Lupakan Minyak, Nilai Proyek Visi 2030 Arab Saudi Tembus Rp20.008 Triliun

Selasa, 10 September 2024 - 16:00 WIB
loading...
Lupakan Minyak, Nilai...
Knight Frank mencatat volume proyek mengalami kenaikan 4% dibandingkan tahun lalu. Termasuk di antaranya, lebih dari satu juta unit hunian dan mega proyek seperti Neom di pantai Laut Merah. Foto/Dok Reuters
A A A
JAKARTA - Arab Saudi sudah meluncurkan proyek real estate dan infrastruktur senilai USD1,3 triliun yang setara Rp20.008 triliun (Kurs Rp15.390 per USD) selama delapan tahun terakhir sebagai bagian dari Proyek Visi 2030 . Saudi rencananya bakal mendiversifikasi ekonomi dari minyak mentah dan membuat Arab Saudi menjadi tempat yang lebih menarik untuk tinggal, bekerja dan tujuan wisata.



Knight Frank mencatat volume proyek mengalami kenaikan 4% dibandingkan tahun lalu. Termasuk di antaranya, lebih dari satu juta unit hunian dan mega proyek seperti Neom di pantai Laut Merah, seperti disampaikan salah satu konsultan real estat independen yang berbasis di London.

Dalam laporan Giga Saudi terbarunya, tercatat ada kontrak real estat senilai USD164 miliar sejak 2016, saat Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman mengungkapkan, strategi untuk membuat negara itu lepas dari ketergantungan terhadap minyak mentah.



Disebut bahwa bagian terbesar dari uang tersebut yakni mencapai USD28,7 miliar telah masuk ke Neom. Pengeluaran terbesar dipakai untuk pengembangan The Line yakni sepasang menara berlapis cermin yang pada akhirnya diperkirakan akan membentang sepanjang sekitar 105 mil.

Proyek lain dengan pembiayaan terbesar lainnya hingga saat ini termaduk National Housing Co. dengan USD12 miliar, pengembangan Gerbang Diriyah senilai USD9 miliar dan kota hiburan Qiddiya di Riyadh yang diproyeksikan oleh Knight Frank, hampir mencapai USD7 miliar.

Pasar Konstruksi Terbesar

Sementara itu banyak mega proyek masih jauh dari selesai dan diproyeksi bakal dihadapkan berbagai tantangan, seperti di antaranya rantai pasokan, tenaga kerja, dan biaya dalam upaya untuk memenuhi target.

Sebagian besar perkembangan akan dilakukan antara tahun 2028 dan 2030, dan Arab Saudi akan menjadi pasar konstruksi terbesar di dunia menjelang tenggat waktu tersebut.

Riyadh tetap menjadi titik fokus, dengan kontrak proyek yang diberikan hingga saat ini menyentuh sekitar USD35 miliar. Ibu kota Arab Saudi itu diperkirakan akan menambah hampir 29.000 kamar hotel, 4,6 juta meter persegi ruang kantor dan 340.000 rumah pada awal dekade berikutnya, menurut Knight Frank.

Lebih lanjut akan ada "banyak perkembangan baru", kata perusahaan itu, saat Riyadh bersiap untuk menjadi tuan rumah World Expo pada tahun 2030 dan Piala Dunia FIFA pada tahun 2034.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1826 seconds (0.1#10.140)