Sri Mulyani Ramal Tahun Depan Resesi Akan Menerjang Eropa hingga China, Indonesia Aman?

Rabu, 19 Oktober 2022 - 13:41 WIB
loading...
Sri Mulyani Ramal Tahun...
Tahun depan diperkirakan resesi akan menerjang Eropa hingga China. Foto/express.co.uk
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, risiko gejolak global adalah sesuatu yang tidak terelakkan bagi semua negara di dunia. Risiko itu berdampak pada proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang terkoreksi.



International Monetary Fund (IMF) sudah memangkas proyeksi ekonomi global menjadi 2,7% untuk tahun depan, dari yang sebelumnya 2,9%. Ekonomi global pun semakin kompleks dengan adanya ancaman resesi, inflasi tinggi, diperparah dengan ketegangan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina yang belum kunjung usai.

Bayang-bayang gelap pun sudah mulai tampak, bahkan di negara-negara maju. Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa sudah mengalami risiko gejolak global.

"Bahkan sekarang kata-kata resesi bukannya tidak mungkin di Amerika Serikat (AS). Eropa pun juga demikian, mereka mengalami inflasi tinggi yang memaksa Bank Sentral menaikkan suku bunganya secara agresif," ujar Sri dalam Seminar Nasional Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI dengan tema "Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Berkelanjutan di Tengah Tantangan Dinamika Global" di Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Dia pun menyebut bahwa Eropa akan mengalami resesi di 2022 dan juga di tahun 2023. Kondisi serupa juga tengah dihadapi China.

"China juga telah mengalami perlambatan yang disebabkan lockdown dan kondisi dunia, serta sektor properti. Bahkan angka PDB China di kuartal III belum keluar, tetapi akan tajam melemah," ungkap Sri.

Baru-baru ini pun Inggris juga dihantam permasalahan ekonomi karena pengelolaan APBN-nya yang tidak kredibel. Hanya saja, Sri mengingatkan bahwa ini bukan berarti negara-negara emerging sepenuhnya aman dari ancaman resesi.



"Meskipun seperti sekarang ini, emerging countries seperti India, Indonesia, Brazil, dan Meksiko misalnya, relatif dalam situasi cukup baik, bukan berarti tidak terpengaruh oleh kondisi eksternal. Meski ekonomi kita diproyeksikan tumbuh di atas 5% di 2022 dan 2023, bukan berarti kita tidak mewaspadai kondisi eksternal, karena itu memengaruhi ekonomi kita," pungkas Sri.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2068 seconds (0.1#10.140)