China Tabuh Genderang Perang dengan Uni Eropa, Ini Persoalannya

Sabtu, 22 Juni 2024 - 09:50 WIB
loading...
China Tabuh Genderang...
Beijing memperingatkan Uni Eropa jika terus meningkatkan ketegangan dengan China. FOTO/iStock
A A A
JAKARTA - Beijing memperingatkan Uni Eropa kemungkinan perang dagang antar kedua pihak jika terus meningkatkan ketegangan dengan China. Peringatan keras tersebut dilontarkan Kementerian Perdagangan China akibat melakukan praktik-praktik yang tidak adil selama penyelidikan anti-subsidi selama delapan bulan terhadap kendaraan listrik China.

Peringatan tersebut muncul setelah pengumuman Uni Eropa pekan lalu tentang tarif baru yang cukup besar hingga 38% untuk pembuat mobil listrik China, yang kemudian ditanggapi Beijing dengan meluncurkan penyelidikan anti-dumping yang ditujukan untuk produk daging babi tertentu dari blok tersebut.

Beijing sebelumnya memperingatkan bahwa mereka akan menargetkan sektor penerbangan dan pertanian Uni Eropa sebagai tanggapan atas pajak tersebut.

"Pihak Eropa terus meningkatkan friksi perdagangan dan dapat memicu perang dagang," kata juru bicara kementerian perdagangan China pada hari Jumat, seperti dikutip media lokal dari Russian Today, Sabtu (22/6/2024).

"Tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan pihak Eropa," tegas juru bicara tersebut.



Pernyataan tersebut mengecam investigasi anti-subsidi Uni Eropa, dan mengklaim bahwa blok tersebut mengabaikan konsensus penting yang dicapai oleh para pemimpin kedua belah pihak.

"Mereka telah menentukan hasil investigasi, mengeluarkan tarif yang tidak sesuai, merugikan kepentingan bisnis dari kedua belah pihak, merusak kerja sama ekonomi dan perdagangan China-Uni Eropa secara keseluruhan," kata juru bicara tersebut. "Pendekatan yang dilakukan oleh pihak Uni Eropa adalah proteksionisme yang khas."

Pada September 2023, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan apa yang disebut investigasi anti-subsidi selama pidato tahunan Negara Uni Eropa tanpa memberi tahu pihak China sebelumnya.

Menurut Reuters, pernyataan kementerian perdagangan China ini diterbitkan sekitar satu jam sebelum kedatangan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck di Beijing. Lawatan Habeck selama tiga hari ke China adalah yang pertama kali dilakukan oleh seorang pejabat senior Uni Eropa sejak Brussels mengusulkan bea masuk yang dapat merugikan bisnis-bisnis Jerman.

Pada sebuah resepsi di kedutaan besar Jerman di Beijing, Habeck menyatakan ketidakpuasannya terhadap strategi China dan Berlin dengan menggambarkannya sebagai strategi yang terlalu berjangka pendek dan tidak selaras dengan strategi China negara-negara Uni Eropa lainnya.

Sementara, para produsen mobil China mendesak Beijing untuk menaikkan tarif pada mobil-mobil bertenaga bensin dengan mesin-mesin yang lebih besar yang diimpor dari Eropa. Statistik resmi menunjukkan bahwa ekspor mobil Uni Eropa ke China bernilai €19,4 miliar atau USD20,8 miliar pada 2023, sementara blok tersebut membeli kendaraan listrik senilai €9,7 miliar dari China.



Para pakar industri memperingatkan Produsen mobil Jerman akan menjadi yang paling terpapar pada setiap langkah balasan dari Beijing mengingat pasar China adalah pasar utama untuk ekspor mobil negara tersebut. Langkah Uni Eropa tersebut dilakukan setelah AS menaikkan tarif empat kali lipat untuk mobil listrik China menjadi lebih dari 100% awal bulan ini, yang berdampak pada impor barang China senilai USD18 miliar. Beijing telah memperingatkan bahwa tindakan tersebut melanggar prinsip-prinsip persaingan yang adil dan membahayakan stabilitas perdagangan global.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
Ambisi Uni Eropa Mengurangi...
Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
Rusia Tuntut Raksasa...
Rusia Tuntut Raksasa Energi Inggris Bayar Ganti Rugi Rp26,3 Triliun
Sinyal Kuat AS Cabut...
Sinyal Kuat AS Cabut Sanksi Rusia demi Hidupkan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
Gurita Bisnis Keluarga...
Gurita Bisnis Keluarga Xi Jinping Terungkap, Raup Jutaan Dolar di Tengah Kampanye Antikorupsi
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
4 Tokoh Rusia Bebas...
4 Tokoh Rusia Bebas dari Sanksi Uni Eropa, Ada Pengusaha hingga Menteri
Beri Sanksi ke Rusia,...
Beri Sanksi ke Rusia, Uni Eropa Menusuk Sendiri Jantung Ekonominya
Rekomendasi
Contoh Ucapan Nyepi...
Contoh Ucapan Nyepi 2025 untuk Teman Kantor yang Menyentuh
Alex Pereira: Antara...
Alex Pereira: Antara Cedera dan Duel Jilid 2 vs Magomed Ankalaev Agustus 2025
Hujan Deras, Banjir...
Hujan Deras, Banjir Rendam SMP 3 Semanu Gunungkidul
Berita Terkini
Kadin Jakarta, Indosat,...
Kadin Jakarta, Indosat, dan Masjid Istiqlal Teken MoU Pemberdayaan Ekonomi Umat
23 menit yang lalu
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
1 jam yang lalu
Moodys Bunyikan Alarm...
Moody's Bunyikan Alarm Peringatan Kesehatan Fiskal AS
2 jam yang lalu
Tak Terbendung! Harga...
Tak Terbendung! Harga Emas Tembus ke Rp1.806.000 per Gram
3 jam yang lalu
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
4 jam yang lalu
PetroChina Jabung Ciptakan...
PetroChina Jabung Ciptakan Multiplier Effect Ekonomi Jambi
6 jam yang lalu
Infografis
Bersiap Perang, 450...
Bersiap Perang, 450 Juta Warga Uni Eropa Diminta Timbun Makanan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved