Ini Resep Gubernur BI Dalam Menjaga Stabilitas Keuangan

Jum'at, 03 Mei 2019 - 21:39 WIB
Ini Resep Gubernur BI Dalam Menjaga Stabilitas Keuangan
Ini Resep Gubernur BI Dalam Menjaga Stabilitas Keuangan
A A A
JAKARTA - Tahun 2018 kemarin menjadi tahun turbulensi bagi sistem keuangan di Indonesia, imbas dari ketidakpastian ekonomi global. Namun demikian, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menerangkan stabilitas sistem keuangan nasional dapat terjaga dengan baik.

Perry pun membeberkan resep dalam menjaga stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian global. Menurut Perry, koordinasi dan bauran kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral, merupakan resep terjaganya stabilitas sistem keuangan domestik.

Dengan koordinasi antara BI, pemerintah, OJK, dan LPS, stabilitas sistem keuangan sepanjang 2018 hingga saat ini dapat terjaga. Ini berkat formulasi kebijakan moneter yang diarahkan untuk menjaga stabilitas. Sementara itu, kebijakan lainnya diarahkan lebih akomodatif dalam mendorong permintaan domestik, termasuk kebijakan makroprudensial.

"Bagaimana 'jamu pahit' berupa kebijakan kenaikan suku bunga di sisi moneter tidak berdampak pada kenaikan suku bunga kredit perbankan karena Bank Indonesia memberikan 'jamu manis' di sisi kebijakan makroprudensial," ujar Perry saat meluncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan (KS) Semester II 2018 Nomor 32 Edisi Maret 2019 yang mengusung tema "Penguatan Intermediasi di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global" di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Dalam edisi kali ini terdapat tiga aspek penyempurnaan dibandingkan dengan buku KSK edisi sebelumnya, yaitu berupa penguatan analisis makro financial linkage berupa hubungan sektor keuangan domestik dengan kondisi makro global dan domestik, pengayaan dimensi analisis melalui penggabungan analisis time series (prosiklikalitas) dengan cross section (keterkaitan antar elemen dalam sektor keuangan), dan penekanan pada penyajian analitikal dibandingkan dengan pemaparan perkembangan sistem keuangan.

Perry menambahkan bahwa konsistensi implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif yang didukung oleh koordinasi dan kerja sama yang erat dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan otoritas terkait lainnya menunjukkan hasil positif, di mana intermediasi terus tumbuh membaik, permodalan bank tinggi dan risiko likuiditas terjaga dengan baik, serta indeks SSK tetap terjaga dalam zona aman.

Sepanjang semester II 2018, Bank Indonesia memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif dengan melakukan pelonggaran kembali Rasio Loan to Value/Financiang to Value (LTV/FTV) untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) berupa pelonggaran besaran rasio LTV/FTV untuk fasilitas kredit pertama, pelonggaran fasilitas inden, dan pelonggaran termin pembayaran, penyempurnaan ketentuan GWM LFR menjadi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) untuk mendorong intermediasi perbankan, implementasi instrumen Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan, mempertahankan besaran CCB pada level 0%, dan secara konsisten senantiasa berupaya mengembangkan UMKM.

Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan stabilitas sistem keuangan Indonesia akan tetap terjaga. Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga perbankan diperkirakan dalam kisaran 10-12% (year on year/yoy) dan 8-10% (yoy).

Siklus keuangan yang telah menunjukkan arah ekspansi, diperkirakan akan terus menguat. Kinerja korporasi non-keuangan juga terjaga dan terus melanjutkan ekspansi.

"Optimisme tersebut didukung oleh kebijakan Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif," tukas Perry.

Bank Indonesia akan tetap berkomitmen untuk melakukan penguatan intermediasi yang didukung dengan permodalan dan likuiditas yang memadai. Selain evaluasi kebijakan rasio LTV/FTV secara berkala akan dievaluasi, kebijakan RIM juga akan terus ditinjau ulang untuk mendorong intermediasi yang bersifat wholesale.

Ketentuan PLM akan terus dipantau, dan CCB juga akan terus dioptimalkan. Penguatan surveilans terhadap bank-bank besar dan korporasi akan terus dilakukan, termasuk penguatan pemantauan risiko di luar perbankan. Pemanfaatan data National and Regional Balance Sheet (NBS/RBS) akan terus dioptimalkan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4436 seconds (0.1#10.140)