Tadashi Yanai, Orang Terkaya di Jepang yang Dukung Palestina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tadashi Yanai, seorang miliarder dan tokoh penting di sektor ritel di Jepang. Yanai mengukuhkan statusnya sebagai orang terkaya di Jepang dengan kekayaan bersih sebesar USD35,4 miliar sebuah peningkatan yang luar biasa sebesar 50%.
Lonjakan penjualan di fast retailing, perusahaan induk dari jaringan pakaian terkenal di seluruh dunia, Uniqlo, memainkan peran penting dalam pendakian Yanai yang luar biasa menggarisbawahi kehebatannya dalam memimpin kerajaan ritel ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menyitir CEOWorld Magazine, perusahaan pakaian ritel Yanai yang terdaftar di Tokyo, Fast Retailing, mencakup portofolio merek yang beragam, termasuk Theory, Helmut Lang, J Brand, dan GU.
Dengan laba bersih yang dilaporkan sebesar USD1,2 miliar dari pendapatan sebesar USD17 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada Agustus 2022, Fast Retailing terus mengukuhkan posisinya sebagai pemain yang tangguh dalam lanskap ritel global.
Uniqlo, merek utama Fast Retailing, memiliki lebih dari 2.400 toko di 25 negara, yang mencerminkan daya tariknya yang luas dan jejak global. Didorong oleh visi yang ambisius, Yanai bercita-cita agar Fast Retailing naik ke puncak industri ritel, melampaui perusahaan-perusahaan raksasa lain seperti H&M.
Perjalanan Yanai dari awal yang sederhana, tumbuh di atas toko pakaian milik orang tuanya di Prefektur Yamaguchi, menggarisbawahi komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap keunggulan dan inovasi. Kepemimpinannya yang visioner, yang dicontohkan dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa perusahaan di Fast Retailing, mencerminkan dedikasinya dalam menumbuhkan budaya inklusivitas dan keterlibatan global.
Dermawan
Selain cerdik dalam berwirausaha, Yanai juga terkenal dengan kesederhanaan dan kedermawanannya. Yanai sempat mengaku hanya menggunakan dua jenis pakaian, yakni wol Merino berwarna biru tua seharga USD15 dan setelan biru +J hasil kolaborasi Uniqlo dengan desainer Jerman Jil Sander. Hal itu dilakukan untuk mengikuti prinsip kesederhanaan, seperti yang dilakukan orang Jepang pada umumnya di mana tak ingin terlihat lebih menonjol dan ingin hidup biasa-biasa saja.
Selain itu dengan hanya memiliki dua jenis baju, dia tidak terlalu pusing memikirkan pakaian mana yang harus dikenakan sehari-hari. Sebab, ia tidak ingin menghabiskan energi hanya untuk memilih pakaian. Dia juga dikenal sebagai tokoh yang rajin membantu sesama, salah satunya pengungsi di Palestina.
Berdasarkan laporan United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) sejak September 2016, UNRWA dan Uniqlo juga telah menandatangani perjanjian kemitraan untuk meningkatkan kualitas hidup lebih dari 450.000 pengungsi Palestina di Lebanon dengan menyediakan 42.000 potong pakaian musim dingin kepada anak-anak pengungsi yang paling rentan dan keluarga mereka.
Lonjakan penjualan di fast retailing, perusahaan induk dari jaringan pakaian terkenal di seluruh dunia, Uniqlo, memainkan peran penting dalam pendakian Yanai yang luar biasa menggarisbawahi kehebatannya dalam memimpin kerajaan ritel ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menyitir CEOWorld Magazine, perusahaan pakaian ritel Yanai yang terdaftar di Tokyo, Fast Retailing, mencakup portofolio merek yang beragam, termasuk Theory, Helmut Lang, J Brand, dan GU.
Dengan laba bersih yang dilaporkan sebesar USD1,2 miliar dari pendapatan sebesar USD17 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada Agustus 2022, Fast Retailing terus mengukuhkan posisinya sebagai pemain yang tangguh dalam lanskap ritel global.
Uniqlo, merek utama Fast Retailing, memiliki lebih dari 2.400 toko di 25 negara, yang mencerminkan daya tariknya yang luas dan jejak global. Didorong oleh visi yang ambisius, Yanai bercita-cita agar Fast Retailing naik ke puncak industri ritel, melampaui perusahaan-perusahaan raksasa lain seperti H&M.
Perjalanan Yanai dari awal yang sederhana, tumbuh di atas toko pakaian milik orang tuanya di Prefektur Yamaguchi, menggarisbawahi komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap keunggulan dan inovasi. Kepemimpinannya yang visioner, yang dicontohkan dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa perusahaan di Fast Retailing, mencerminkan dedikasinya dalam menumbuhkan budaya inklusivitas dan keterlibatan global.
Dermawan
Selain cerdik dalam berwirausaha, Yanai juga terkenal dengan kesederhanaan dan kedermawanannya. Yanai sempat mengaku hanya menggunakan dua jenis pakaian, yakni wol Merino berwarna biru tua seharga USD15 dan setelan biru +J hasil kolaborasi Uniqlo dengan desainer Jerman Jil Sander. Hal itu dilakukan untuk mengikuti prinsip kesederhanaan, seperti yang dilakukan orang Jepang pada umumnya di mana tak ingin terlihat lebih menonjol dan ingin hidup biasa-biasa saja.
Selain itu dengan hanya memiliki dua jenis baju, dia tidak terlalu pusing memikirkan pakaian mana yang harus dikenakan sehari-hari. Sebab, ia tidak ingin menghabiskan energi hanya untuk memilih pakaian. Dia juga dikenal sebagai tokoh yang rajin membantu sesama, salah satunya pengungsi di Palestina.
Berdasarkan laporan United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) sejak September 2016, UNRWA dan Uniqlo juga telah menandatangani perjanjian kemitraan untuk meningkatkan kualitas hidup lebih dari 450.000 pengungsi Palestina di Lebanon dengan menyediakan 42.000 potong pakaian musim dingin kepada anak-anak pengungsi yang paling rentan dan keluarga mereka.
(nng)