Kaleidoskop Ekonomi Global 2018: Perang Dagang, K-Pop hingga Kedelai

Kamis, 27 Desember 2018 - 05:22 WIB
Kaleidoskop Ekonomi Global 2018: Perang Dagang, K-Pop hingga Kedelai
Kaleidoskop Ekonomi Global 2018: Perang Dagang, K-Pop hingga Kedelai
A A A
WASHINGTON - Salah satu tujuan utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada tahun 2018 yakni menyetarakan kedudukan dalam perdagangan global. Namun sejauh ini, pencapaian terbesarnya hanya mengisi ladang Amerika dengan gundukan besar kedelai yang tidak terjual.

Kedelai itu dulunya diambil oleh importir asal China, dengan sebagian besar dipergunakan untuk memberi makan industri daging babi di Negeri Tirai Bambu -julukan China-. Akan tetapi jalur ekspor komoditas tersebut terhenti di 2018 seiring perang dagang Washington versus Beijing yang hingga kini melibatkan produk senilai USD350 miliar.

Respons China atas konflik dagang itu dengan mengumumkan pembatasan impor kedelai AS pada bulan April. Hal itu merupakan tanggapan terhadap kenaikan tinggi tarif impor oleh Presiden Trump sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk impor aluminium.

Pada bulan Juli, Trump mengunjungi pabrik baja Kota Granit di Illinois yang telah dibuka kembali mengikuti tarif baja barunya. Presiden Trump mengkritik kebijakan Amerika sebelumnya, karena kebijakan masa lalu yang memungkinkan pekerjaan diekspor ke luar negeri.

Trump mengatakan kepada para pekerja: "Itu bukan perdagangan bebas, itu merupakan perdagangan bodoh. Ini adalah perdagangan bodoh, dan kita tidak melakukan perdagangan semacam itu lagi."

5.000 tahun

Tanggapan pemimpin China atas bea impor tinggi yang diterapkan AS, dengan lebih banyak lagi lonjakan tarif. Dalam pidatonya di bulan Desember, Presiden Xi Jinping menegaskan: "Di negara besar seperti China dengan peradaban lebih dari 5.000 tahun, tidak ada yang bisa menentukan kepada rakyat China apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan."

Roger Johnson, Presiden Serikat Petani Nasional AS, mengatakan bahwa 200.000 keluarga petani yang diwakili olehnya semakin memprihatinkan. Dia berbicara setelah kunjungan ke negara bagian Dakota Utara, dengan berkomentar: "Ada tumpukan besar kedelai, tidak hanya di toko, tetapi menumpuk di tanah. Pada dasarnya tidak ada pasar untuk banyak kedelai ini."

Spionase

Jika disimpan di bawah penutup, kedelai dapat disimpan hingga satu tahun. Meski begitu, Johnson khawatir bahwa sengketa perdagangan akan berdampak jangka panjang pada reputasi AS sebagai pemasok yang dapat diandalkan, dan produksi kedelai akan pindah ke Brasil, Argentina, dan Eropa Timur.

Seperti dilansir BBC, Direktur Eksekutif Asia Trade Center di Singapura yakni Deborah Elms membagi beberapa hal yang menjadi keluhan Presiden Donald Trump terhadap China menjadi empat elemen. Pertama menurutnya pencurian intelektual Amerika oleh China, transfer teknologi secara paksa ketika perusahaan-perusahaan AS membangun pabrik di China, Spionase (mata-mata) dunia maya di AS serta defisit perdagangan AS yang besar dengan China.

Elms setuju bahwa China belum membuka diri secepat yang diharapkan banyak orang, tetapi dia ragu apakah rantai pasokan manufaktur yang kompleks dapat dipindahkan dari China kembali ke AS untuk banyak produk. Dan penilaiannya tentang dampak kebijakan Presiden Trump sejauh ini yakni menggerus kekuatan ekonomi dari harga baja yang lebih tinggi di Amerika mengimbangi kenaikan pekerjaan.

Dia menyimpulkan: "Ada satu perusahaan aluminium AS yang sangat bahagia, dan ada beberapa perusahaan baja AS yang mempekerjakan lebih banyak pekerja. Tetapi hasil bersih sejauh ini bagi ekonomi AS dan pekerjaan AS sebagai akibat dari semua kebijakan perang tarif ini secara seragam hanya negatif bagi pekerja AS dan sektor ketenagakerjaan AS."

Gaya Hidup Mewah

Kini setelah 10 tahun sejak puncak krisis keuangan, saat reputasi bankir investasi mencapai titik terendah. Bank-bank Wall Street telah bekerja keras sejak saat itu untuk menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab. Pukulan berat menghantam Goldman Sachs, dimana terjebak dalam skandal keuangan lain di tahun 2018.

Skandal tersebut berpusat di Malaysia yang disebut 1MDB, dimana seharusnya dirancang untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur serta memberi manfaat bagi negara. Namun sekitar USD4 miliar rupanya disedot untuk mendanai hidup mewah petinggi pemerintahan.

Paling memalukan bagi Goldman, mantan kepala bank di Asia Tenggara, Tim Leissner, telah mengaku bersalah karena memfasilitasi suap. Eksekutif menuding jaksa AS bahwa budaya kerahasiaan di bank investasi membawanya untuk menyembunyikan kesalahan.

Goldman Sachs sendiri sekarang telah didakwa oleh jaksa penuntut di Malaysia. Bank mengakui terdapat beberapa karyawan nakal, tetapi tuduhan terhadap Goldman Sachs dinilai "salah arah" dan akan dipertahankan dengan penuh semangat.

Seorang pemodal Malaysia yang dikenal sebagai Jho Low, sekarang diyakini berada di China, menjadi salah satu penerima manfaat. Belanjanya termasuk tagihan USD2 juta untuk satu malam di klub malam, menyewa kapal pesiar, mendanai film, dan berteman dengan selebriti seperti Paris Hilton dan Leonardo di Caprio.

Skandal itu juga menyebabkan pemilih Malaysia berbalik melawan Perdana Menteri Najib Razak, yang mendirikan 1MDB, setelah USD700 juta muncul di rekening bank pribadinya yang tampaknya terkait dengan skandal itu.

Warga Malaysia memilih ulang mantan perdana menteri mereka, Mahathir Mohammed yang berusia 93 tahun. Razak sendiri telah didakwa tetapi membantah melakukan kesalahan.

Boy Band


Bradley Hope, salah satu penulis buku tentang skandal itu, Billion Dollar Whale, mengatakan: "Yang benar-benar merusak skandal ini adalah bahwa uang yang diambil merupakan pinjaman. Subsidi untuk nelayan Malaysia sudah harus dipotong, dan hutang USD6 miliar dalam dana 1MDB harus dibayar kembali oleh pemerintah Malaysia," katanya.

Sementara itu tahun ini menjadi catatan buruk bagi upaya untuk menghentikan perubahan iklim. Total secara global dari data terbaru untuk emisi karbon dioksida global menunjukkan kenaikan 2,7% pada 2018 setelah kenaikan 1,6% pada 2017.

Target ambisius yang ditulis dalam berbagai perjanjian iklim selama bertahun-tahun tidak menghasilkan perubahan kebijakan yang berhasil sejauh ini. Di Prancis, upaya Presiden Emmanuel Macron untuk mencegah penggunaan bahan bakar dengan meningkatkan pajak menghadapi protes keras dan diminta mundur.

Perubahan budaya muncul di industri hiburan global. Netflix terus menjangkau dunia, menjauhkan pemirsa dari saluran TV yang sudah ada. Dan dalam bisnis musik ada terobosan K-pop Korea dimana salah satu boy band mereka menduduki puncak tangga album AS.

Rahasia mereka tampaknya diproduksi secara mewah dan video koreografi dikombinasikan dengan lirik yang berbicara tentang generasi mereka. Jurnalis musik Taylor Glasby mengatakan Youtube dan Spotify telah membantu mempromosikan K-pop di seluruh dunia.

Teknologi adalah kunci, katanya. Bahkan liriknya bisa langsung diterjemahkan dan dimasukkan ke situs web. Susun semuanya, katanya, "dan Anda punya raksasa sihir pop yang tak terhentikan ini".
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8618 seconds (0.1#10.140)