Pembentukan PalmCo Bisa Perkuat Ekosistem Sawit, Begini Alasannya

Jum'at, 21 Juni 2024 - 18:10 WIB
loading...
Pembentukan PalmCo Bisa...
Komisi VI DPR RI menilai pembentukan Subholding PTPN III (Persero) kian memperkuat pengembangan ekosistem perkebunan kelapa sawit nasional. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Komisi VI DPR RI menilai pembentukan Subholding PTPN III (Persero) yang di dalamnya ada PTPN IV PalmCo kian memperkuat pengembangan ekosistem perkebunan kelapa sawit nasional. PTPN IV PalmCo kini menjadi perusahaan perkebunan sawit terluas di dunia dengan mengelola 586.843 hektare (ha) perkebunan kelapa sawit sendiri dan 56.944 ha kebun kerja sama operasi menjadi katalisator atas ragam capaian kontribusi positif selama ini.

"Saya berharap PTPN mampu menjadi andalan baru Kementerian BUMN," kata Anggota Komisi VI, Mahfudz Abdurrahman di sela-sela kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PPTN IV Regional III Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, dikutip Jumat (21/6/2024).



Direktur Manajemen Risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) M. Arifin Firdaus menjelaskan, akhir tahun lalu telah dibentuk dua subholding PTPN I SupportingCo dan PTPN IV PalmCo. PTPN IV PalmCo ini merupakan penggabungan dari PTPN V Riau, PTPN VI Jambi-Sumbar, dan PTPN XIII Kalimantan serta spin off sebagian PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan.

"Pemegang saham berkeinginan bahwa aksi korporasi yang juga menjadi proyek strategis nasional ini mampu menjadi solusi dalam penguatan ketahanan pangan dan energi nasional serta juga mengakselerasi target peremajaan sawit pemerintah,” sebut Arifin.



Hal senada disampaikan Sonny T. Danaparamita, anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP, yang berharap agar PTPN dapat memperkuat perannya sebagai mesin penggerak ekonomi. Dirinya juga meminta agar PTPN IV PalmCo memperkuat hilirisasi sehingga target penguatan penguatan ketahanan pangan dan energi nasional dapat diwujudkan.

"Kita minta dapat disampaikan apa program hilirisasinya dan pada tahun berapa itu ditargetkan," pesan Sonny.

Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Faturohman menjelaskan, sebagai perusahaan kelapa sawit terluas di dunia, PalmCo mampu berprestasi di tengah ketidapastian situasi global dengan membukukan penjualan hingga Rp30,8 triliun serta meraih laba bersih Rp3,6 triliun secara konsolidasi sepanjang 2023 lalu.

Sementara itu, Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa memaparkan, terdapat tiga tantangan pascamerger enam bulan lalu. Tantangan pertama adalah post merger integration atau konsolidasi pascamerger.

"Enam bulan berjalan pasca-terintegrasi fondasi yang kita coba bangun sudah mulai terlihat petanya. Banyak potensi perbaikan utamanya untuk menghilangkan gap kinerja antar-region dan unit kerja sama operasi kami," ujarnya.

Tantangan kedua, perihal disparitas produktivitas perkebunan sawit yang disebabkan faktor kinerja serta budaya kerja dan tantangan ketiga adalah hilirisasi. Untuk kedua tantangan terakhir, ia mengatakan perusahaan sedang menggesa untuk melakukan penyeragaman budaya yang bersandar pada tata kelola yang baik dan dalam penentuan road map hililirasi, disandarkan pada lima pilar yang dimiliki PTPN saat ini.

“Lima pilar ini kami menyebutnya Next Gen Operation, Reveneue Enhancement, Downstream Transformation, Trading & Supply Chain Improvement, serta New Green Business Establishment,” beber Jatmiko.

Jon Erizal yang memimpin jalannya rapat kunjungan kerja spesifik itu menaruh fokus perhatiannya pada komposisi penggunaan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Penggunaan dana BPDPKS untuk PSR masih sangat minim. Hanya sekitar 15% dari total dana yang terkumpul.

“Semoga PTPN mampu mendorong agar penggunaan dana tersebut dapat lebih maksimal,” tukasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1920 seconds (0.1#10.140)