Sanksi Barat Tak Digubris, Dua Perusahaan Raksasa AS Ingin Kembali ke Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) kembali mengajukan permohonan kepada otoritas dagang di Rusia. Dua perusahaan makanan dan minuman itu di antaranya Coca-Cola dan Starbucks. Raksasa minuman ringan asal AS yang telah beroperasi di Rusia selama lebih dari empat dekade tersebut menarik diri dari negara tersebut pada Maret 2022 karena sanksi Barat terkait konflik Ukraina.
Berdasarkan laporan Rospatent, perusahaan yang berbasis di Atlanta ini akan kembali mendaftarkan tiga merek mereka di Rusia seperti Coca-Cola, Fanta, dan Sprite, tulis Vedomosti. Permohonan telah diajukan pada April itu berkaitan dengan pembuatan minuman ringan, minuman beralkohol, soda, dan produk lainnya.
Langkah ini dapat berarti bahwa Coca-Cola berencana untuk kembali ke pasar Rusia di masa depan, kata para ahli paten kepada Forbes dikutip dari Russian Today, Minggu (16/6/2024). Di bawah hukum Rusia, merek dagang dapat dibatalkan jika tidak digunakan selama tiga tahun.
Mengingat Coca-Cola, Sprite, dan Fanta keluar dari pasar pada 2022, perlindungan hukum mereka dapat dihentikan tahun depan, dan perusahaan AS itu ingin mengamankan hak atas mereknya. Coca-Cola telah hadir di Rusia sejak 1980 ketika minuman ini tersedia selama Olimpiade yang diadakan di Moskow pada tahun itu. Pada 1990, minuman ini tersedia di restoran McDonald's pertama di Uni Soviet. Produksi minuman berskala besar di Rusia dimulai pada 1992 tepat setelah runtuhnya Uni Soviet.
Sebelum keluar pada 2022, perusahaan AS itu telah mengoperasikan 10 pabrik di Rusia, memproduksi minuman ringan termasuk Fanta, Sprite, dan Schweppes, serta merek-merek lokal. Setelah perusahaan itu keluar, cabang Rusia berganti nama dan mulai memproduksi minuman rasa kola yang disebut Dobry Cola di pabrik-pabrik milik Coca-Cola HBC Rusia, pembotolan minuman aslinya.
Merek Dobry Cola meningkatkan pangsa pasarnya dari 2,8% menjadi 25% dalam bentuk uang dari 2022 hingga 2023, dan menjadi minuman ringan paling populer di negara ini. Selama periode yang sama, pangsa Coca-cola asli yang diimpor ke Rusia melalui negara ketiga turun enam kali lipat, demikian yang dilaporkan harian berita RBK pada awal tahun ini, mengutip data dari perusahaan riset Ntech.
Tak hanya itu, jaringan kedai kopi AS, Starbucks, juga dilaporkan telah mengajukan aplikasi ke Rospatent untuk mendaftarkan beberapa merek dagang Rusia. Konglomerat multinasional Swedia, IKEA juga dilaporkan telah memperpanjang hak merek dagang di Rusia selama sepuluh tahun awal tahun ini.
Berdasarkan laporan Rospatent, perusahaan yang berbasis di Atlanta ini akan kembali mendaftarkan tiga merek mereka di Rusia seperti Coca-Cola, Fanta, dan Sprite, tulis Vedomosti. Permohonan telah diajukan pada April itu berkaitan dengan pembuatan minuman ringan, minuman beralkohol, soda, dan produk lainnya.
Langkah ini dapat berarti bahwa Coca-Cola berencana untuk kembali ke pasar Rusia di masa depan, kata para ahli paten kepada Forbes dikutip dari Russian Today, Minggu (16/6/2024). Di bawah hukum Rusia, merek dagang dapat dibatalkan jika tidak digunakan selama tiga tahun.
Mengingat Coca-Cola, Sprite, dan Fanta keluar dari pasar pada 2022, perlindungan hukum mereka dapat dihentikan tahun depan, dan perusahaan AS itu ingin mengamankan hak atas mereknya. Coca-Cola telah hadir di Rusia sejak 1980 ketika minuman ini tersedia selama Olimpiade yang diadakan di Moskow pada tahun itu. Pada 1990, minuman ini tersedia di restoran McDonald's pertama di Uni Soviet. Produksi minuman berskala besar di Rusia dimulai pada 1992 tepat setelah runtuhnya Uni Soviet.
Sebelum keluar pada 2022, perusahaan AS itu telah mengoperasikan 10 pabrik di Rusia, memproduksi minuman ringan termasuk Fanta, Sprite, dan Schweppes, serta merek-merek lokal. Setelah perusahaan itu keluar, cabang Rusia berganti nama dan mulai memproduksi minuman rasa kola yang disebut Dobry Cola di pabrik-pabrik milik Coca-Cola HBC Rusia, pembotolan minuman aslinya.
Merek Dobry Cola meningkatkan pangsa pasarnya dari 2,8% menjadi 25% dalam bentuk uang dari 2022 hingga 2023, dan menjadi minuman ringan paling populer di negara ini. Selama periode yang sama, pangsa Coca-cola asli yang diimpor ke Rusia melalui negara ketiga turun enam kali lipat, demikian yang dilaporkan harian berita RBK pada awal tahun ini, mengutip data dari perusahaan riset Ntech.
Tak hanya itu, jaringan kedai kopi AS, Starbucks, juga dilaporkan telah mengajukan aplikasi ke Rospatent untuk mendaftarkan beberapa merek dagang Rusia. Konglomerat multinasional Swedia, IKEA juga dilaporkan telah memperpanjang hak merek dagang di Rusia selama sepuluh tahun awal tahun ini.
(nng)