Resmi Daftar BRICS, Indonesia Buka Opsi Impor Minyak dari Rusia

Jum'at, 01 November 2024 - 20:07 WIB
loading...
Resmi Daftar BRICS,...
Indonesia membuka peluang impor minyak dari negara-negara BRICS sebagai blok kerja sama ekonomi yang diperkuat China dan Rusia. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia membuka opsi impor minyak hingga gandum dari negara-negara BRICS . Hal itu diungkapkan Airlangga saat merespons soal keuntungan sebagai mitra dan secara resmi telah menyampaikan keinginan untuk bergabung dengan BRICS sebagai blok kerja sama ekonomi yang diperkuat China dan Rusia.

Airlangga awalnya mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah memfinalisasi perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia-EAEU FTA atau IEAEU-FTA). Ia pun berharap finalisasi penyusunan perundingan tersebut dapat rampung pada kuartal I-2025 mendatang.

"Kalau itu berarti market terbuka. Jadi bukan hanya itu (minyak) tetapi juga untuk gandum dan untuk yang lain," ujar Airlangga ketika ditemui di kantornya, Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (1/11/2024).



Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana sebelumnya mengungkapkan bahwa Indonesia bisa mendapatkan sejumlah manfaat jika bergabung dalam forum BRICS. "Menurut saya bagus juga Indonesia bergabung dengan BRICS agar Indonesia tidak didominasi oleh negara-negara OECD," ujarnya.

Hikmahanto berpendapat, pemerintah Indonesia mungkin melihat OECD sudah tidak sekuat di masa lalu. Oleh karena itu, Indonesia dinilai perlu masuk ke BRICS yang memiliki kekuatan pasar sangat luar biasa dan mampu menjadi penyeimbang OECD.

"Belum lagi Indonesia menjadi importir besar BBM yang disuling. Nah, AS kan tidak membolehkan Indonesia untuk membeli minyak dari Rusia karena serangan Rusia ke Ukraina. Padahal Rusia karena di embargo oleh negara-negara OECD maka mereka tidak punya pembeli dan bersedia untuk menjual dengan murah," kata dia.



"Kalau kita di BRICS kendala seperti ini akan tidak ada. Belum lagi dunia saat ini kan punya ketergantungan pada dolar AS. Sementara BRICS akan memperkenalkan mata uang di luar dolar AS," jelasanya.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3021 seconds (0.1#10.140)