Negara NATO Turki Kepincut Gabung BRICS, AS Beri Respons Tak Terduga

Rabu, 11 September 2024 - 10:19 WIB
loading...
Negara NATO Turki Kepincut...
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum mereka berfoto bersama pada pertemuan BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Juli 2018. FOTO/AP Photo
A A A
JAKARTA - Sekutu utama NATO Turki, Amerika Serikat (AS) sejauh ini masih bungkam mengenai niat Turki untuk bergabung dengan aliansi BRICS. Namun, seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih memecah kebisuan tentang masalah ini.

Berbicara kepada Voice of America edisi Turki, juru bicara tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa AS percaya bahwa negara-negara dapat memilih sendiri negara-negara dan kelompok-kelompok yang akan menjalin hubungan dengan mereka.

Pernyataan singkat tersebut muncul setelah komentar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengenai masalah ini, di mana ia mengatakan bahwa Turki akan tetap menjadi sekutu penting AS.

Baca Juga: 159 Negara Siap Ceraikan Dolar AS, Gabung Sistem Pembayaran BRICS

Duta Besar AS untuk Ankara, Jeff Flake, yang meninggalkan jabatannya bulan ini, menyatakan harapannya agar Turki tidak bergabung dengan BRICS dalam sebuah wawancara pada bulan Juni lalu. Namun, Flake menambahkan bahwa langkah seperti itu tidak akan mengubah keberpihakan Ankara kepada Barat.

"Saya rasa mereka menyadari bahwa ekonomi Rusia sedang beralih ke ekonomi masa perang. Tidak banyak masa depan di sana, terutama dengan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh Barat," kata Flake kepada Reuters pada Juni.

Rusia mengatakan bahwa negara-negara anggota BRICS akan mempertimbangkan aplikasi resmi Turki untuk keanggotaan penuh.

"Turki telah mengajukan permohonan keanggotaan penuh. Kami akan mempertimbangkan tawaran ini," kata ajudan Kremlin Yury Ushakov kepada para wartawan di Vladivostok, dilansir dari Daily Sabah, Rabu (11/9/2024).

Seorang juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang berkuasa di Turki mengkonfirmasi niatnya untuk bergabung dengan BRICS pada awal minggu ini, dan menambahkan bahwa belum ada tindakan konkret yang diambil.

Dorongan diplomatik baru negara ini mencerminkan aspirasi untuk membina hubungan dengan semua pihak di dunia yang multipolar sambil tetap memenuhi kewajibannya sebagai anggota utama NATO, sumber-sumber mengatakan kepada Bloomberg awal minggu ini.

Berada di antara Eropa dan Asia, TĂĽrkiye mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS beberapa bulan yang lalu di tengah-tengah rasa frustasi karena kurangnya kemajuan dalam upayanya selama beberapa dekade untuk bergabung dengan Uni Eropa, sumber-sumber tersebut menambahkan.

Aksesi Turki ke Uni Eropa pada dasarnya telah dibekukan sejak tahun 2005, dengan pembicaraan diblokir karena apa yang disebut Ankara sebagai alasan dipolitisasi, yaitu kebuntuan di Siprus yang terpecah secara etnis.

Tawaran ini juga merupakan hasil dari perpecahan dengan sesama anggota NATO setelah Turki mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, orang-orang menambahkan.

“Turki dapat menjadi negara yang kuat, makmur, bergengsi dan efektif jika meningkatkan hubungannya dengan Timur dan Barat secara bersamaan,” kata Erdogan di Istanbul pada akhir pekan lalu. “Metode lain selain ini tidak akan menguntungkan Türkiye, namun justru akan merugikannya.”

Baca Juga: Ukraina Nyatakan Rudal Iran di Rusia Adalah Target Sah

Kelompok BRICS, yang dinamai berdasarkan nama Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan, mencakup beberapa negara berkembang terbesar. Pada awal tahun ini, BRICS memiliki empat anggota baru: Iran, Uni Emirat Arab (UEA), Ethiopia, dan Mesir.

BRICS memuji dirinya sendiri sebagai alternatif dari lembaga-lembaga yang didominasi Barat seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Anggota-anggota baru dapat mengakses pembiayaan melalui bank pembangunan dan memperluas hubungan politik dan perdagangan mereka.

Partai AK telah lama menuduh negara-negara Barat menggagalkan aspirasi Turki untuk memiliki industri pertahanan yang mandiri dan ekonomi yang kuat. Turki percaya bahwa bergabung dengan negara-negara BRICS dapat membantu negara ini meningkatkan kerja sama ekonominya dengan Rusia dan Cina serta menjadi penghubung perdagangan antara Uni Eropa dan Asia. Turki juga ingin menjadi pusat ekspor gas dari Rusia dan Asia Tengah.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1474 seconds (0.1#10.140)