YLKI Soroti Produk Pangan Ilegal dari China, Awas Bisa Sakit!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengimbau agar masyarakat waspada terhadap produk makanan dan minuman ilegal yang berasal dari China. Sebab, peredaran produk tersebut dapat mengancam kesehatan masyarakat.
Peneliti YLKI, Niti Emiliana mengimbau agar masyarakat lebih teliti dalam membeli produk pangan. Salah satunya adalah dengan mengecek izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar terhindar dari petaka akibat produk pangan ilegal.
“Konsumen tidak perlu membeli makanan atau minuman yang tidak ada izin edar BPOM,” kata Niti dalam keterangan resminya pada Jumat (9/8/2024).
Ia menyoroti banyaknya temuan sejumlah kasus masalah kesehatan yang diakibatkan oleh produk pangan ilegal China dalam beberapa dekade terakhir. Di mana kualitas dan keamanan produk pangan ilegal China kerap menimbulkan masalah.
Disebutkan, contoh kasusnya terjadi di Sukabumi, Jawa Barat pada bulan mei lalu di mana 6 siswa SDN Cidadap I, Kecamatan Sukaraja mengalami pusing, mual dan muntah usai membeli snack asal China bermerek 'Hot Spicy Latiru dan Latiao Strips'.
Kasus serupa juga pernah terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir, Sumatera Selatan di mana 18 murid mengalami sakit kepala hingga kembung setelah menyantap jajanan berbentuk permen lunak asal China.
Dan kasus yang terbaru ditemukan minyak goreng asal China yang bercampur dengan BBM. Hal itu terjadi lantaran kapal tanker tidak dibersihkan dari BBM saat mengangkut minyak goreng demi menekan biaya.
Niti menyarankan masyarakat lebih mengonsumsi produk-produk lokal. Menurutnya, kualitas mamin lokal banyak yang lebih baik dibandingkan produk luar negeri seperti China. Bahkan, dalam banyak keamanan produk mamin lokal lebih terjamin.
“Produk lokal pun sebenarnya juga banyak yang kualitasnya juga bagus,” tandasnya.
Untuk diketahui, pada Mei 2024, Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg. Produk yang ditarik mengandung bahan pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K dalam kadar tinggi di luar batas aman.
Skandal terbesar pangan China yang paling membuat gempar adalah skandal susu China pada tahun 2008. Saat itu, zat kimia melamin banyak ditemukan terkandung pada berbagai produsen susu China.
Kasus itu pun menelan 300.000 korban, di mana 54.000 korban dilarikan ke rumah sakit dan enam bayi telah tewas akibat gagal ginjal. Hal itu pun mengakibatkan kepercayaan masyarakat China terhadap produk susu mereka menjadi rendah.
Peneliti YLKI, Niti Emiliana mengimbau agar masyarakat lebih teliti dalam membeli produk pangan. Salah satunya adalah dengan mengecek izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar terhindar dari petaka akibat produk pangan ilegal.
“Konsumen tidak perlu membeli makanan atau minuman yang tidak ada izin edar BPOM,” kata Niti dalam keterangan resminya pada Jumat (9/8/2024).
Ia menyoroti banyaknya temuan sejumlah kasus masalah kesehatan yang diakibatkan oleh produk pangan ilegal China dalam beberapa dekade terakhir. Di mana kualitas dan keamanan produk pangan ilegal China kerap menimbulkan masalah.
Disebutkan, contoh kasusnya terjadi di Sukabumi, Jawa Barat pada bulan mei lalu di mana 6 siswa SDN Cidadap I, Kecamatan Sukaraja mengalami pusing, mual dan muntah usai membeli snack asal China bermerek 'Hot Spicy Latiru dan Latiao Strips'.
Kasus serupa juga pernah terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir, Sumatera Selatan di mana 18 murid mengalami sakit kepala hingga kembung setelah menyantap jajanan berbentuk permen lunak asal China.
Dan kasus yang terbaru ditemukan minyak goreng asal China yang bercampur dengan BBM. Hal itu terjadi lantaran kapal tanker tidak dibersihkan dari BBM saat mengangkut minyak goreng demi menekan biaya.
Niti menyarankan masyarakat lebih mengonsumsi produk-produk lokal. Menurutnya, kualitas mamin lokal banyak yang lebih baik dibandingkan produk luar negeri seperti China. Bahkan, dalam banyak keamanan produk mamin lokal lebih terjamin.
“Produk lokal pun sebenarnya juga banyak yang kualitasnya juga bagus,” tandasnya.
Untuk diketahui, pada Mei 2024, Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg. Produk yang ditarik mengandung bahan pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K dalam kadar tinggi di luar batas aman.
Skandal terbesar pangan China yang paling membuat gempar adalah skandal susu China pada tahun 2008. Saat itu, zat kimia melamin banyak ditemukan terkandung pada berbagai produsen susu China.
Kasus itu pun menelan 300.000 korban, di mana 54.000 korban dilarikan ke rumah sakit dan enam bayi telah tewas akibat gagal ginjal. Hal itu pun mengakibatkan kepercayaan masyarakat China terhadap produk susu mereka menjadi rendah.
(fch)