75 Tahun Merdeka, Ekonom Titip 10 Masalah Ekonomi Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia hari ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-75 . Namun, meski telah 75 tahun merdeka, harus diakui masih banyak pekerjaan rumah, serta beragam tantangan yang harus diselesaikan untuk menuju Indonesia maju .
Salah satu tantangan terberat yang dihadapi bangsa ini terletak di sektor ekonomi . Secara khusus, sejumlah ekonom merangkum tantangan serta pekerjaan rumah di bidang ekonomi yang perlu diatasi negara ini.
Berikut wawancara SINDOnews dengan beberapa ekonom mengenai permasalahan yang perlu dituntaskan pemerintah di bidang ekonomi:
1. Kemiskinan
Kemiskinan menjadi masalah yang terus muncul dan belum bisa diselesaikan. Padahal, Indonesia ditargetkan bakal menjadi negara maju pada tahun 2045. Artinya, Indonesia harus segera mengurangi tingkat kemiskinan yang saat ini masih tinggi.
Namun, Indonesia dinilai memiliki modal dan potensi yang lebih dari cukup untuk mengatasi masalah ini. "Indonesia adalah negara besar dengan potensi ekonomi yang berlimpah. Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara lima besar dunia dibutuhkan sinergi semua pihak," tegas Ekonom Piter Abdullah.
(Baca Juga: Jokowi: Ekonomi RI Memang Anjlok, Tapi Tidak Separah Negara Tetangga)
2. Pengangguran
Pandemi corona (Covid-19) diperkirakan menyebabkan penurunan angka pengangguran Indonesia dalam 10 tahun terakhir berbalik arah. Ekonom Institute for Development on Economic and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, program kartu prakerja belum bisa mengurangi pengangguran yang diperkirakan terus melonjak. Pemerintah, saran dia, mengoptimalkan pemberian stimulus untuk dunia usaha guna mendongkrak investasi.
"Investasi kan related ke penyerapan tenaga kerja, kalau misalnya enggak ada investasi ya enggak ada pembukaan lowongan pekerjaan. Jadi pemerintah sekarang ya bagaimana strateginya mengundang investor seluas-luasnya, terutama (untuk investasi) yang padat karya," katanya.
3. Daya beli stagnan
Daya beli menjadi kunci utama dalam membangun fondasi ekonomi Indonesia. Daya beli juga yang diyakini bisa membuat pertumbuhan ekonomi bergerak pada kuartal ketiga. Ekonom Indef Eko Listiyanto mengakui, tren inflasi saat ini terbilang sangat rendah karena daya beli masih lemah, belum mampu mendorong gelait ekonomi.
"Karena itu, berhenti saling menyalahkan. Nyalakan kembali semangat proklamasi, bersama-bersama membangun negeri. Tujuan kita semua sama, perbedaan jangan jadi hambatan. Tidak Ada program ekonomi dari pemerintah yang sempurna. Siapapun presidennya, tugas kita semua anak bangsa untuk menyempurnakannya," tandasnya.
Salah satu tantangan terberat yang dihadapi bangsa ini terletak di sektor ekonomi . Secara khusus, sejumlah ekonom merangkum tantangan serta pekerjaan rumah di bidang ekonomi yang perlu diatasi negara ini.
Berikut wawancara SINDOnews dengan beberapa ekonom mengenai permasalahan yang perlu dituntaskan pemerintah di bidang ekonomi:
1. Kemiskinan
Kemiskinan menjadi masalah yang terus muncul dan belum bisa diselesaikan. Padahal, Indonesia ditargetkan bakal menjadi negara maju pada tahun 2045. Artinya, Indonesia harus segera mengurangi tingkat kemiskinan yang saat ini masih tinggi.
Namun, Indonesia dinilai memiliki modal dan potensi yang lebih dari cukup untuk mengatasi masalah ini. "Indonesia adalah negara besar dengan potensi ekonomi yang berlimpah. Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara lima besar dunia dibutuhkan sinergi semua pihak," tegas Ekonom Piter Abdullah.
(Baca Juga: Jokowi: Ekonomi RI Memang Anjlok, Tapi Tidak Separah Negara Tetangga)
2. Pengangguran
Pandemi corona (Covid-19) diperkirakan menyebabkan penurunan angka pengangguran Indonesia dalam 10 tahun terakhir berbalik arah. Ekonom Institute for Development on Economic and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, program kartu prakerja belum bisa mengurangi pengangguran yang diperkirakan terus melonjak. Pemerintah, saran dia, mengoptimalkan pemberian stimulus untuk dunia usaha guna mendongkrak investasi.
"Investasi kan related ke penyerapan tenaga kerja, kalau misalnya enggak ada investasi ya enggak ada pembukaan lowongan pekerjaan. Jadi pemerintah sekarang ya bagaimana strateginya mengundang investor seluas-luasnya, terutama (untuk investasi) yang padat karya," katanya.
3. Daya beli stagnan
Daya beli menjadi kunci utama dalam membangun fondasi ekonomi Indonesia. Daya beli juga yang diyakini bisa membuat pertumbuhan ekonomi bergerak pada kuartal ketiga. Ekonom Indef Eko Listiyanto mengakui, tren inflasi saat ini terbilang sangat rendah karena daya beli masih lemah, belum mampu mendorong gelait ekonomi.
"Karena itu, berhenti saling menyalahkan. Nyalakan kembali semangat proklamasi, bersama-bersama membangun negeri. Tujuan kita semua sama, perbedaan jangan jadi hambatan. Tidak Ada program ekonomi dari pemerintah yang sempurna. Siapapun presidennya, tugas kita semua anak bangsa untuk menyempurnakannya," tandasnya.