indomie selama ini sudah memiliki pelanggan yakni para buruh usaha rumahan mebel.