Mengenal WK Rokan: Blok Migas Terbesar dan Paling Produktif dalam Sejarah Perminyakan RI

Minggu, 02 Juni 2024 - 08:01 WIB
loading...
Mengenal WK Rokan: Blok...
Blok Rokan tercatat sebagai blok migas terbesar dan paling produktif dalam sejarah perminyakan Indonesia. Kepala Negara pun mengapresiasi kinerja produksi positif Blok Rokan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencatat Blok Rokan merupakan blok migas terbesar dan paling produktif dalam sejarah perminyakan Indonesia. Kepala Negara pun mengapresiasi kinerja produksi positif Blok Rokan, pasca diambil alih sekaligus dikelola PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

“Tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Dirut Pertamina bahwa produksi di Blok Rokan sudah mencapai 162 ribu barel per hari dan merupakan 25 persen dari seluruh produksi nasional Indonesia,” ungkap Presiden saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 2024 Sabtu, (1/6/2024).

Presiden Jokowi berharap, alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Tanah Air.

“Blok Rokan hanyalah sedikit contoh dari semangat dan upaya kita untuk kedaulatan politik dan kemandirian ekonomi untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata, membangun ekonomi yang berpihak pada kepentingan nasional, berdiri di atas kekuatan kita sendiri,” paparnya.

Rokan merupakan blok migas yang memiliki lebih dari 11.000 sumur aktif, 13.000 km jaringan pipa, sekitar dua kali jarak Sabang-Merauke. Lebih dari 11 miliar barel minyak mentah telah diproduksi dari WK Rokan dari sejumlah lapangan-lapangan besar, di antaranya Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan dan Pager.



Di Blok Rokan, Pertamina aktif menjalankan program pengeboran. Produksi minyak Pertamina Hulu Rokan saat ini mencapai 162.000 barrel oil per hari (MBOPD), lebih tinggi dibandingkan produksi sebelum alih kelola.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, Blok Rokan memegang peran penting dalam pembangunan kedaulatan, ketahanan dan kemandirian energi nasional.

“Pertamina bersama putra-putri terbaik bangsa berhasil mengelola Blok Rokan secara profesional sesuai dengan standar pengelolaan energi kelas dunia. Ini menjadi kebanggaan dan simbol kedaulatan negara di bidang energi. Sebagai bangsa kita mampu mengelola blok besar dan mampu bersaing dengan perusahaan energi global,” papar Nicke.

Perjalanan Blok Rokan Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Pengalihan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku anak usaha PT Pertamina (Persero) merupakan sejarah bagi industri hulu migas di Indonesia.

Sebelumnya, pengelolaan Blok Rokan dipegang oleh CPI selama 97 tahun. Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer persegi yang terletak di lima kabupaten di Riau, yaitu Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir.

Blok tersebut memiliki 96 lapangan dan tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Kehadiran Chevron di Indonesia diawali dengan kedatangan regu geologi Standard Oil Company of California (Socal) pada Maret 1924 untuk melakukan survei eksplorasi. Kemudian di bulan Juni 1930 Socal mendirikan NV NPPM yang merupakan cikal bakal PT Chevron Pacific Indonesia.

Bulan Juli 1936, Socal bersama dengan Texas Oil Company (Texaco) mendirikan California Texas Petroleum Corporation atau yang akrab dikenal Caltex. Pada bulan Agustus 1941, lapangan minyak Duri ditemukan yang merupakan pertemuan minyak bumi pertama di Riau. Pada bulan Desember 1944, lapangan minyak Minas ditemukan.

Selanjutnya di bulan April 1952, lapangan minyak Minas mulai berproduksi dan perdana diekspor melalui Pelabuhan Perawang dan Pakning. Di bulan Februari 1954, lapangan minyak Duri dengan minyak beratnya mulai berproduksi untuk pertama kalinya. Lalu kemudian pada September 1955 lapangan minyak Bekasap turut ditemukan.

Pada tahun 1973, tepatnya di bulan Mei untuk pertama kali produksi minyak Blok Rokan mencapai 1 juta barel minyak per hari. Juni 2018, Pertamina memenangkan lelang kontrak gross split sebagai pengelola Blok Rokan selanjutnya untuk 20 tahun ke depan.

Hingga akhirnya pada 8 Agustus 2021 satu-satunya blok migas yang tertinggal dikelola Chevron berakhir dan selanjutnya dikelola oleh KSSK baru yakni PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PHR untuk memegang komitmennya dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi WK Rokan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0967 seconds (0.1#10.140)