Mantap! Bakal Ada Tambahan 42 Juta Barel Minyak dari Lapangan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meresmikan produksi minyak perdana Banyu Urip Infill Clastic Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur. Produksi minyak tersebut diperoleh dari salah satu sumur dari sebanyak 5 sumur infill dan 2 sumur clastic yang direncanakan akan dibor oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) ditargetkan memproduksi tambahan minyak sebesar 42,92 juta barel (MMBO) dari 7 sumur yang terdiri dari 5 sumur infill dan 2 sumur clastic. Sebanyak 6 sumur akan tajak di 2024 dan 1 sumur akan tajak di 2025.
"Minyak perdana ini merupakan minyak yang diproduksikan dari sumur B13 sebesar 13.300 barel, yang merupakan sumur pertama dari proyek ini," ujar Arifin dalam keterangannya, Sabtu (10/8/2024).
Lapangan Banyu Urip saat ini berkontribusi 25% produksi migas nasional. Kegiatan pemboran sumur infill dan clastic ini diperkirakan dapat menambah produksi sekitar 40-60 juta barel dengan rata-rata produksi 20.000 hingga 30.000 barel per hari.
"Di lapisan infill ini diperkirakan akan tambahan kurang lebih 40-60 juta barel, kita ambil dulu untuk menahan penurunan atau decline dan yang kita ambil hari ini dari sumur B-13 sebesar 13.300 barel dan kelihatannya masih bisa lebih," jelas Arifin.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, setelah sumur pertama B13 berproduksi diharapkan kuartal IV-2024, sumur kedua yaitu sumur B12 menyusul onstream sesuai target Work Program & Budget (WP&B).
"Diharapkan dari dua sumur ini dapat memberikan kontribusi produksi rata-rata tahunan sebesar kurang lebih 9.285 BOPD di tahun 2024. SKK Migas berharap BUIC tetap dapat memberikan kontribusi yang sama sesuai yang sudah di targetkan dalam WP&B 2024," ujar Dwi.
Setelah sumur pertama dan kedua onstream, tiga sumur lainnya dari proyek ini, yaitu Sumur C13, C14, dan C19 ditargetkan untuk onstream pada kuartal I-2026. "Proyek BUIC ini diharapkan akan mencapai produksi puncak pada tahun 2027 dengan level produksi 19.000 BOPD," papar Dwi.
Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) ditargetkan memproduksi tambahan minyak sebesar 42,92 juta barel (MMBO) dari 7 sumur yang terdiri dari 5 sumur infill dan 2 sumur clastic. Sebanyak 6 sumur akan tajak di 2024 dan 1 sumur akan tajak di 2025.
"Minyak perdana ini merupakan minyak yang diproduksikan dari sumur B13 sebesar 13.300 barel, yang merupakan sumur pertama dari proyek ini," ujar Arifin dalam keterangannya, Sabtu (10/8/2024).
Lapangan Banyu Urip saat ini berkontribusi 25% produksi migas nasional. Kegiatan pemboran sumur infill dan clastic ini diperkirakan dapat menambah produksi sekitar 40-60 juta barel dengan rata-rata produksi 20.000 hingga 30.000 barel per hari.
"Di lapisan infill ini diperkirakan akan tambahan kurang lebih 40-60 juta barel, kita ambil dulu untuk menahan penurunan atau decline dan yang kita ambil hari ini dari sumur B-13 sebesar 13.300 barel dan kelihatannya masih bisa lebih," jelas Arifin.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, setelah sumur pertama B13 berproduksi diharapkan kuartal IV-2024, sumur kedua yaitu sumur B12 menyusul onstream sesuai target Work Program & Budget (WP&B).
"Diharapkan dari dua sumur ini dapat memberikan kontribusi produksi rata-rata tahunan sebesar kurang lebih 9.285 BOPD di tahun 2024. SKK Migas berharap BUIC tetap dapat memberikan kontribusi yang sama sesuai yang sudah di targetkan dalam WP&B 2024," ujar Dwi.
Setelah sumur pertama dan kedua onstream, tiga sumur lainnya dari proyek ini, yaitu Sumur C13, C14, dan C19 ditargetkan untuk onstream pada kuartal I-2026. "Proyek BUIC ini diharapkan akan mencapai produksi puncak pada tahun 2027 dengan level produksi 19.000 BOPD," papar Dwi.
(fjo)