Meroket, Pembiayaan Utang per Juli Capai Rp519,2 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, pembiayaan utang Indonesia melalui surat berharga negara (SBN) yang tercatat hingga Juli 2020 mengalami peningkatan signifikan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembiayaan utang tercatat sebesar Rp519,2 triliun atau naik 118% dibandingkan tahun lalu.
(Baca Juga: Boncos! Defisit APBN Bakal Terus Melebar hingga 6,34% PDB)
"Pembiayaan utang tersebut bersumber dari penerbitan surat berharga negara (SBN) dan pinjaman," ujar Sri Mulyani Mulyani dalam konferensi APBN KiTa, Selasa (25/8/2020).
Dia melanjutkan, pasar SBN masih menunjukkan tren perbaikan antara lain ditandai dengan yield SBN dan credit default swap yang terus menurun, penawaran SBN yang cukup tinggi di setiap lelang, serta aliran modal asing yang mulai masuk kembali.
"APBN akan terus melaksanakan fungsinya sebagai upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini dan pemulihan. Baik dari sisi penerimaaan seperti insentif di bidang perpajakan maupun dari sisi belanja, baik itu belanja bansos, Kementerian Lembaga dan transfer daerah. Untuk mengembalikan konsumsi masyarakat dan mengembalikan confident investasi," tambah Menkeu.
(Baca Juga: Ambyar, Sri Mulyani Akui Asumsi Makro Banyak Meleset)
Sri Mulyani menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk merespons pandemi dengan prudent dan penuh kewaspadaan sehingga kebijakan yang ditempuh dapat lebih terarah dan terukur."Untuk menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh di tengah tekanan global dan ketidakpastian akibat pandemi," tandasnya.
(Baca Juga: Boncos! Defisit APBN Bakal Terus Melebar hingga 6,34% PDB)
"Pembiayaan utang tersebut bersumber dari penerbitan surat berharga negara (SBN) dan pinjaman," ujar Sri Mulyani Mulyani dalam konferensi APBN KiTa, Selasa (25/8/2020).
Dia melanjutkan, pasar SBN masih menunjukkan tren perbaikan antara lain ditandai dengan yield SBN dan credit default swap yang terus menurun, penawaran SBN yang cukup tinggi di setiap lelang, serta aliran modal asing yang mulai masuk kembali.
"APBN akan terus melaksanakan fungsinya sebagai upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini dan pemulihan. Baik dari sisi penerimaaan seperti insentif di bidang perpajakan maupun dari sisi belanja, baik itu belanja bansos, Kementerian Lembaga dan transfer daerah. Untuk mengembalikan konsumsi masyarakat dan mengembalikan confident investasi," tambah Menkeu.
(Baca Juga: Ambyar, Sri Mulyani Akui Asumsi Makro Banyak Meleset)
Sri Mulyani menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk merespons pandemi dengan prudent dan penuh kewaspadaan sehingga kebijakan yang ditempuh dapat lebih terarah dan terukur."Untuk menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh di tengah tekanan global dan ketidakpastian akibat pandemi," tandasnya.
(fai)