Akhiri Perang Dagang, AS dan China Gelar Pertemuan di Beijing

Senin, 07 Januari 2019 - 13:59 WIB
Akhiri Perang Dagang, AS dan China Gelar Pertemuan di Beijing
Akhiri Perang Dagang, AS dan China Gelar Pertemuan di Beijing
A A A
BEIJING - Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan China menggelar pertemuan pada hari ini, Senin (7/1/2019) di Beijing untuk memulai pembicaraan dengan tujuan menyelesaikan perang dagang kedua negara yang berpotensi menggerus pertumbuhan ekonomi global. Tahun lalu, dua ekonomi terbesar di dunia tersebut telah saling memberlakukan tarif miliaran dolar terhadap produk satu sama lain.

Seperti dilansir BBC, pembicaraan yang digelar selama dua hari menandai pertemuan formal pertama sejak AS dan China sepakat genjatan perang dagang selama 90 hari. Pertemuan ini mencuat di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak dari ketegangan perdagangan kedua negara itu terhadap ekonomi global. Delegasi AS sendiri dipimpin oleh Wakil Perwakilan Dagang AS Jeffrey Gerrish.

Sementara itu gencatan sementara perang dagang sebelumnya telah memberikan sedikit kelegaan kepada para pelaku pasar, meski ada keraguan mengenai kemungkinan munculnya terobosan serat gagasan baru pada pertemuan di Beijing. "Ada kekhawatiran tentang seberapa jauh komitmen kedua belah pihak. Poin utama yakni pada kebijakan industri dan hak kekayaan intelektual," kata Julian Evans-Pritchard, Ekonom Capital Economics.

Agenda Apa yang Dibahas?

Para pejabat dari China dan AS diperkirakan akan membahas berbagai masalah krusial. Sebelumnya Gedung Putih mengatakan pada bulan Desember kedua belah pihak akan menegosiasikan "perubahan struktural sehubungan dengan transfer teknologi, perlindungan kekayaan intelektual, hambatan non-tarif, intrusi dunia maya dan pencurian dunia maya."

AS mengatakan praktik perdagangan "tidak adil" China telah berkontribusi pada defisit perdagangan yang tinggi dan menuduh China melakukan pencurian kekayaan intelektual. Seperti negara-negara lain di Barat, Ia juga mengkhawatirkan risiko yang dapat ditimbulkan oleh perusahaan China terhadap keamanan nasional. Semakin banyak yang melihat perang dagang sebagai pertempuran untuk merebut kepemimpinan global antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Diperkirakan pembicaraan kedua negara bakal berakhir dengan kegagalan. Presiden AS Donald Trump mengatakan, tahun lalu bahwa tarif produk senilai USD267 miliar siap diterapkan. AS telah menjalankan tarif senilai USD250 miliar terhadap produk-produk asal China sejak Juli lalu, mencakup berbagai barang konsumen dan industri. Di sisi lain China menuding AS memulai "perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi" dan membalas dengan mengenakan bea atas produk-produk AS senilai USD110 miliar.

Perang perdagangan telah membuat pasar keuangan terhantam, meningkatkan risiko bagi perusahaan-perusahaan Amerika dan menambah tekanan pada ekonomi China yang sudah menunjukkan tanda-tanda ketegangan. Menjelang pertemuan di Beijing, Presiden Trump mengatakan bahwa kelemahan dapat membantu negosiasi. "Saya pikir China ingin menyelesaikannya. Ekonomi mereka sedang tidak baik. Saya pikir itu memberi mereka insentif besar untuk bernegosiasi," ujar Trump.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8619 seconds (0.1#10.140)