Bernilai Strategis, Pemerintah Beri Perhatian Khusus pada WK Rokan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menilai Wilayah Kerja (WK) Rokan di Riau bernilai strategis bagi ketahanan energi dan perekonomian nasional. Karena itu, kinerja WK migas ini yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tersebut mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
"WK Rokan menjadi value contributor yang sangat penting bagi negara. Kami berharap rencana investasi PHR di WK Rokan beberapa tahun mendatang dapat diwujudkan," ujar Wakil Menteri (Wamen) BUMN Pahala N Mansury dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11/2021).
Karena itu pula Pahala mengapresiasi komitmen dan kerja keras para pekerja di WK Rokan yang mampu menjalankan alih kelola blok migas tersebut dari Chevron dengan baik, bahkan mampu meningkatkan produksinya.
Terkait peran strategis Blok Rokan, Pahala yang juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina melakukan kunjungan kerja untuk melihat langsung pengelolaannya. Pahala meninjau fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) yang berlokasi di Minas, Kabupaten Siak.
Selain penting bagi ketahanan energi nasional, tegas dia, rencana kerja WK Rokan yang masif dan agresif turut mendukung pencapaian Subholding Upstream (SHU). PHR WK Rokan diperkirakan membutuhkan investasi sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp42 triliun dalam lima tahun pertama pasca alih kelola.
Dalam kunjungan tersebut, Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin memaparkan pencapaian WK Rokan pasca alih kelola, perkembangan program pengeboran, rencana jangka panjang menuju produksi 300.000 BOPD (barel per hari), dan berbagai metode pengembangan sumur untuk peningkatan produksi.
Selain itu, dia mendiskusikan penerapan digitalisasi di WK Rokan melalui keberadaan fasilitas IODSC. Termasuk perluasan penerapan digitalisasi WK Rokan ke wilayah kerja hulu migas Pertamina lainnya, yakni di Jambi Merang dan Prabumulih, sebagai tahap awal.
IODSC merupakan pusat kegiatan digitalisasi WK Rokan. Fasilitas ini merupakan sumber informasi atau big data berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. Setiap hari ada sekitar 4.000 hingga 5.000 data sumur yang masuk. Data tersebut diolah agar menjadi informasi berharga yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Jaffe menerangkan, penerapan digitalisasi di WK Rokan setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan; penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi / LPO hingga sekitar 40% optimalisasi kemampuan fasilitas produksi; dan peningkatan efisiensi.
WK Rokan saat ini menyumbangkan hampir 25% produksi minyak nasional. Produksi WK Rokan sekitar 162.000 BOPD (barel minyak per hari), atau naik 4.000 BOPD dibandingkan sebelum alih kelola yang berada di kisaran 158.000 BOPD.
Operasi WK Rokan saat ini didukung oleh sekitar 2.700 pegawai tetap dan lebih dari 22.000 pegawai mitra kerja. Masing-masing sekitar 65% dan 85% di antaranya merupakan warga lokal Riau.
"WK Rokan menjadi value contributor yang sangat penting bagi negara. Kami berharap rencana investasi PHR di WK Rokan beberapa tahun mendatang dapat diwujudkan," ujar Wakil Menteri (Wamen) BUMN Pahala N Mansury dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11/2021).
Karena itu pula Pahala mengapresiasi komitmen dan kerja keras para pekerja di WK Rokan yang mampu menjalankan alih kelola blok migas tersebut dari Chevron dengan baik, bahkan mampu meningkatkan produksinya.
Terkait peran strategis Blok Rokan, Pahala yang juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina melakukan kunjungan kerja untuk melihat langsung pengelolaannya. Pahala meninjau fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) yang berlokasi di Minas, Kabupaten Siak.
Selain penting bagi ketahanan energi nasional, tegas dia, rencana kerja WK Rokan yang masif dan agresif turut mendukung pencapaian Subholding Upstream (SHU). PHR WK Rokan diperkirakan membutuhkan investasi sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp42 triliun dalam lima tahun pertama pasca alih kelola.
Dalam kunjungan tersebut, Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin memaparkan pencapaian WK Rokan pasca alih kelola, perkembangan program pengeboran, rencana jangka panjang menuju produksi 300.000 BOPD (barel per hari), dan berbagai metode pengembangan sumur untuk peningkatan produksi.
Selain itu, dia mendiskusikan penerapan digitalisasi di WK Rokan melalui keberadaan fasilitas IODSC. Termasuk perluasan penerapan digitalisasi WK Rokan ke wilayah kerja hulu migas Pertamina lainnya, yakni di Jambi Merang dan Prabumulih, sebagai tahap awal.
Baca Juga
IODSC merupakan pusat kegiatan digitalisasi WK Rokan. Fasilitas ini merupakan sumber informasi atau big data berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. Setiap hari ada sekitar 4.000 hingga 5.000 data sumur yang masuk. Data tersebut diolah agar menjadi informasi berharga yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Jaffe menerangkan, penerapan digitalisasi di WK Rokan setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan; penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi / LPO hingga sekitar 40% optimalisasi kemampuan fasilitas produksi; dan peningkatan efisiensi.
WK Rokan saat ini menyumbangkan hampir 25% produksi minyak nasional. Produksi WK Rokan sekitar 162.000 BOPD (barel minyak per hari), atau naik 4.000 BOPD dibandingkan sebelum alih kelola yang berada di kisaran 158.000 BOPD.
Operasi WK Rokan saat ini didukung oleh sekitar 2.700 pegawai tetap dan lebih dari 22.000 pegawai mitra kerja. Masing-masing sekitar 65% dan 85% di antaranya merupakan warga lokal Riau.
(fai)