Konsumen China Ogah Belanja, Brand-brand Mewah Kena Imbasnya
loading...
A
A
A
Swatch Group - pembuat jam tangan Swiss yang juga menaungi Blancpain, Longines dan Omega - mengatakan, pelemahan permintaan di China berkontribusi terhadap penurunan penjualan sebesar 14,4% untuk enam bulan pertama tahun 2024, dibandingkan dengan waktu yang sama tahun sebelumnya.
Richemont, yang memiliki brand Cartier mengungkapkan, penjualan di China, Hong Kong dan Makau, turun 27% secara year-on-year pada kuartal yang berakhir pada 30 Juni.
Lalu raksasa mode Jerman, Hugo Boss menurunkan proyeksi penjualannya pada tahun ini karena kekhawatiran tentang permintaan konsumen yang lemah di beberapa pasar seperti China dan Inggris.
Pemain industri barang mewah utama lainnya, termasuk Hermes dan Gucci, akan melaporkan hasil keuangan terbaru mereka minggu ini.
Data terbaru dari China menunjukkan ekonomi masih berjuang untuk pulih dari penurunan imbas pandemi, karena pertumbuhan kuartal kedua dan angka penjualan ritel Juni berada di bawah ekspektasi.
Selain itu memamerkan brand mewah secara online masih berada di bawah pengawasan otoritas China. Pada bulan Mei, surat kabar Global Times yang dikendalikan pemerintah melaporkan bahwa seorang selebriti internet bernama Wanghongquanxing dilarang dari media sosial "di tengah tindakan keras terhadap perilaku pamer kekayaan online."
Akunnya di Douyin, setara dengan TikTok di China, tercatat memiliki lebih dari empat juta pengikut. Beberapa influencer populer lainnya juga merasakan akun mereka telah dihapus dalam kampanye yang menurut pengawas internet China bertujuan untuk melarang konten "vulgar" dan mencolok.
Richemont, yang memiliki brand Cartier mengungkapkan, penjualan di China, Hong Kong dan Makau, turun 27% secara year-on-year pada kuartal yang berakhir pada 30 Juni.
Lalu raksasa mode Jerman, Hugo Boss menurunkan proyeksi penjualannya pada tahun ini karena kekhawatiran tentang permintaan konsumen yang lemah di beberapa pasar seperti China dan Inggris.
Pemain industri barang mewah utama lainnya, termasuk Hermes dan Gucci, akan melaporkan hasil keuangan terbaru mereka minggu ini.
Data terbaru dari China menunjukkan ekonomi masih berjuang untuk pulih dari penurunan imbas pandemi, karena pertumbuhan kuartal kedua dan angka penjualan ritel Juni berada di bawah ekspektasi.
Selain itu memamerkan brand mewah secara online masih berada di bawah pengawasan otoritas China. Pada bulan Mei, surat kabar Global Times yang dikendalikan pemerintah melaporkan bahwa seorang selebriti internet bernama Wanghongquanxing dilarang dari media sosial "di tengah tindakan keras terhadap perilaku pamer kekayaan online."
Akunnya di Douyin, setara dengan TikTok di China, tercatat memiliki lebih dari empat juta pengikut. Beberapa influencer populer lainnya juga merasakan akun mereka telah dihapus dalam kampanye yang menurut pengawas internet China bertujuan untuk melarang konten "vulgar" dan mencolok.
(akr)