Warga Argentina Ramai-ramai Buang USD, Sinyal Dedolarisasi?

Jum'at, 14 Juni 2024 - 04:34 WIB
loading...
Warga Argentina Ramai-ramai...
Presiden baru Argentina Javier Milei saat masa kampanya pemilihan membawa dolar Amerika Serikat yang bergambarkan wajah dirinya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Argentina tiba-tiba membutuhkan peso lebih besar dari sebelumnya di tengah kebijakan ekonomi Presiden baru Javier Milei. Kini semakin banyak warga Argentina menjual sebagian tabungan dolar mereka, dan mereka lebih tertarik menyimpan peso untuk memenuhi kebutuhan daripada membeli greenback.



Kebangkitan permintaan secara tiba-tiba terhadap mata uang peso yang rawan krisis, merupakan konsekuensi tak terduga dari kebijakan terapi kejut yang diterapkan Milei setelah menjabat sebagai Presiden baru Argentina pada 10 Desember, lalu.

Sekitar 208.000 orang Argentina menjual mata uang asing melalui saluran resmi pada bulan April, menurut data bank sentral, sementara 51.000 membeli dolar atau mata uang utama lainnya. Lonjakan permintaan ini dibangun di atas tren yang mulai terlihat pada Januari dan menandai rebound pertama kalinya untuk pembelian dan penjualan mata uang setidaknya sejak 2018.



Pada bulan November, sebulan sebelum pelantikan Milei, 789.000 orang Argentina membeli mata uang utama, sementara hanya 114.000 dolar yang terjual. Angka-angka itu hanya sepotong dari gambaran nyata, karena jutaan orang Argentina menukar peso dan dolar di pasar gelap yang lebih luas, serta melalui transaksi keuangan legal.

Kebutuhan akan peso dipicu dari keputusan Milei yang mengendorkan pengendalian harga, tetapi tetap memegang erat peso, yang pada akhirnya memangkas daya beli Argentina. Para presiden pendahulu telah menekan kenaikan harga-harga sesuai amanat pemerintah yang mulai ditinggalkan oleh libertarian.

Ketika harga-harga mengalami kenaikan lebih dari 100% sejak pelantikannya, peso hanya terdepresiasi 59% selama periode itu. Ketidakcocokan tersebut membuat kebutuhan sehari-hari makin mahal dalam dolar karena pendapatan lokal merosot, memaksa warga Argentina mengeruk tabungan dolar untuk membayar tagihan bulanan.

Milei dan tim ekonominya telah berulang kali membantah bahwa peso dinilai terlalu tinggi, juga tidak berencana untuk mempercepat laju devaluasi untuk mengejar inflasi. Sebaliknya, mereka berpendapat bisnis perlu memangkas harga.

Presiden terus berjanji menerapkan "persaingan mata uang" di mana dolar AS dan peso akan hidup berdampingan sebagai bentuk tender yang sah. Dia juga mengatakan, pada akhirnya akan memenuhi janjinya untuk menutup bank sentral sepenuhnya.

Argentina memiliki sejarah panjang dalam mencetak uang untuk mengkompensasi pengeluaran pemerintah yang berlebihan. Hal ini menghasilkan inflasi yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, bahkan hiperinflasi.

Maka tidak mengherankan jika negara Amerika Selatan ini sekali lagi mempertimbangkan langkah radikal yang dikenal sebagai dolarisasi, yang hingga saat ini hanya dilakukan oleh negara-negara dengan perekonomian yang jauh lebih kecil.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1836 seconds (0.1#10.140)