Setoran Pertamina ke Negara Capai Rp304,7 T, Paling Besar Pajak
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melaporkan setoran kepada negara mencapai Rp304,7 triliun pada 2023 turun 0,81% dibandingkan dengan capaian Rp307,2 triliun pada periode tahun sebelumnya. Setoran tersebut terdiri dari pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan signature bonus.
"Setoran pajak selalu menjadi yang terbesar. Setoran PNBP fluktuatif terpengaruh oleh ICP. Terlihat ICP membesar pasti setoran PNBP akan membesar juga," ujar Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Rabu (12/6/2024).
Baca Juga: Laba Pertamina Meningkat 17% Jadi Rp72 Triliun di 2023
Emma menjelaskan setoran terbesar berasal dari pajak sebesar Rp224 triliun dan PNBP Rp66 triliun serta dividen Tahun Buku 2023 sebesar Rp9,4 triliun atau 13,8% dari laba bersih konsolidasi.
Lebih lanjut, kkendati setoran perseroan mengalami penurunan tapi masih terjaga di atas Rp300 triliun dengan rata-rata pertumbuhan 34% setiap tahun sejak 2020. Sementara, setoran dividen tidak terlalu besar mengingat tingginya biaya modal atau capital expenditure (capex) perusahaan.
"Capex kita Rp100 triliun. Jadi kebijakan dari pemegang saham untuk cash kita di Pertamina dengan working capital yang demikian besar kebutuhannya. Jadi dividen diharapkan tidak terlalu besar tapi tetap harus ada dividen," jelasnya.
"Setoran pajak selalu menjadi yang terbesar. Setoran PNBP fluktuatif terpengaruh oleh ICP. Terlihat ICP membesar pasti setoran PNBP akan membesar juga," ujar Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Rabu (12/6/2024).
Baca Juga: Laba Pertamina Meningkat 17% Jadi Rp72 Triliun di 2023
Emma menjelaskan setoran terbesar berasal dari pajak sebesar Rp224 triliun dan PNBP Rp66 triliun serta dividen Tahun Buku 2023 sebesar Rp9,4 triliun atau 13,8% dari laba bersih konsolidasi.
Lebih lanjut, kkendati setoran perseroan mengalami penurunan tapi masih terjaga di atas Rp300 triliun dengan rata-rata pertumbuhan 34% setiap tahun sejak 2020. Sementara, setoran dividen tidak terlalu besar mengingat tingginya biaya modal atau capital expenditure (capex) perusahaan.
"Capex kita Rp100 triliun. Jadi kebijakan dari pemegang saham untuk cash kita di Pertamina dengan working capital yang demikian besar kebutuhannya. Jadi dividen diharapkan tidak terlalu besar tapi tetap harus ada dividen," jelasnya.
(nng)