Trump Janji Pencurian Pekerjaan Oleh China Berakhir Jelang Negosiasi

Rabu, 06 Februari 2019 - 16:16 WIB
Trump Janji Pencurian Pekerjaan Oleh China Berakhir Jelang Negosiasi
Trump Janji Pencurian Pekerjaan Oleh China Berakhir Jelang Negosiasi
A A A
WASHINGTON - Menjelang akhir batas waktu negosiasi perang dagang, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berjanji untuk mengakhiri apa yang digambarkan olehnya sebagai pencurian pekerjaan, teknologi serta kekayaan Amerika oleh China. Dalam pidato kenegaraan tahunan di depan Kongres AS atau disebut State of the Union, Trump juga mengutarakan butuh perubahan struktural untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China.

Seperti dilansir BBC, Trump menerangkan perubahan tersebut diperlukan untuk mengakhiri praktik perdagangan yang tidak adil. Pidato tersebut menjelang pembicaraan tahap akhir kedua negara yang bertujuan mencapai kesepakatan perdagangan. Jika tidak, maka putaran tarif baru bisa kembali terjadi pada 1 Maret ketika genjatan perang dagang 90 hari berakhir.

AS dan China telah terjebak dalam pertikaian perdagangan yang menimbulkan dampak besar terhadap kedua belah pihak lewat penerapan tarif bea tinggi atas produk-produk satu sama lain yang bernilai hingga miliaran dolar. Para perunding AS diperkirakan akan tiba di Beijing pada akhir pekan ini jelang perundingan pekan depan, menurut laporan media AS.

Dalam pidatonya, Trump mengisyaratkan bahwa AS akan mengambil sikap keras. "Kami sekarang menjelaskan kepada China bahwa setelah bertahun-tahun menargetkan industri kami dan mencuri kekayaan intelektual, pencurian pekerjaan dan kekayaan Amerika. Ini telah berakhir," tegas Trump dalam pidato kenegaraan tahunan di depan Kongres AS.

Seperti diketahui tahun lalu, AS menerapkan kebijakan peningkatan tarif antara 10% dan 25% untuk produk-produk asal China senilai USD250 miliar. Beijing lantas membalas dengan tarif terhadap produk asal AS setara USD110 miliar. Trump sendiri sebelumnya mengklaim tarif bea masuk tinggi AS bertujuan memberikan perlindungan kepada perusahaan-perusahaan AS dari pesaing China yang seringkali dapat memproduksi barang lebih murah.

Namun, tarif sering diteruskan seluruhnya atau sebagian kepada konsumen, yang membuat harus membayar harga lebih tinggi sebagai hasilnya. Selain itu penelitian PBB yang dirilis kemarin berpendapat bahwa antai pasokan Asia cenderung tertekan akibat kebijakan tarif, perusahaan AS juga melihat tidak banyak manfaatnya. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan Eropa, Jepang, Kanada, dan Meksiko cenderung menuai keuntungan terbesar, seperti disampaikan penelitian tersebut.

Dalam pidatonya, Trump juga menyindir kebijakan perdagangan pemerintahan sebelumnya. "Saya tidak menyalahkan China karena mengambil keuntungan dari kami. Saya menyalahkan para pemimpin dan perwakilan kami karena membiarkan parodi ini terjadi," katanya.

"Kami sekarang sedang mengerjakan kesepakatan perdagangan baru dengan China. Tetapi itu harus mencakup perubahan struktural untuk mengakhiri praktik perdagangan yang tidak adil, mengurangi defisit perdagangan kronis kami dan melindungi pekerja Amerika," ujar Trump.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7005 seconds (0.1#10.140)