Duh! Pengamat Sebut Rupiah Bisa Tembus Rp16.000 per Dolar AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terpantau semakin melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan sempat menembus level Rp15.926 per USD pada perdagangan siang ini, Senin (1/4/2024).
Pelemahan nilai tukar rupiah diperkirakan masih bisa terus berlanjut dipengaruhi oleh memanasnya situasi Timur Tengah, data inflasi hingga tensi politik di dalam negeri. Mengutip data Bloomberg, rupiah hari ini dibuka melemah 0,18% atau turun 29 poin ke Rp15.885,5 per dolar AS.
Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, memanasnya tensi politik di Timur Tengah yang membuat rupiah ikut tertekan.
"Karena dolar kembali mengalami penguatan yang cukup signifikan akibat data di Amerika juga cukup bagus, apalagi data inflasi yang terus mengalami kenaikan," kata Ibrahim kepada MNC Portal, Senin (1/4/2024).
Ibrahim menambahkan, kondisi di dalam negeri pascapemilihan presiden (pilpres) juga masih terus memanas, didorong oleh gugatan calon persiden (capres) 01 dan 03 di Mahkamah Konstitusi.
"Ini yang membuat kondisi internal sedikit memanas sehingga banyak investor asing yang menarik modalnya dari Indonesia," tuturnya.
Menurut Ibrahim, di tengah tekanan-tekanan internal dan eksternal tersebut, wajar jika mata uang Garuda masih tertekan. Menurut dia, kemungkinan besar dalam minggu ini rupiah bisa melemah ke Rp16.000 per USD.
Pelemahan nilai tukar rupiah diperkirakan masih bisa terus berlanjut dipengaruhi oleh memanasnya situasi Timur Tengah, data inflasi hingga tensi politik di dalam negeri. Mengutip data Bloomberg, rupiah hari ini dibuka melemah 0,18% atau turun 29 poin ke Rp15.885,5 per dolar AS.
Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, memanasnya tensi politik di Timur Tengah yang membuat rupiah ikut tertekan.
"Karena dolar kembali mengalami penguatan yang cukup signifikan akibat data di Amerika juga cukup bagus, apalagi data inflasi yang terus mengalami kenaikan," kata Ibrahim kepada MNC Portal, Senin (1/4/2024).
Ibrahim menambahkan, kondisi di dalam negeri pascapemilihan presiden (pilpres) juga masih terus memanas, didorong oleh gugatan calon persiden (capres) 01 dan 03 di Mahkamah Konstitusi.
"Ini yang membuat kondisi internal sedikit memanas sehingga banyak investor asing yang menarik modalnya dari Indonesia," tuturnya.
Menurut Ibrahim, di tengah tekanan-tekanan internal dan eksternal tersebut, wajar jika mata uang Garuda masih tertekan. Menurut dia, kemungkinan besar dalam minggu ini rupiah bisa melemah ke Rp16.000 per USD.
(fjo)