KPC Jaga Keberlanjutan Hunian Orang Utan lewat Proses Reklamasi

Jum'at, 30 Agustus 2024 - 20:27 WIB
loading...
KPC Jaga Keberlanjutan...
KPC memastikan kegiatan reklamasi dilakukan ekspansif untuk rumah baru bagi orang utan. FOTO/Ilustrasi/Dok. iNews
A A A
JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bersama anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC), melestarikan habitat dan menyediakan rumah baru bagi orang utan di lahan pascatambang melalui proses reklamasi.

Konservasi orang utan dinilai penting tidak hanya karena merupakan satwa yang dilindungi, tapi juga karena perannya sebagai penjaga keseimbagan alam dan keanekaragaman hayati. Satwa ini memiliki kontribusi signifikan dalam mendukung keberlangsungan hidup spesies lain di wilayah jelajahnya.

"Orang utan disebut umbrella species karena Orang utan menjaga keseimbangan ekosistem keadaan hutan dan menjadi penyebar biji-bijian. Sangat luar biasa peran orang utan sebagai satwa endemik," kata Manager Environment KPC Kiagus Nirwan dalam keterangannya, Jumat (30/8/2024).



Nirwan di sela-sela kegiatan BUMI pada perhelatan Festival LIKE 2 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pertengahan Agustus lalu menegaskan, KPC memastikan kegiatan reklamasi dilakukan ekspansif untuk rumah baru bagi orang utan. Keberlanjutan populasi orang utan yang berperan vital sebagai umbrella species di ekosistemnya, dianggap layak menjadi salah satu perhatian utama.

Reklamasi tambang adalah proses untuk merestorasi dan merehabilitasi lahan yang digunakan dalam aktivitas pertambangan. Proses ini bertujuan mengurangi dampak yang ditimbulkan pada lingkungan yang telah dieksploitasi, sehingga kondisi tanah, air, dan vegetasi, serta fungsi ekosistem yang pernah terganggu dapat dipulihkan kembali.

Nirwan menjelaskan, untuk mewujudkan ekosistem reklamasi yang siap menjadi penyangga kehidupan bagi orang utan, secara berkelanjutan tim KPC melaksanakan pengayaan jenis tumbuhan sarang dan pakan satwa. "Setiap hektare lahan ditanam 833 bibit yang terdiri atas 16 jenis tanaman, dan sebanyak 20 persennya merupakan tanaman pakan yang berperan penting untuk menjaga keanekaragaman hayati," jelasnya.

Nirwan menambahkan, KPC juga memiliki tim khusus penyelamatan satwa yang terdiri dari dokter hewan, satgas satwa, serta personel yang siap 24 jam untuk menerima laporan jika terdapat konflik dengan orang utan. Dia mengatakan, tim ini telah melakukan penyelamatan atau translokasi sekitar 151 individu orang utan.



"Monitoring berkala juga dilakukan sebagai bagian penting di dalam kegiatan operasional untuk memastikan keanekaragaman hayati tetap bisa berjalan dengan baik, seiring dengan proses reklamasi tambang," paparnya.

Berdasarkan pemantauan lapangan, lanjut dia, teridentifikasi sekitar 400-500 individu orang utan di area konsesi KPC. Populasi mereka diawasi melalui penggunaan drone dan aplikasi citra satelit untuk mengetahui secara akurat serta memitigasi keberadaan sarang orang utan di kawasan operasional.

Untuk diketahui, wilayah operasional KPC meliputi Sangatta dan Bengalon diapit dua kawasan konservasi yang bernilai keanekaragaman hayati tinggi, yakni Taman Nasional Kutai dan Kawasan Mangrove sepanjang pesisir Pantai Selat Makassar. Dalam menjaga kawasan tersebut, KPC bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kutai, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, juga Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan.

"BUMI bersama KPC berkomitmen agar area reklamasi dapat menjadi rumah baru bagi orang utan dan berharap pengelolaan kawasan konservasi ini dapat sejalan dengan program nasional sehingga menjadi lebih efisien dan efektif," ujar VP Investor Relations & Chief Economist BUMI Achmad Reza Widjaja.

Dalam jangka panjang, kata dia, hal ini untuk memastikan keberlanjutan perusahaan yang tidak hanya memberi dampak positif secara ekonomi bagi masyarakat, tapi juga berdampak positif secara sosial dan lingkungan.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1772 seconds (0.1#10.140)