Sinyal Baru Pelemahan Ekonomi China Masih Terlihat

Kamis, 15 Agustus 2024 - 13:11 WIB
loading...
Sinyal Baru Pelemahan...
Serangkaian indikator suram baru-baru ini telah menumpulkan ekspektasi terhadap kinerja ekonomi China pada bulan Juli. Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - Serangkaian indikator suram baru-baru ini telah menumpulkan ekspektasi terhadap kinerja ekonomi China pada bulan Juli. Sinyal buruk untuk sisa tahun 2024, menunjukkan perlunya lebih banyak stimulus untuk membuat ekonomi terbesar kedua di dunia kembali pada jalur perbaikan.

Para pejabat terkait terbebani untuk membuat strategi lanjutan, dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi China senilai USD19 triliun. Pemulihan ekonomi China pasca-pandemi diyakini gagal terwujud pada tahun 2023, namun pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran level 5% tahun ini.



Data terbaru menunjukkan awal yang sulit pada kuartal kedua di 2024. Pada hari Selasa, kemarin, data bank sentral menunjukkan pinjaman baru perbankan menyusut pada bulan Juli ke level terendah dalam 15 tahun.

Sementara yang menjadi pengukur utama lainnya menunjukkan pertumbuhan ekspor melambat dan aktivitas pabrik merosot karena produsen bergulat dengan permintaan domestik yang belum memanas.



Ekonomi China melambat dari yang diperkirakan pada kuartal kedua, tumbuh 4,7% dari tahun sebelumnya, karena konsumen yang waspada tetap enggan untuk berbelanja. Ditambah hubungan perdagangan dengan pasar utama menjadi lebih tegang, menunjukkan periode kelesuan yang berkepanjangan semakin mungkin terjadi.

"Konsensus pasar akan bergerak ke sisi kiri dari target pertumbuhan 'sekitar 5%', karena ekonomi melambat pada bulan Juli dan rencana kuat untuk mendukung ekonomi tampaknya hilang," kata Xu Tianchen, ekonom senior di Economist Intelligence Unit.

Diproyeksikan juga olehnya bahwa ekonomi China akan tumbuh pada posisi 4,7%, yang sudah diramalkan sejak Maret. Pada hari ini Kamis (15/8/2024), China dijadwalkan bakal merilis serangkaian data aktivitas ekonomi.

Ekonom yang disurvei oleh jajak pendapat Reuters memperkirakan, bahwa penjualan ritel tumbuh 2,6% year-on-year bulan lalu, versus 2,0% pada bulan Juni. Sedangkan output industri diperkirakan tumbuh lebih lambat dan investasi cenderung bergerak mendatar.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1046 seconds (0.1#10.140)