6 Negara Arab yang Tertarik Gabung BRICS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setidaknya ada delapan negara Arab yang pernah mendaftar secara resmi untuk bergabung dengan kelompok negara- negara berkembang utama, BRICS . Hal ini disampaikan oleh menteri luar negeri Afrika Selatan menjelang KTT BRICS tahun lalu.
Saat itu Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor mengatakan, bahwa total ada 23 negara yang secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS, termasuk di antaranya delapan negara Arab.Dari deretan negara Arab yang tertarik gabung BRICS, tiga di antaranya kini sudah bergabung dalam geng negara berkembang yang dipimpin China-Rusia tersebut. Mereka adalah Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Arab Saudi.
Aliansi ekonomi BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan sepakat mengundang 6 anggota baru sejak awal tahun. Arab Saudi sah gabung dengan blok BRICS bersama dengan Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab sebagai anggota resmi.
Keanggotaan mereka mulai berlaku pada 1 Januari 2024, menandai ekspansi yang signifikan oleh BRICS. Meskipun BRICS telah berjuang untuk mencapai potensi ekonominya, BRICS memproyeksikan dirinya sebagai alternatif geopolitik terhadap tatanan dunia yang dipimpin AS, dan memposisikan dirinya sebagai perwakilan negara-negara Selatan.
Anggota-anggota baru sangat ingin memanfaatkan pengaruh dan kekuatan ekonomi BRICS, tak terkecuali bagi negara-negara Arab. Selanjutnya terserah BRICS, apakah mereka bakal kembali melakukan perluasan dengan merekrut negara-negara Arab?.
Afghanistan berada di bawah kendali Taliban sejak September 2021. Taliban telah mengumumkan Negara Islam Afghanistan, tetapi belum diakui secara resmi. Itulah yang menjadikan Afghanistan ingin bergabung dengan BRICS sehingga mendapatkan pengakuan dari negara lain.
Dengan populasi 40 juta jiwa, negara ini adalah salah satu yang terbesar di Asia Tengah, tetapi perang selama puluhan tahun telah menjadikan Afghanistan sebagai salah satu negara termiskin dan terbelakang di dunia.
Sejak 2022, Aljazair dilaporkan telah mengisi sebuah lamaran untuk menjadi anggota BRICS. Kabar ini terungkap berdasarkan pernyataan Leila Zerrouki yang saat itu menjadi utusan khusus Kementerian Luar Negeri Aljazair bidang kemitraan luar negeri.
Aljazair telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kelompok BRICS dan mengajukan permintaan untuk menjadi anggota pemegang saham Bank BRICS dengan jumlah USD1,5 miliar, mengutip Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune seperti dilaporkan Ennahar TV.
Tebboune mengatakan pada akhir kunjungannya ke China bahwa Aljazair telah berusaha bergabung dengan BRICS untuk membuka peluang ekonomi baru. Layanan berita resmi APS Aljazair menyoroti peran China sebagai negara non-Arab pertama yang mengakui pemerintahan sementara Aljazair pada 1958, yang didirikan di tengah perang kemerdekaan yang brutal dari Perancis.
Sejak 2014, Aljazair dan China telah menjadi mitra strategis dan berkomitmen untuk mengembangkan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, energi, ruang angkasa, dan kesehatan.
Saat itu Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor mengatakan, bahwa total ada 23 negara yang secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS, termasuk di antaranya delapan negara Arab.Dari deretan negara Arab yang tertarik gabung BRICS, tiga di antaranya kini sudah bergabung dalam geng negara berkembang yang dipimpin China-Rusia tersebut. Mereka adalah Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Arab Saudi.
Aliansi ekonomi BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan sepakat mengundang 6 anggota baru sejak awal tahun. Arab Saudi sah gabung dengan blok BRICS bersama dengan Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab sebagai anggota resmi.
Keanggotaan mereka mulai berlaku pada 1 Januari 2024, menandai ekspansi yang signifikan oleh BRICS. Meskipun BRICS telah berjuang untuk mencapai potensi ekonominya, BRICS memproyeksikan dirinya sebagai alternatif geopolitik terhadap tatanan dunia yang dipimpin AS, dan memposisikan dirinya sebagai perwakilan negara-negara Selatan.
Anggota-anggota baru sangat ingin memanfaatkan pengaruh dan kekuatan ekonomi BRICS, tak terkecuali bagi negara-negara Arab. Selanjutnya terserah BRICS, apakah mereka bakal kembali melakukan perluasan dengan merekrut negara-negara Arab?.
Berikut daftar 6 negara Arab yang tertarik gabung BRICS
1. Afghanistan
Afghanistan berada di bawah kendali Taliban sejak September 2021. Taliban telah mengumumkan Negara Islam Afghanistan, tetapi belum diakui secara resmi. Itulah yang menjadikan Afghanistan ingin bergabung dengan BRICS sehingga mendapatkan pengakuan dari negara lain.
Dengan populasi 40 juta jiwa, negara ini adalah salah satu yang terbesar di Asia Tengah, tetapi perang selama puluhan tahun telah menjadikan Afghanistan sebagai salah satu negara termiskin dan terbelakang di dunia.
2. Aljazair
Sejak 2022, Aljazair dilaporkan telah mengisi sebuah lamaran untuk menjadi anggota BRICS. Kabar ini terungkap berdasarkan pernyataan Leila Zerrouki yang saat itu menjadi utusan khusus Kementerian Luar Negeri Aljazair bidang kemitraan luar negeri.
Aljazair telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kelompok BRICS dan mengajukan permintaan untuk menjadi anggota pemegang saham Bank BRICS dengan jumlah USD1,5 miliar, mengutip Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune seperti dilaporkan Ennahar TV.
Tebboune mengatakan pada akhir kunjungannya ke China bahwa Aljazair telah berusaha bergabung dengan BRICS untuk membuka peluang ekonomi baru. Layanan berita resmi APS Aljazair menyoroti peran China sebagai negara non-Arab pertama yang mengakui pemerintahan sementara Aljazair pada 1958, yang didirikan di tengah perang kemerdekaan yang brutal dari Perancis.
Sejak 2014, Aljazair dan China telah menjadi mitra strategis dan berkomitmen untuk mengembangkan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, energi, ruang angkasa, dan kesehatan.