Curi Perhatian Ratusan Investor, 4 Startup Finalis Grab Ventures Velocity Ikuti Coaching Intensif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Digelar sejak 2018, program pembinaan dan akselerator startup Grab Ventures Velocity (GVV) tahun ini mengusung tema “Catalyzing Indonesian Startups for Sustainable Success” yang berfokus pada sektor teknologi , terutama kesehatan dan makanan, serta ESG.
Dari lebih dari 200 startup yang mendaftar di program GVV, ada empat startup yakni Arummi, Blitz, DOOgether, dan Surplus yang berhasil dinobatkan sebagai finalis GVV Batch 7.
Keempat startup ini tak hanya berkesempatan untuk memperkenalkan bisnisnya di hadapan lebih dari 100 investor potensial, namun juga mendapatkan bimbingan intensif, akses terhadap jaringan yang luas, peluang pengembangan dan pendanaan bisnis, hingga pemanfaatan Grab dan OVO untuk mengembangkan bisnisnya.
"Program Grab Ventures Velocity (GVV) merupakan salah satu manifestasi dari komitmen Grab untuk mendorong startup-startup baru di tanah air untuk membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan. Sejak pertama kali diadakan, GVV telah menjembatani 36 startup untuk memperoleh investor baru hingga bertukar gagasan terkait solusi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat," ujar Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia, Rivana Mezaya.
Sambungnya menerangkan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, diharapkan keempat startup finalis GVV Batch 7 tak hanya dapat mengembangkan bisnisnya, namun juga mendorong startup lainnya untuk terus berinovasi lewat pemanfaatan teknologi.
CEO Surplus, salah satu startup finalis GBB Batch 7 mengungkapkan, bahwa mendapatkan jaringan yang luas dan terintegrasi menjadi salah satu alasannya mengikuti GVV.
“Di tengah tantangan tech winter yang sulit dihindari, bergabung dengan GVV menjadi langkah strategis bagi Surplus Indonesia. Sebagai pionir di startup circular economy, ekosistem GVV yang luas dan terintegrasi, memberikan kami akses penting ke peluang pendanaan yang kami butuhkan untuk bertahan dan berkembang,” tutup CEO Surplus, Muhammad Agung Saputra.
Program GVV secara konsisten mendukung pertumbuhan startup di Indonesia. Hingga saat ini, 86% dari alumni GVV masih terus beroperasi. Ini menunjukkan ketangguhan dan daya saing dari para startup binaan GVV. Dengan dukungan yang kuat dari ekosistem Grab, GVV berkomitmen untuk terus melahirkan startup-startup berkualitas yang mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Tahun ini, GVV mewadahi empat startup yang konsisten mempromosikan sustainability dalam pengembangan bisnisnya. Mulai dari Arummi yang memproduksi alternatif susu berbasis tanaman, Blitz yang menghadirkan jasa logistik menggunakan kendaraan elektrik, DOOgether yang menawarkan akses dan solusi untuk gaya hidup sehat, hingga Surplus yang berfokus pada pengurangan limbah makanan dari industri.
Popularitasnya semakin meningkat setelah Mikael Jasin, seorang barista ternama, menggunakan Arummi dalam minuman khasnya dan memenangkan Kejuaraan Barista Dunia 2024. Selain rasanya yang disukai, Arummi berfokus pada keberlanjutan dengan mendukung petani lokal dan reboisasi di Kalimantan. Saat ini, Arummi dapat ditemukan di lebih dari 800 kedai kopi dan 700+ toko offline di seluruh Indonesia.
Melalui integrasi ini, DOOgether membantu mitranya dalam menyederhanakan operasi dan memberikan pengalaman yang konsisten bagi pelanggan.
Selain membantu bisnis mengurangi jejak karbon, Blitz juga mendukung pengembalian modal yang tinggi bagi investor melalui pertumbuhan pendapatan yang cepat.
Hingga saat ini, Surplus telah berhasil mengalihkan lebih dari 500 ton produk dari potensi pemborosan, mencegah kerugian finansial hingga mendekati USD750 ribu, dan turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon sekitar 10.000 ton CO2.
Dari lebih dari 200 startup yang mendaftar di program GVV, ada empat startup yakni Arummi, Blitz, DOOgether, dan Surplus yang berhasil dinobatkan sebagai finalis GVV Batch 7.
Keempat startup ini tak hanya berkesempatan untuk memperkenalkan bisnisnya di hadapan lebih dari 100 investor potensial, namun juga mendapatkan bimbingan intensif, akses terhadap jaringan yang luas, peluang pengembangan dan pendanaan bisnis, hingga pemanfaatan Grab dan OVO untuk mengembangkan bisnisnya.
"Program Grab Ventures Velocity (GVV) merupakan salah satu manifestasi dari komitmen Grab untuk mendorong startup-startup baru di tanah air untuk membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan. Sejak pertama kali diadakan, GVV telah menjembatani 36 startup untuk memperoleh investor baru hingga bertukar gagasan terkait solusi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat," ujar Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia, Rivana Mezaya.
Sambungnya menerangkan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, diharapkan keempat startup finalis GVV Batch 7 tak hanya dapat mengembangkan bisnisnya, namun juga mendorong startup lainnya untuk terus berinovasi lewat pemanfaatan teknologi.
CEO Surplus, salah satu startup finalis GBB Batch 7 mengungkapkan, bahwa mendapatkan jaringan yang luas dan terintegrasi menjadi salah satu alasannya mengikuti GVV.
“Di tengah tantangan tech winter yang sulit dihindari, bergabung dengan GVV menjadi langkah strategis bagi Surplus Indonesia. Sebagai pionir di startup circular economy, ekosistem GVV yang luas dan terintegrasi, memberikan kami akses penting ke peluang pendanaan yang kami butuhkan untuk bertahan dan berkembang,” tutup CEO Surplus, Muhammad Agung Saputra.
Program GVV secara konsisten mendukung pertumbuhan startup di Indonesia. Hingga saat ini, 86% dari alumni GVV masih terus beroperasi. Ini menunjukkan ketangguhan dan daya saing dari para startup binaan GVV. Dengan dukungan yang kuat dari ekosistem Grab, GVV berkomitmen untuk terus melahirkan startup-startup berkualitas yang mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Tahun ini, GVV mewadahi empat startup yang konsisten mempromosikan sustainability dalam pengembangan bisnisnya. Mulai dari Arummi yang memproduksi alternatif susu berbasis tanaman, Blitz yang menghadirkan jasa logistik menggunakan kendaraan elektrik, DOOgether yang menawarkan akses dan solusi untuk gaya hidup sehat, hingga Surplus yang berfokus pada pengurangan limbah makanan dari industri.
Berikut profil singkat empat startup terpilih GVV Batch 7 tahun 2024:
1. Arummi
Arummi merevolusi pasar non-susu dengan susu kacang mete yang berbahan dasar kacang mete lokal. Didirikan pada tahun 2022, Arummi diinisiasi oleh dua orang sahabat yang ingin menyediakan alternatif sehat dari produk susu bagi 90% orang Asia Tenggara yang memiliki intoleransi laktosa.Popularitasnya semakin meningkat setelah Mikael Jasin, seorang barista ternama, menggunakan Arummi dalam minuman khasnya dan memenangkan Kejuaraan Barista Dunia 2024. Selain rasanya yang disukai, Arummi berfokus pada keberlanjutan dengan mendukung petani lokal dan reboisasi di Kalimantan. Saat ini, Arummi dapat ditemukan di lebih dari 800 kedai kopi dan 700+ toko offline di seluruh Indonesia.
2. Doogether
Doogether adalah platform olahraga dan kebugaran terkemuka di Indonesia yang memungkinkan pengguna untuk memesan lebih dari 300 fasilitas kebugaran dan mengelola 20+ arena olahraga. Pada Agustus 2022, DOOgether memperkenalkan DOOspace yang bertujuan meningkatkan layanan di fasilitas kebugaran dengan menjadikannya bagian dari ekosistem DOOspace.Melalui integrasi ini, DOOgether membantu mitranya dalam menyederhanakan operasi dan memberikan pengalaman yang konsisten bagi pelanggan.
3. Blitz
Diluncurkan pada tahun 2022 oleh Saivya Chauhan, Blitz hadir sebagai pembangun ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Lewat strategi logistik pengiriman instan, Blitz bertujuan mempercepat adopsi EV secara luas. Blitz fokus pada layanan pengiriman jarak dekat dan instan dengan EV, memberikan solusi logistik yang berkelanjutan, dan memastikan para pekerja gig mendapat pendapatan layak serta akses pembiayaan EV.Selain membantu bisnis mengurangi jejak karbon, Blitz juga mendukung pengembalian modal yang tinggi bagi investor melalui pertumbuhan pendapatan yang cepat.
4. Surplus
Surplus adalah adalah platform recommerce yang mendukung pengurangan limbah dengan menjual kembali produk retur, barang dengan kerusakan kecil, dan stok berlebih yang masih dalam kondisi baik melalui penjualan clearance atau flash sale. Dengan tujuan keberlanjutan, Surplus juga mendukung ketahanan pangan bagi komunitas rentan, memastikan kebutuhan pokok sampai ke tangan yang membutuhkan.Hingga saat ini, Surplus telah berhasil mengalihkan lebih dari 500 ton produk dari potensi pemborosan, mencegah kerugian finansial hingga mendekati USD750 ribu, dan turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon sekitar 10.000 ton CO2.
(akr)