Realisasi Penerimaan Meleset, Insentif Pajak Jalan Terus
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan akan tetap menjalankan kebijakan insentif pajak meski realisasi penerimaan pajak tahun 2019 tidak sesuai target. Insentif pajak diyakini akan mendorong investasi dan pada akhirnya juga mendorong peningkatan penerimaan pajak.
"Kita tetap jalan insentif atau fasilitas pajak yang banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Salah satunya adalah fasilitas restitusi dipercepat," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (8/1/2020). (Baca Juga: Target Pajak Tak Pernah Tercapai dalam 10 Tahun Terakhir)
Dia mengatakan, percepatan restitusi pajak akan membuat perusahaan-perusahaan bisa menjaga arus kasnya di tengah besarnya tekanan ekonomi. "Kita ingin performa perusahaan-perusahaan tersebut bisa rebound pada tahun ini," jelasnya.
Dia menambahkan pemberian insentif tax holiday juga akan mendongrak pendapatan pemerintah melalui investasi yang masuk. Karena itu, dia berharap pelaku usaha segera merealisasikan rencana investasinya dalam waktu dekat.
"Untuk tax holiday sudah ada 65 komitmen dengan nilai investasi mencapai Rp1.102 triliun. Dari insentif tersebut diperkirakan akan menyerap 54.000 tenaga kerja," paparnya.
"Kita tetap jalan insentif atau fasilitas pajak yang banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Salah satunya adalah fasilitas restitusi dipercepat," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (8/1/2020). (Baca Juga: Target Pajak Tak Pernah Tercapai dalam 10 Tahun Terakhir)
Dia mengatakan, percepatan restitusi pajak akan membuat perusahaan-perusahaan bisa menjaga arus kasnya di tengah besarnya tekanan ekonomi. "Kita ingin performa perusahaan-perusahaan tersebut bisa rebound pada tahun ini," jelasnya.
Dia menambahkan pemberian insentif tax holiday juga akan mendongrak pendapatan pemerintah melalui investasi yang masuk. Karena itu, dia berharap pelaku usaha segera merealisasikan rencana investasinya dalam waktu dekat.
"Untuk tax holiday sudah ada 65 komitmen dengan nilai investasi mencapai Rp1.102 triliun. Dari insentif tersebut diperkirakan akan menyerap 54.000 tenaga kerja," paparnya.
(fjo)