Wall Street Jatuh Terseret Kemerosotan Saham Kesehatan

Selasa, 05 Maret 2019 - 08:03 WIB
Wall Street Jatuh Terseret Kemerosotan Saham Kesehatan
Wall Street Jatuh Terseret Kemerosotan Saham Kesehatan
A A A
NEW YORK - Wall Street jatuh pada akhir perdagangan, Senin kemarin waktu setempat usai terbebani oleh laporan pelemahan dalam data sektor konstruksi Amerika Serikat (AS). Selanjutnya sentimen negatif datang dari kemerosotan saham kesehatan setelah reli pada awal sesi ditopang optimisme negosiasi perdagangan AS-China yang kemudian perlahan memudar.

Pengeluaran pada bidang konstruksi AS tiba-tiba jatuh pada bulan Desember, baik dalam investasi proyek swasta maupun pemerintah. Kondisi tersebut membuat ekonom mengharapkan bahwa pemerintah bakal memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi untuk kuartal keempat.

Sebelum berbalik negatif, bursa saham AS sempat mencetak kenaikan menyusul laporan bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden Chiba Xi Jinping kemungkinan besar bisa mencapai kesepakatan perdagangan pada pertemuan lanjutan pada 27 Maret, mendatang.

Optimisme atas negosiasi antar dua ekonomi terbesar dunia tersebut menjadi faktor signifikan yang memicu reli pasar sejak akhir Desember, bersama dengan keyakinan investor bahwa Bank Sentral alias The Fed tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga. Indeks S & P 500 tercatat masih naik lebih dari 11% sepanjanh tahun 2019.

Dow Jones Industrial Average pada perdagangan awal pekan jatuh hingga 206,67 poin atau 0,79% untuk menyentuh level 25.819,65 di akhir sesi. Sedangkan indeks S & P 500 kehilangan 10,88 poin yang setara dengan 0,39% di level 2.792,81 untuk mengiringi penyusutan komposit Nasdaq sebesar 17,79 poin atau 0,23% ke posisi 7.577,57.

Kesehatan, yang mengalami underperformed tahun ini, menjadi penurunan terbesar sektor utama S & P 500, usai tenggelam 1,3%. Saham Grup UnitedHealth jatuh mencapai 4,1% untuk kemudian diikuti penurunan tajam saham asuransi kesehatan lainnya.

"Ada harapan selama awal bulan 2019, yang sebagian mengapa Anda memiliki bullish market. Pasar masih mengharapkan perdagangan yang berurusan dengan China, sehingga ada sedikit aksi jual," ujar Alicia Levine, ahli strategi BNY Mellon Investment Management di New York.

Indeks S & P 500 mengalami pasang surut dalam 52 minggu begitupun dengan komposit Nasdaq. Sekitar 7,9 miliar saham diperdagangkan pada bursa saham AS kemarin, atau berada di atas rata-rata harian 7,3 miliar selama 20 sesi perdagangan terakhir.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6465 seconds (0.1#10.140)