Menguji Dedolarisasi Skala Besar, China Manfaatkan Hubungan dengan Rusia

Kamis, 30 Mei 2024 - 12:16 WIB
loading...
A A A
Euro berada pada urutan kedua hanya di bawah 20%, dan yuan menempati peringkat keenam dengan 2,29%, menurut data Dana Moneter Internasional (IMF).

Menanggapi sanksi internasional yang menghantam, bank sentral Rusia memperkenalkan persyaratan rasio cadangan yang berbeda tahun lalu, dengan menargetkan mata uang negara-negara "tidak ramah". Bank dengan kewajiban dalam mata uang ini harus memiliki cadangan 7,5%, sedangkan persyaratan untuk mata uang asing lainnya hanya 5,5%.

Upaya China untuk meningkatkan penggunaan yuan bertepatan dengan penimbunan emas, minyak, tembaga, dan sumber daya lainnya yang cepat. Analis menyakini tindakan itu juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi.

Deluard membandingkan, strategi tersebut dengan penciptaan Cadangan Minyak Strategis AS setelah mengakui risiko ketergantungan pada minyak Timur Tengah.

Perdagangan China-Rusia telah berkembang pesat sejak perang Ukraina pecah, mencapai rekor omset USD240 miliar tahun lalu. Tetapi sanksi sekunder pemerintahan Biden yang menargetkan aliran keuangan ke industri Rusia yang dianggap mendukung upaya perang Moskow telah membuat frustrasi sektor bisnis antara China dan Rusia. Pedagang Rusia mengeluhkan kesulitan saat menyelesaikan pembayaran.

Pemberi pinjaman utama China, termasuk ICBC, China CITIC Bank dan Industrial Bank Co., dilaporkan telah menghentikan pembayaran sepenuhnya.

Reuters mengutip beberapa sumber bulan lalu, yang memperkirakan bahwa setengah dari transaksi perusahaan Rusia dengan China sekarang ditangani oleh perantara pihak ketiga dari yurisdiksi yang bersahabat seperti Hong Kong, Kazakhstan atau Uni Emirat Arab.

Ekspor China ke tetangga utaranya turun pada Maret untuk pertama kalinya sejak perang Rusia-Ukraina dimulai, dimana tercatat turun mencapai 15,7% YoY.
(akr)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1195 seconds (0.1#10.140)