KKP Akan Fokus Kembangkan Perikanan Budidaya di Mempawah
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan fokus membangun perikanan budidaya di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sebagai salah satu prioritas dalam lima tahun ke depan. Hal tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat berdialog dengan ratusan stakeholders di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat Kamis (9/1) lalu.
Edhy menilai Kabupaten Mempawah punya potensi perikanan budidaya yang bisa dioptimalkan bagi kepentingan ekonomi nasional dan daerah, terutama bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Namun demikian menurut Edhy, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sesegera mungkin, utamanya masalah logistik benih, ketersediaan pakan murah dan infrastruktur yang kurang memadai. Tiga hal tersebut menurutnya akan jadi fokus KKP ke depan.
"Masalah benih, pakan, infrastruktur, pembiayaan dan pasar adalah hal mendasar yang harus segera kita selesaikan. Saya targetkan masalah ini bisa clear dalam lima tahun kedepan. Bayangkan kita punya potensi budidaya yang cukup besar dan termanfaatkan baru 10% saja," ujar Edhy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/1/2020).
Tim dari KKP, kata dia, akan melakukan pendataan dan kajian sehingga ada fokus penyelesaian yang jelas dan terukur. Edhy menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, KKP akan fokus pada empat hal utama dalam pengembangan perikanan budidaya.
Pertama, menjamin kualitas induk dan benih termasuk memperbaiki tata kelola sistem logistiknya. "Saya mendengar bahwa ternyata para pembudidaya mendatangkan benih dari luar Pulau Kalimantan. Saya rasa ini mestinya tidak terjadi, kenapa kita tidak membangun hatchery yang mendekat ke sentral sentral produksi," ungkapnya.
KKP juga akan memfokuskan bagaimana logistik ini bisa efisien. Salah satunya dengan merevitalisasi Balai Benih Ikan, sehingga fungsinya dapat lebih produktif lagi.
Kedua, terkait masalah pakan. Menurutnya program Gerpari akan terus digenjot dan diperbesar sehingga dapat menjangkau sentral-sentral produksi. Hal lain, Edhy menambahkan bahwa terkait pasar, KKP akan memfasilitasi pembangunan coldstorage untuk menampung hasil produksi terutama saat harga pasar jatuh. Ini juga bisa mempermudah agar produk bisa langsung ekspor.
"Jadi saya minta nanti didata berapa jumlah pengolah dan kapasitasnya untuk memetakan kebutuhan sarana dan prasarananya," kata Edhy.
Sedangkan terkait pembiayaan, Edhy menegaskan bahwa saat ini pembiayaan dengan kredit lunak seperti KUR dapat dengan mudah diakses. Menurutnya saat ini bunga KUR sudah turun menjadi 6%, bahkan untuk pinjaman maksimal 50 juta sudah tidak lagi dikenakan persyaratan agunan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan meminta KKP memprioritaskan pembangunan perikanan di Kalimantan Barat. Menurutnya, dukungan Pemerintah Pusat sangat penting untuk menumbuhkembangkan sektor ini bagi perekonomian masyarakat.
"Kami atas nama masyatakat memohon dukungan dari KKP terutama dalam hal transfer teknologi, pakan, sarana dan prasarana, benih dan yang penting lagi bagaimana memfasilitasi agar akses pasar bisa terjamin," jelas Ria.
Edhy menilai Kabupaten Mempawah punya potensi perikanan budidaya yang bisa dioptimalkan bagi kepentingan ekonomi nasional dan daerah, terutama bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Namun demikian menurut Edhy, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sesegera mungkin, utamanya masalah logistik benih, ketersediaan pakan murah dan infrastruktur yang kurang memadai. Tiga hal tersebut menurutnya akan jadi fokus KKP ke depan.
"Masalah benih, pakan, infrastruktur, pembiayaan dan pasar adalah hal mendasar yang harus segera kita selesaikan. Saya targetkan masalah ini bisa clear dalam lima tahun kedepan. Bayangkan kita punya potensi budidaya yang cukup besar dan termanfaatkan baru 10% saja," ujar Edhy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/1/2020).
Tim dari KKP, kata dia, akan melakukan pendataan dan kajian sehingga ada fokus penyelesaian yang jelas dan terukur. Edhy menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, KKP akan fokus pada empat hal utama dalam pengembangan perikanan budidaya.
Pertama, menjamin kualitas induk dan benih termasuk memperbaiki tata kelola sistem logistiknya. "Saya mendengar bahwa ternyata para pembudidaya mendatangkan benih dari luar Pulau Kalimantan. Saya rasa ini mestinya tidak terjadi, kenapa kita tidak membangun hatchery yang mendekat ke sentral sentral produksi," ungkapnya.
KKP juga akan memfokuskan bagaimana logistik ini bisa efisien. Salah satunya dengan merevitalisasi Balai Benih Ikan, sehingga fungsinya dapat lebih produktif lagi.
Kedua, terkait masalah pakan. Menurutnya program Gerpari akan terus digenjot dan diperbesar sehingga dapat menjangkau sentral-sentral produksi. Hal lain, Edhy menambahkan bahwa terkait pasar, KKP akan memfasilitasi pembangunan coldstorage untuk menampung hasil produksi terutama saat harga pasar jatuh. Ini juga bisa mempermudah agar produk bisa langsung ekspor.
"Jadi saya minta nanti didata berapa jumlah pengolah dan kapasitasnya untuk memetakan kebutuhan sarana dan prasarananya," kata Edhy.
Sedangkan terkait pembiayaan, Edhy menegaskan bahwa saat ini pembiayaan dengan kredit lunak seperti KUR dapat dengan mudah diakses. Menurutnya saat ini bunga KUR sudah turun menjadi 6%, bahkan untuk pinjaman maksimal 50 juta sudah tidak lagi dikenakan persyaratan agunan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan meminta KKP memprioritaskan pembangunan perikanan di Kalimantan Barat. Menurutnya, dukungan Pemerintah Pusat sangat penting untuk menumbuhkembangkan sektor ini bagi perekonomian masyarakat.
"Kami atas nama masyatakat memohon dukungan dari KKP terutama dalam hal transfer teknologi, pakan, sarana dan prasarana, benih dan yang penting lagi bagaimana memfasilitasi agar akses pasar bisa terjamin," jelas Ria.
(fjo)