Menyelamatkan Ekonomi China dari Kejatuhan, Bank Sentral Siapkan Stimulus Jumbo
loading...
A
A
A
BEIJING - Bank Sentral China meluncurkan paket stimulus terbaru dengan tujuan menghidupkan kembali ekonomi di tengah banyaknya tekanan. Gubernur People's Bank of China (PBOC) Pan Gongsheng mengumumkan, rencana untuk menurunkan biaya pinjaman dan memungkinkan bank untuk meningkatkan pinjaman mereka.
Langkah ini dilakukan setelah serangkaian data ekonomi China yang mengecewakan menurunkan ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir. Diramalkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu bakal melesat dari target pertumbuhan 5% di tahun 2024.
Bursa saham di Asia melonjak setelah pengumuman Pan. Berbicara pada konferensi pers yang jarang dilakukan sebelumnya bersama pejabat dari dua regulator keuangan lainnya, Pan mengatakan bank sentral akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dipegang bank sebagai cadangan - atau yang dikenal sebagai rasio persyaratan cadangan (RRR).
RRR awalnya akan dipotong setengah poin secara persentase, dalam langkah yang diperkirakan akan membebaskan sekitar 1 triliun yuan (USD142 miliar).
Pan menambahkan, bahwa pemotongan lain kemungkinan bakal dilakukan pada akhir tahun ini. Kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan pasar properti China yang sedang dilanda krisis disiapkan, termasuk pemotongan suku bunga untuk hipotek dan menurunkan uang muka minimum untuk semua jenis rumah menjadi 15%.
Seperti diketahui Industri real estate China sedang berjuang dengan penurunan tajam sejak 2021. Beberapa pengembang properti runtuh, meninggalkan sejumlah besar rumah yang tidak terjual dan proyek pembangunan yang mangkrak.
Langkah-langkah stimulus ekonomi terbaru PBOC datang hanya beberapa hari setelah Federal Reserve AS (bank sentral Amerika) menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun dengan pemotongan yang lebih besar dari biasanya.
Berita tersebut mendorong harga saham naik, dengan indeks saham terkemuka di Shanghai dan Hong Kong mengakhiri hari lebih tinggi melebihi 4%.
Langkah ini dilakukan setelah serangkaian data ekonomi China yang mengecewakan menurunkan ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir. Diramalkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu bakal melesat dari target pertumbuhan 5% di tahun 2024.
Bursa saham di Asia melonjak setelah pengumuman Pan. Berbicara pada konferensi pers yang jarang dilakukan sebelumnya bersama pejabat dari dua regulator keuangan lainnya, Pan mengatakan bank sentral akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dipegang bank sebagai cadangan - atau yang dikenal sebagai rasio persyaratan cadangan (RRR).
RRR awalnya akan dipotong setengah poin secara persentase, dalam langkah yang diperkirakan akan membebaskan sekitar 1 triliun yuan (USD142 miliar).
Pan menambahkan, bahwa pemotongan lain kemungkinan bakal dilakukan pada akhir tahun ini. Kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan pasar properti China yang sedang dilanda krisis disiapkan, termasuk pemotongan suku bunga untuk hipotek dan menurunkan uang muka minimum untuk semua jenis rumah menjadi 15%.
Seperti diketahui Industri real estate China sedang berjuang dengan penurunan tajam sejak 2021. Beberapa pengembang properti runtuh, meninggalkan sejumlah besar rumah yang tidak terjual dan proyek pembangunan yang mangkrak.
Langkah-langkah stimulus ekonomi terbaru PBOC datang hanya beberapa hari setelah Federal Reserve AS (bank sentral Amerika) menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun dengan pemotongan yang lebih besar dari biasanya.
Berita tersebut mendorong harga saham naik, dengan indeks saham terkemuka di Shanghai dan Hong Kong mengakhiri hari lebih tinggi melebihi 4%.
(akr)