Merdeka! Wirausaha Perempuan Bandung Jauhi Bank Emok Dekati Mekaar
loading...
A
A
A
“Keberhasilan program Mekaar dalam meningkatkan kesejahteraan nasabah yang tercermin dari meningkatnya indikator ekonomi, sosial dan lingkungan tidak terlepas dari kemampuan program ini dalam mereaktualisasi budaya bangsa menjadi kultur yang produktif. Salah satu kunci suksesnya adalah pemahaman terhadap potensi lokal dan pelaksanaan mekanisme dari bawah ke atas atau bottom up dalam setiap program dan kegiatannya,” papar Dodot.
Sartika Apriliani, nasabah PNM Mekaar Cabang Bandung merasa beruntung bisa jauh-jauh dari bank emok dan gabung pada kelompok Mekaar. Ia adalah bagian dari 15,2 juta nasabah PNM Mekaar yang terbantu peningkatan usahanya.
Bank Emok merupakan istilah di Jawa Barat untuk sistem utang piutang yang dijalankan oleh perorangan maupun lembaga dengan persyaratan mudah dan pencairan cepat namun mengenakan bunga tinggi.
Emok adalah kosa kata dalam bahasa Sunda yang berarti posisi duduk bersimpuh perempuan. Dinamai demikian karena biasa menyasar kaum perempuan. Praktik sistem ini mendapat julukan yang berbeda di setiap daerah, ada disebut Bank Plecit, Bank Thitil, Bank Keliling, Bank Jongkok, dan lain-lain.
Ketua Kelompok Mekaar, Sartika yang memiliki bisnis warung sembako ini merasa bersyukur dipercaya sebagai ketua kelompok. Ia merasa bisa membantu nasabah lain dalam upaya mendapatkan modal kerja.
“Bukan cuma modal usaha yang diberikan Mekaar, tapi juga pelatihan dan pendampingan usaha. Sejak 2016 saya bergabung menjadi nasabah Mekaar, saya merasakan usaha saya stabil dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga,” papar Ibu berusia 33 tahun ini.
Ia merasa senang dengan pinjaman tanpa jaminan yang diberikan program Mekaar dan ia berharap semakin banyak ibu-ibu lain terbantu juga dan dapat menjauhi lilitan bank emok.
“Jauh-jauh dengan bank emok yang menjerat, kita maunya dekat dengan program Mekaar yang tidak hanya memberikan modal finansial, tetapi juga modal intelektual dan modal sosial. Jika kita ingin merdeka sesungguhnya gabung program Mekaar,” pungkas Sartika.
Sartika Apriliani, nasabah PNM Mekaar Cabang Bandung merasa beruntung bisa jauh-jauh dari bank emok dan gabung pada kelompok Mekaar. Ia adalah bagian dari 15,2 juta nasabah PNM Mekaar yang terbantu peningkatan usahanya.
Bank Emok merupakan istilah di Jawa Barat untuk sistem utang piutang yang dijalankan oleh perorangan maupun lembaga dengan persyaratan mudah dan pencairan cepat namun mengenakan bunga tinggi.
Emok adalah kosa kata dalam bahasa Sunda yang berarti posisi duduk bersimpuh perempuan. Dinamai demikian karena biasa menyasar kaum perempuan. Praktik sistem ini mendapat julukan yang berbeda di setiap daerah, ada disebut Bank Plecit, Bank Thitil, Bank Keliling, Bank Jongkok, dan lain-lain.
Ketua Kelompok Mekaar, Sartika yang memiliki bisnis warung sembako ini merasa bersyukur dipercaya sebagai ketua kelompok. Ia merasa bisa membantu nasabah lain dalam upaya mendapatkan modal kerja.
“Bukan cuma modal usaha yang diberikan Mekaar, tapi juga pelatihan dan pendampingan usaha. Sejak 2016 saya bergabung menjadi nasabah Mekaar, saya merasakan usaha saya stabil dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga,” papar Ibu berusia 33 tahun ini.
Ia merasa senang dengan pinjaman tanpa jaminan yang diberikan program Mekaar dan ia berharap semakin banyak ibu-ibu lain terbantu juga dan dapat menjauhi lilitan bank emok.
“Jauh-jauh dengan bank emok yang menjerat, kita maunya dekat dengan program Mekaar yang tidak hanya memberikan modal finansial, tetapi juga modal intelektual dan modal sosial. Jika kita ingin merdeka sesungguhnya gabung program Mekaar,” pungkas Sartika.
(akr)