75 Tahun Merdeka, Ekonom Titip 10 Masalah Ekonomi Ini
loading...
A
A
A
Kemudian, berbagai insentif dan bantuan sosial (bansos) harus terus digalakkan. Dia juga menyarankan nilai bansos juga harus diperbesar setidaknya menjadi Rp1-1,5 juta agar pemenuhan kebutuhan per keluarga bisa terpenuhi.
8. Perbaiki logistik
Frekuensi perdagangan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara sebaya (peers) di ASEAN. Indonesia hanya memiliki rasio nilai perdagangan terhadap PDB sebesar 39,54%, sementara negara ASEAN seperti Malaysia memiliki 135,9% dan Thailand sebesar 121,66%.
"Logistik punya peran penting dalam jalur perdagangan ekspor. Kalau logistik dibenahi biaya akan lebih murah," kata Ekonom Indef Bhima Yudistira.
9. Pengelolaan utang
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) per triwulan kedua meningkat menjadi 5,0% (yoy), dari triwulan pertama yang tercatat 0,6% (yoy). Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengingatkan agar pemerintah tidak terlalu mengandalkan utang dalam memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
(Baca Juga: Didominasi SBN, Utang Pemerintah Juni 2020 Tembus Rp5.264,07 Triliun)
"Seiring dengan peningkatan utang secara umum. Peningkatan DSR ini dapat berarti bahwa meskipun transaksi berjalan mencatatkan defisit yang rendah pada kuartal I/2020, namun pertumbuhan utang yang tinggi menggerus dampak dari defisit transaksi berjalan, pemerintah harus punya cara lain," paparnya.
10. Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial
Stabilitas makroekonomi perlu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dua kebijakan penting.
Pertama, pemenuhan berbagai faktor pendukung (enablers) bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, khususnya percepatan pembangunan infrastruktur baik fisik maupun lunak. Kemudian, mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah.
8. Perbaiki logistik
Frekuensi perdagangan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara sebaya (peers) di ASEAN. Indonesia hanya memiliki rasio nilai perdagangan terhadap PDB sebesar 39,54%, sementara negara ASEAN seperti Malaysia memiliki 135,9% dan Thailand sebesar 121,66%.
"Logistik punya peran penting dalam jalur perdagangan ekspor. Kalau logistik dibenahi biaya akan lebih murah," kata Ekonom Indef Bhima Yudistira.
9. Pengelolaan utang
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) per triwulan kedua meningkat menjadi 5,0% (yoy), dari triwulan pertama yang tercatat 0,6% (yoy). Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengingatkan agar pemerintah tidak terlalu mengandalkan utang dalam memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
(Baca Juga: Didominasi SBN, Utang Pemerintah Juni 2020 Tembus Rp5.264,07 Triliun)
"Seiring dengan peningkatan utang secara umum. Peningkatan DSR ini dapat berarti bahwa meskipun transaksi berjalan mencatatkan defisit yang rendah pada kuartal I/2020, namun pertumbuhan utang yang tinggi menggerus dampak dari defisit transaksi berjalan, pemerintah harus punya cara lain," paparnya.
10. Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial
Stabilitas makroekonomi perlu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dua kebijakan penting.
Pertama, pemenuhan berbagai faktor pendukung (enablers) bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, khususnya percepatan pembangunan infrastruktur baik fisik maupun lunak. Kemudian, mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah.
(fai)