6 Negara Arab yang Tertarik Gabung BRICS

Kamis, 08 Agustus 2024 - 14:31 WIB
loading...
A A A
China juga telah terlibat dalam serangkaian proyek infrastruktur di Aljazair. Ditopang oleh hubungan kedua negara, sepertinya Aljazair menjadi salah satu negara yang sangat intens menawarkan diri buat bergabung ke dalam BRICS.

3. Bahrain


Kelompok BRICS mulai menyebar undangan untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2024 mendatang di Kazan, Rusia. Diberitakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa, untuk menghadiri pertemuan puncak yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober, mendatang.

Melansir watcher.guru, Bahrain tertarik dengan inisiatif BRICS, dan karena hubungannya dengan Rusia. Kemungkinan Bahrain menjadi kandidat yang akan menerima undangan untuk bergabung dengan aliansi tersebut pada musim gugur ini.

Sebagai informasi Bahrain disebutkan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS pada tahun 2022, tetapi tidak termasuk di antara negara-negara yang secara resmi diundang untuk bergabung dengan blok ekonomi berkembang utama dalam KTT di Johannesburg, Afrika Selatan.

4. Kuwait


Kuwait disebut-sebut menjadi salah satu negara yang masuk dalam antrean untuk gabung bersama BRICS. Namun belum ada pernyataan resmi dari negara kaya minyak tersebut.

Perekonomian Kuwait sangat bertumpu pada sektor minyak. Sektor minyak menyumbang sekitar 90% total penerimaan Pemerintah dan 95% total ekspor Kuwait.

Negara yang menjadi tujuan ekspor produk Kuwait adalah India, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Cina, Iraq, Qatar, Rusia, Oman, Pakistan Amerika dan Indonesia. Sedangkan Negara pengimpor Kuwait adalah Cina, Amerika, Emirat Arab, Jepang, Jerman, India, Saudi, Itali Korea, Perancis dan Indonesia.

5. Palestina


Pada akhir 2023, Palestina telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan blok BRICS bersama tujuh negara Arab: Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, dan Maroko.

Meskipun Palestina tidak diundang ke KTT Johannesburg pada bulan Agustus, lalu dan tidak termasuk di antara negara-negara yang akan segera bergabung dalam pertemuan tersebut, BRICS dapat membantu membawa – dan dalam beberapa hal sudah membawa – isu kenegaraan Palestina ke panggung internasional.

Meskipun dukungan BRICS terhadap Palestina bukanlah hal yang baru, namun konteks terkini menjadi hal yang baru seperti dilansir Aljazeera. Namun ada beberapa tantangan berat untuk membuat Palestina bergabung dalam blok BRICS yang digawangi China dan Rusia.

6. Tunisia


Tunisia juga menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS, meski belum mengajukan permohonan resmi. Meski begitu, permintaan tersebut terbilang mengejutkan, pasalnya negara ini terperosok dalam krisis ekonomi parah yang semakin memburuk sejak tahun 2021.

Utang nasional negara tersebut tahun 2020 mencapai 80% dari PDB, dan pemerintah Tunisia menghadapi krisis keuangan yang serius. Namun Tunisia enggan menerima persyaratan dan reformasi anggaran yang diberlakukan oleh pemberi pinjaman tradisional, terutama Dana Moneter Internasional (IMF).

Oleh karena itu, pemerintah Tunisia tampaknya bertekad untuk mencari bantuan dari organisasi alternatif, termasuk BRICS dan NDB-nya. Namun, tujuan bank tersebut adalah untuk memobilisasi sumber daya untuk proyek-proyek negara anggota – bukan untuk menopang pemerintah yang gagal.

Kita lihat saja apakah Tunisia berpeluang gabung bersama negara-negara berkembang utama. Ketertarikan negara Arab mencerminkan ambisi mereka untuk menjadi aktor penuh di arena global – dan bukannya hanya menonton dari pinggir lapangan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1332 seconds (0.1#10.140)