Thailand Industrial Business Matching 2024 Buka Peluang Investasi dengan Indonesia

Rabu, 24 April 2024 - 22:38 WIB
loading...
Thailand Industrial...
Thailand Industrial Business Matching akan memfasilitasi pertemuan langsung antara pengusaha Thailand dan Indonesia. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ekonomi Thailand diproyeksikan tumbuh rata-rata 3,4% per tahun pada 2024-2026. Angka tersebut naik dari 2,5% pada tahun 2023 dan mendekati potensi jangka panjang negara tersebut.

Kementerian Perdagangan Thailand mengungkapkan berkat pemulihan industri elektronik dan meningkatnya pengiriman pertanian, ekspor Thailand meningkat selama enam bulan berturut-turut pada Januari 2024. Ekspor melonjak 10% bulan lalu dari tahun sebelumnya menjadi USD22,64 miliar.

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut, maka menjadi penting event Thailand Industrial Business Matching, yang diselenggarakan bersama oleh Department of International Trade Promotion (DITP) dan Thai Trade Center (TTC) Jakarta di Jakarta, pada 2 Mei mendatang.

Baca Juga: Bersaing dengan Merek Jepang, Ducati Jadikan Thailand Kiblat Motor

Di acara tersebut, akan digali secara spesifik, potensi perdagangan dan investasi Thailand dalam industri elektronik, konstruksi, dan peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif di pasar Indonesia.

Thailand Industrial Business Matching akan memfasilitasi pertemuan langsung antara pengusaha Thailand dan Indonesia untuk mengeksplorasi potensi dan peluang bisnis. Acara ini dihadiri oleh sekitar 20 pengusaha Thailand dari berbagai sektor, terutama industri elektronik dan peralatan rumah tangga, termasuk AC, mesin pendingin, dan otomotif.

Sementara dari Indonesia, event ini didukung oleh pengusaha dari industri terkait, seperti Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (GABEL), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.

"Lanskap industri Thailand menawarkan beragam peluang untuk ekspansi dan kerja sama. Thailand berupaya menjajaki sinergi dengan mitra bisnis di Indonesia guna meningkatkan penetrasi pasar dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada,” ungkap Direktur Thai Trade CenterHataichanok Sivara, Rabu (24/4/2024).

Mrs. Hataichanok menambahkan, acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk memperkuat aliansi strategis, memfasilitasi dialog antara pemimpin industri, dan menjajaki kerja sama yang lebih mendalam tentang dinamika pasar.

"Pihak-pihak terkait dari Thailand dan Indonesia akan berkumpul untuk mengeksplorasi peluang kerja sama," katanya.

Meskipun Thailand memiliki sektor manufaktur yang luas, ada beberapa industri yang menyumbang sebagian besar ekspor. Pertama adalah, elektronik dan potensi industri AC

Peralatan listrik dan elektronik (E&E) memegang peranan kunci sebagai salah satu eksportir di Thailand, berkontribusi sebanyak 24% dari total ekspornya. Sektor ini tidak hanya memberikan andil sebesar 10,4% terhadap produk domestik bruto (PDB), tetapi juga menampung 800.000 tenaga kerja secara nasional, dengan kehadiran sekitar 2.500 perusahaan. Produk-produk yang dihasilkan meliputi mesin cuci, AC, komputer, semikonduktor, dan panel display.

Nilai pasar pendingin udara di Thailand mencapai USD1.645,21 juta pada 2023 dan diproyeksikan akan tumbuh cepat dalam periode perkiraan compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 5,93% hingga tahun 2029. Pasar AC di Thailand telah mengalami perkembangan dan inovasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Industri otomotif Thailand juga menjadi kontributor terbesar. Thailand menjadi pusat manufaktur suku cadang otomotif dan kendaraan, serta merupakan eksportir terbesar di ASEAN. Negara ini dikenal sebagai eksportir kendaraan terbesar ke-12 secara global dan sekitar 10% dari total PDB.



Hataichanok mengungkapkan dukungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap industri otomotif, serta peningkatan penetrasi pasar, akan menjadikan Thailand sebagai destinasi yang menarik bagi produsen kendaraan dan suku cadang otomotif. Inovasi, kolaborasi, dan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan pasar dianggap sebagai kunci kesuksesan dalam lingkungan bisnis yang dinamis ini.

"Thailand telah membuktikan diri bukan hanya sebagai pemain regional yang penting, tetapi juga sebagai pelaku global yang berpengaruh dalam industri otomotif," jelasnya.

Industri konstruksi telah terbukti menjadi salah satu penopang penting bagi perekonomian Thailand. Pekerjaan konstruksi di Thailand dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu publik dan swasta. Secara umum, sektor infrastruktur menyumbang lebih dari 80% dari total kegiatan pembangunan di sektor publik. Selain itu, sektor ini juga mencakup infrastruktur umum lainnya serta pembangunan tempat tinggal untuk pejabat pemerintah.

Volume pasar konstruksi Thailand diperkirakan mencapai USD26,68 miliar pada 2024, dan diperkirakan akan mencapai USD34,05 miliar pada tahun 2029, tumbuh dengan CAGR lebih dari 5% selama periode perkiraan (2024-2029).

Pertumbuhan industri konstruksi sebagian didorong oleh permintaan akan unit hunian. Selain itu, terjadi peningkatan pembangunan pusat perbelanjaan dan restoran di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumen. "Permintaan yang meningkat akan unit hunian juga mendorong peningkatan pasokan kondominium, terutama di wilayah Bangkok dan sekitarnya," ujar Hataichanok Sivara.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1308 seconds (0.1#10.140)