Turunkan GWM Rupiah, BI: Likuiditas Nambah Rp117 Triliun

Selasa, 14 April 2020 - 20:38 WIB
loading...
Turunkan GWM Rupiah,...
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan Giro Wajib Minimum(GWM) Rupiah masing-masing sebesar 200 basis points (bps) untuk Bank Umum Konvensional serta 50 bps untuk Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah.

Selain itu, BI juga tidak akan memberlakukan kewajiban tambahan Giro untuk pemenuhan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) baik terhadap Bank Umum Konvensional maupun Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah untuk periode 1 tahun. Kedua kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Mei 2020.

Gubernur BI Perry Warjiyo optimis kedua langkah kebijakan tersebut akan lebih memperkuat likuiditas perbankan hingga Rp117 triliun serta menambah pasokan quantitative easing sebelumnya telah digelontorkan BI senilai Rp300 triliun.

"Penurunan GWM rupiah tadi ditambah tidak memberlakukan kewajiban tambahan Giro untuk pemenuhan RIM akan kembali menambah indeks likuiditas perbankan senilai Rp102 triliun ditambah Rp5,8 triliun jadi kurang lebih Rp117 triliun," jelas Perry melalui video conference di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Selain itu, untuk memperkuat manajemen likuiditas perbankan dan sehubungan dengan penurunan GWM Rupiah tersebut, BI juga menaikkan Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 200 bps untuk Bank Umum Konvensional dan sebesar 50 bps untuk Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah, mulai berlaku 1 Mei 2020.

Kenaikan PLM tersebut wajib dipenuhi melalui pembelian SUN/SBSN yang akan diterbitkan oleh Pemerintah di pasar perdana.

Perry memandang sabilitas dan likuiditas sistem keuangan masih terjaga yang tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Januari 2020 yang tinggi yakni 22,74%.

Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,77% (gross) atau 1,08% (net). Sementara itu, untuk pertumbuhan kredit masih perlu mendapat perhatian, tercermin dari angka pertumbuhan kredit pada Febuari 2020 sebesar 5,5% (yoy), turun dari 6,10% (yoy) pada Januari 2020.
(bon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Suku Bunga Acuan BI...
Suku Bunga Acuan BI Ditahan di 6 Persen, Perry Warjiyo Ungkap Pertimbangannya
Daftar 28 Pimpinan Satuan...
Daftar 28 Pimpinan Satuan Kerja BI yang Dilantik Perry Warjiyo
Kebijakan Pro Growth,...
Kebijakan Pro Growth, Strategi BI Jaga Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Kebijakan Moneter BI...
Kebijakan Moneter BI di 2025 Diarahkan untuk Jaga Rupiah
PTBI 2024: Sinergi Memperkuat...
PTBI 2024: Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional
Bos BI Ungkap Efek Trump...
Bos BI Ungkap Efek Trump Menang: Dolar AS Terus Menguat, Suku Bunga Tinggi
Breaking News! BI Pangkas...
Breaking News! BI Pangkas Suku Bunga Jadi 6%
Perry Warjiyo Ungkap...
Perry Warjiyo Ungkap Ada Ruang Penurunan BI Rate di Penutup Tahun 2024
Ramalan Bos BI: Ekonomi...
Ramalan Bos BI: Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh di Kisaran 4,7-5,5%
Rekomendasi
Jejak Karier AKBP Heti...
Jejak Karier AKBP Heti Patmawati, Polwan dengan Penugasan Baru sebagai Kapolres Lampung Timur
Sinopsis Sinetron Mencintaimu...
Sinopsis Sinetron Mencintaimu Sekali Lagi, Kamis 13 Maret 2025: Arini Menuntut, Emil Frustasi
Nurul Arifin: Tidak...
Nurul Arifin: Tidak Ada Alasan bagi Letkol Teddy Mundur dari TNI karena Menjabat Seskab
Berita Terkini
THR PNS Cair 17 Maret...
THR PNS Cair 17 Maret 2025 , Pemerintah Siapkan Anggaran Rp49,9 Triliun
16 menit yang lalu
Realisasi Program Makan...
Realisasi Program Makan Bergizi Gratis Capai Rp710,5 Miliar, Jangkau 2 Juta Penerima
56 menit yang lalu
Pabrik MinyaKita Tak...
Pabrik MinyaKita Tak Sesuai Takaran Resmi Ditutup, Ini Pemiliknya
1 jam yang lalu
TBS Energi Tumbuh Positif...
TBS Energi Tumbuh Positif di Tengah Transformasi Bisnis Berkelanjutan
1 jam yang lalu
Berapa THR yang Diterima...
Berapa THR yang Diterima PPPK 2025? Cek Kisaran Tanggal Pencairannya
1 jam yang lalu
Jaga Iklim Investasi,...
Jaga Iklim Investasi, Pemerintah Harus Berikan Kepastian Hukum Industri Sawit
2 jam yang lalu
Infografis
Ukraina Menolak Bayar...
Ukraina Menolak Bayar Utang Rp5.705 Triliun kepada AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved